Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terdepan Soal Kepemimpinan Perempuan

Banteng Kudunya Berani Capresin Puan Maharani

Sabtu, 10 September 2022 08:00 WIB
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (kanan), Senior Researcher Lembaga Survei KedaiKOPI AshmaNur Afifah (kiri) dan Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati, menjadi pembicara diskusi Publik KedaiKOPI dengan tema Siapa Ingin Presiden Perempuan di Jakarta, Jumat (9/9/2022). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (kanan), Senior Researcher Lembaga Survei KedaiKOPI AshmaNur Afifah (kiri) dan Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati, menjadi pembicara diskusi Publik KedaiKOPI dengan tema Siapa Ingin Presiden Perempuan di Jakarta, Jumat (9/9/2022). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)

 Sebelumnya 
Dalam kesempatan ini, dia mengingatkan aksesabilitas perempuan dalam perpolitikan di Indonesia.

Menurutnya, akses yang dimiliki perempuan dalam hal kepemimpinan nasional masih belum sebesar yang dimiliki laki-laki. Padahal, menurut survei ini, perempuan mendapatkan posisi tersendiri bagi mereka yang berada di daerah rural.

“Di daerah banyak sekali sekolah-sekolah politik bagi perempuan dan aktivis dari kalangan perempuan” ungkapnya.

Baca juga : Korban Penggusuran Di Tebet Curhat Kesulitan Cari Nafkah

Ninis berharap, partai politik bisa semakin memfasilitasi kaum perempuan maju ke kancah eksekutif. Pasalnya, selama ini jarang sekali ada wacana perempuan di ajang Pilpres.

“Kalau di Pemilu Legislatif diskusinya sudah lebih panjang, karena ada aturan 30 persen pencalonan perempuan. Tapi untuk pemilu eksekutif, tidak ada,” katanya.

Ninis menyimpulkan, perjalanan perempuan di ajang Pilpres 2024 cukup berat. Suksesinya bergantung kepada partai politik yang mengusung. Terlebih di ajang Pilpres. Di posisi jabatan publik di tingkat bawah saja, belum begitu populis.

Baca juga : Kemenang Minta Kepala Daerah Bantu Pembangunan Rumah Ibadah

“Karena perempuan belum diberikan akses luas untuk menempati posisi strategis,” katanya.

Untuk diketahui, survei terkini KedaiKOPI menyebutkan, penerimaan publik terhadap presiden perempuan pada Agustus 2022 mencapai 55,5 persen. Angka tersebut meningkat dari kisaran 34,2 persen pada November 2021.

Penerimaan publik untuk jabatan politik selain Presiden, lebih besar lagi. Penerimaan publik terhadap Wakil Presiden perempuan sebesar 64,7 persen, anggota legislatif 70,8 persen, gubernur perempuan 68 persen.

Baca juga : Di Summit of Women Speakers, Puan Dorong Kepemimpinan Perempuan Di Dunia Politik

Menariknya, penerimaan publik terhadap presiden perempuan semakin bertambah jika dihadapkan pada permasalahan konkret yang dihadapi bangsa. Tercatat, 62,4 persen responden yakin presiden perempuan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Sementara itu, mereka yang tidak setuju terhadap presiden perempuan beralasan bahwa laki-laki lebih kompeten sebesar 36,6 persen, menyalahi kodrat atau ajaran agama 25,2 persen, dan kurang tegas 13,9 persen. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.