Dark/Light Mode

Sambangi Komnas Perempuan

Korban Penggusuran Di Tebet Curhat Kesulitan Cari Nafkah

Jumat, 9 September 2022 07:30 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalangan perempuan korban penggusuran di Jalan Pancoran Buntu II, Tebet, Jakarta Selatan, mengadu ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Salah satunya, mengeluhkan kesulitan mencari nafkah.

Hal itu terjadi karena lokasi tempat tinggal mereka yang baru, Rusunawa Marunda, jauh dari lokasi tempat mereka sebelumnya mencari nafkah.

Warga tersebut melapor ke Komnas Perempuan didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Baca juga : Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan Di Tol Batang

Pengacara publik LBH Jakarta, Jihan Fauziah Hamdi menuturkan, sebelum penggusuran, warga Pancoran Buntu II sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) sudah mengalami intimidasi sejak Juli 2020. Penggusuran paksa baru dilakukan Maret 2022.

“Dalam kasus penggusuran paksa, warga berhadapan dengan tindakan kekerasan dan intimidasi yang dilakukan oleh ormas. Banyak warga perempuan yang mengalami luka fisik dan dampak psikologis akibat hal itu,” ujarnya dalam siaran persnya, Selasa (6/9).

Usai digusur, banyak warga terpaksa menjual harta bendanya seperti barang elektronik dan perabotan di rumah untuk bertahan hidup. Pasalnya, penggusuran turut menghilangkan pekerjaan dan sumber penghasilan.

Baca juga : Kena Dampak Kenaikan BBM, Pengusaha Pelayaran Minta Penyesuaian Tarif

Selain itu, korban penggusuran perempuan hadapi masalah ketidakadilan gender, marjinalisasi, subordinasi, stereotype, dan kekerasan berbasis gender.

“Celakanya, dalam hampir setiap peristiwa penggusuran, perempuan tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dan seringkali dianggap sebagai objek pasif yang tidak perlu dilibatkan, didengar atau diperhitungkan,” ungkapnya.

Selain masalah itu, Jihan mengungkapkan, warga penghuni Rusunawa Marunda tidak mendapatkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat akibat polusi udara.

Baca juga : Gandeng Boyband BTS, Gojek Kasih Kejutan Untuk Pengguna Di Indonesia, Singapura Dan Vietnam

“Pencemaran lingkungan terjadi akibat debu batubara dari operasional perusahaan-perusahaan bongkar muat yang beroperasi di wilayah Marunda,” papar Jihan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.