Dark/Light Mode

KIB Wujudkan Politik Persatuan Dalam Program

Kamis, 11 Agustus 2022 19:10 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa daftar bareng ke KPU sebagai peserta Pemilu 2024, Rabu (10/8)/Ist
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa daftar bareng ke KPU sebagai peserta Pemilu 2024, Rabu (10/8)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana mengapresiasi semangat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menjaga stabilitas politik jelang Pemilu 2024. Langkah itu dilakukan agar kejadian polarisasi pada Pemilu 2019 tak terulang kembali.

“Saya pikir alasan yang diungkap KIB itu koridornya sama, stabilitas politik sosial kita tidak menginginkan terulangnya kembali polarisasi politik atau politisasi identitas yang memang marak di 2019," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/8).

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan, KIB bertekad menjaga stabilitas politik di Indonesia menjelang Pemilu Serentak 2024. 

KIB juga mendorong Pemilu 2024 dilaksanakan jujur dan adil, demokratis, serta tidak menggunakan isu-isu yang hanya memecah belah bangsa.

Aditya menilai, KIB sepatutnya menerjemahkan tekad dan semangat itu dalam wujud program dan kerangka kerja.

Baca juga : Kunjungi Kalbar, Kemendagri Dorong Percepatan Realisasi Anggaran

“Makanya, seharusnya lebih ke tawaran program. Pembedanya di sana. Tawaran program itu jauh lebih penting," terangnya.

Menurutnya, semangat menjaga stabilitas politik itu menjadi kepentingan bersama bagi seluruh anak bangsa yang terlibat dalam pesta demokrasi lima tahunan. 

Pemilu yang jurdil dan demokratis harus diwujudkan bukan hanya kontestan, tapi juga penyelenggara dan pemilih. Semuanya benar-benar diajak untuk menjaga kesatuan dan persatuan.

"Jadi dalam koridor itu semua pihak yang ingin menjadi bagian dalam Pemilu 2024 punya kerangka yang sama," tegasnya.

Aditya mengatakan, semangat menjaga persatuan dan kesatuan sudah menjadi kesepakatan nasional. Hal itu patut dicatat sebagai semangat kolektif. Tidak elok jika semangat itu dilabelkan hanya satu pihak.

Baca juga : Perubahan Iklim Sudah Kritis

"Kalau soal menjaga kesatuan dan persatuan dan sebagainya itu kan sudah kesepakatan nasional. Jadi bukan dibelah dalam konteks itu (kontestasi). Kalau ada orang tidak mendukung itu? Berarti punya persoalan dong. Kan tidak juga begitu," ujarnya.

Menurut Aditya, semangat itu harusnya tidak digunakan sebagai pembeda dalam pilihan politik. 

“Isu itu harus menjadi perhatian. Bukan kemudian dibelah dalam kontestasi pencalonan atau kontestasi politik," ungkapnya.

Buktikan Komitmen

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, gagasan yang diusung KIB menjadi angin segar bagi iklim demokrasi di Indonesia. Dia mengingatkan bagaimana dua pemilu sebelumnya yang menimbulkan polarisasi di masyarakat, bahkan sampai saat ini. 

Baca juga : Pengamat: KIB Wujud Nyata Politik Kebangsaan

“KIB punya misi bagaimana pemilu kita tidak inklusi, liberal, persaingan yang tidak terlalu membuat luka tadi ini bagus, punya cita-cita. Ini angin segar untuk demokrasi kemajuan politik,” katanya, Kamis (11/8). 

Menurut Pendiri Voxpol Center Research dan Consulting ini, ada dua hal yang menyebabkan konflik dalam Pemilu, yaitu politik identitas dan buzzer politik. Pada dua gelaran pemilu terdahulu, dua hal ini jadi senjata dan terbukti memecah masyarakat. 

Salah satu cara mencegah terulangnya kejadian ini dengan memiliki tiga Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Calon ketiga berfungsi untuk ‘memecah gelombang’, sehingga pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi yang meriah untuk bangsa Indonesia. 

“Demi keutuhan bangsa, dan stabilitas politik baik, menurut saya dua calon musibah yang akan berulang. Apa kita kurang belajar? Bentangan dua pemilu kita belajar, agar tidak main-main dengan politik identitas dan polarisasi,” ujar Pangi.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.