Dark/Light Mode

Kementan Puji Pupuk Organik Cair SMPN, Naikkan Hasil Panen Padi

Rabu, 14 September 2022 21:13 WIB
Panen pade dan pengecekan ubinan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (12/9). (Foto: Istimewa)
Panen pade dan pengecekan ubinan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (12/9). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) Jan Samuel Maringka mengapresiasi hasil nyata pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) yang terbukti mampu menaikkan hasil panen padi dari lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Jan melihat sendiri manfaat pupuk itu saat melakukan pengawasan on the spot hasil panen padi kabupaten di wilayah Solo Raya.

Pengecekan itu bertujuan memastikan kebenaran hasil ubinan yang berada di atas rata-rata. Pengecekan dilakukan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (12/9). Hasil ubinan menunjukkan adanya selisih kenaikan 26 persen untuk tanaman yang menggunakan pupuk organik cair milik Sido Muncul ini.

“Kami melihat ada keberhasilan di sini. Kami juga membawa Kementerian untuk menguji bahwa ini adalah laporan sebenarnya. Kemudian nanti akan kami kembangkan, kami sampaikan kepada pimpinan,” jelas Jan, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (14/9)

Jan memastikan, ubinan padi yang dilakukan secara bersama atas kolaborasi dari Pemda Sukoharjo, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan Sido Muncul Pupuk Nusantara sesuai dengan yang dilaporkan oleh tim pihak-pihak tersebut. Dia menjelaskan, ubinan adalah salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan.

Baca juga : Awas, Demo Tolak Harga BBM Naikkan Level PPKM

"Hasil laporan yang saya terima dan saya juga cek ke lapangan menunjukkan hasil panen mampu mencapai 9,5 ton per hektare, 10 ton per hektare hingga 11 ton per hektare. Ini menunjukkan angka di atas rata-rata setelah penggunaan pupuk organik tersebut," bebernya.

“Ternyata hasil diskusi dari petani dan SMPN, pupuk yang diolah ini berasal dari limbah jamu. Kalau untuk  manusia daya tahan cukup. Ini karena berasal dari jamu yang tidak menutup kemungkinan limbah itu juga menyehatkan pertanian kita. Kalau memang berhasil di wilayah Sukoharjo, bukan tidak mungkin akan kami kembangkan di berbagai wilayah lain. Kehadiran kami sebatas pengawasan on the spot,” tambah Jan.

Pejabat eselon 1 di Kementan ini berharap, kolaborasi itu dapat menghindari krisis pangan ke depan. "Mengingat apa yang dilakukan kita ini adalah upaya menghadapi krisis pangan dunia melalui pengadaan teknologi pertanian. Kami lihat di Indonesia penghasil beras terbesar di Jawa Tengah dan tingkat efisiensi memang di Sukoharjo adalah nomor satu sebagai penghasil beras di Jawa Tengah. Kami base on practice saja mana yang terbaik itu yang akan kami ikuti. Mudah-mudahan di pertanian lain tidak perlu melakukan penelitian. Apa yang sudah berhasil di sini, bisa kita dukung untuk akselerasi pertanian di tempat lainnnya,” terangnya.

Harapan Petani
Salah satu petani di Kabupaten Sukoharjo, Sukirno, berharap pendampingan dari SMPN tidak berhenti di sini saja. Kirno, panggilan pria paruh baya ini, juga berharap aspirasi dan kesulitan petani terkait pengadaan pupuk bisa direspons dan direkomendasikan Irjen Kementan melalui optimalisasi lahan atau program lain.

Baca juga : Berdikari Gelar Operasi Pasar Stabilkan Harga Pangan

“Kami selaku petani memang berusaha bagaimana kemandirian petani bisa terwujud agar tidak selalu bergantung pada pupuk-pupuk kimia, termasuk pupuk subsidi. Tentu kami dari kaum petani ke depan bisa mandiri, misalnya dari hasil pertanian yang kita garap per hektare kurang lebih bisa dapat 9 ton,” ungkapnya.

Dengan produk pupuk SMPN  berupa pupuk cair organik, kata Kirno, nantinya dapat mengurangi tingkat kerusakan tanaman maupun hama. Selain itu, tanaman juga lebih sehat dengan pupuk organik itu. “Semoga ikhtiar ini bisa dikerjasamakan dengan pihak-pihak yang memberikan satu dukungan kepada para petani seperti kita ini untuk bisa menjaga ketahanan pangan bangsa,” tandas Kirno.

Management Representative Sido Muncul Pupuk Nusantara, Rafael Armen, menyebut kenaikan selisih panen berkisar 1,71 ton per hektare usai penggunaan pupuk organik cair. “Kami laporkan hasil ubinan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan dari Balai Pelatihan Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani, hasil sebesar 8,2 ton per hektare untuk demplot yang menggunakan pupuk organik cair. Sedangkan yang tidak memakai pupuk organik cair bobot ubinnya 6,49 ton per hektare,” terangnya.

"Sehingga selisihnya 1,71 ton per hektare. Pencapaian hasil di atas hasil rata-rata pupuk konvensional ini kami dapatkan di setiap musim panen,” imbuhnya.

Baca juga : Rieke Minta Jokowi Tak Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Ketahanan Pangan
Dari Singapura, Dirut PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) David Hidayat menyampaikan, sebagai bagian dari industri berkelanjutan yang berfokus kepada bahan-bahan organik, Sido Muncul Pupuk Nusantara berusaha maksimal berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional yang merupakan program prioritas Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Kontribusi nyata Sido Muncul melalui pembuatan pupuk organik cair dan padat berbahan dasar limbah jamu yang secara nyata mampu meningkatkan hasil panen para petani binaan PT SMPN

"Hasil ini sudah dibuktikan saat proses ubinan di Sukoharjo yg didampingi oleh BPS, BPP, PPL dan rekan-rekan petani," tutur bungsu dari 5 bersaudara generasi kedua Sido Muncul ini.

Sebagai bagian anak bangsa, David Hidayat menegaskan pihaknya dalam menghadapi ketahanan pangan yang terpenting adalah waspada, hati-hati dan selalu optimistis. Dalam ancaman krisis pangan, pihak tetap harus optimis, karena setiap kesulitan pasti ada peluang. 

“Peluangnya apa? Ada krisis pangan berarti peluangnya ada di pangan. Makanya dengan pupuk organik SMPN terbuat dari limbah jamu ini terbukti dapat menaikkan hasil panen padi. Pupuk organik cair SMPN menunjukkan adanya selisih kenaikan hasil 26 persen di lahan pertanian padi di Kabupaten Sukoharjo," ucapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.