Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Peringkat ESG Pertamina Naik, Jadi Nomor Satu Dunia
- Pemberdayaan Wanita Dan Kesetaraan Gender Perkuat Aksi Mitigasi Perubahan Iklim
- Setelah 111 Tahun, Klub Legenda Pele Terdegradasi Dari Liga Teratas Brasil
- 5 Strategi Petrokimia Gresik Minimalisir Emisi Karbon 1,2 Juta Ton Setahun
- Cara Gibran Atasi Stunting di Daerah Kumuh: Perbaiki Sanitasi & Bedah Rumah

RM.id Rakyat Merdeka - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyayangkan adanya konflik yang terjadi antara Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Menurut Syakur, Simbolon dan Dudung sama-sama salah, karena masing-masing mengedepankan ego. Baik Simbolon yang kurang mengatur komunikasi yang baik sebagai anggota Dewan, maupun juga Dudung yang kurang bisa menahan emosi pribadi.
"Keduanya sama-sama salah. Effendi yang tak bisa jaga lisannya dan Dudung yang tak bisa menahan diri. Sikap keduanya sama-sama bisa merugikan institusi masing-masing, dan tidak sehat bagi kondusivitas nasional," kata Syakur, Kamis (15/9).
Baca juga : Survei KedaiKOPI: Masyarakat Desa Dukung Puan Jadi Presiden
Ia berharap, agar Dudung dan Simbolon bisa saling introspeksi diri. "Effendi harus bisa mawas diri, menyadari kesalahan dan meminta maaf atas sikap dan ucapannya. Jenderal Dudung sebaiknya bisa lebih bijaksana bersikap ke depannya. Kedua belah pihak harus sama-sama menahan hingga ke level terbawah. Saling introspeksi jadi jalan terbaik," sarannya.
Simbolon saat ini sudah meminta maaf. Dudung juga sudah menyatakan memberi maaf ke Simbolon. Namun, Syakur melihat, masalah ini belum tuntas. Pemuka agama asal Kota Malang ini menilai, penyelesaian konflik antara Dudung dengan Simbolon hanya bisa dilakukan Presiden Jokowi, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menhan Prabowo Subianto.
Baca juga : Kandidat Juara Piala Dunia, Ini Prediksi Ancelotti
"Sebaiknya Presiden Jokowi menegur keduanya, dan meminta mereka semua saling menahan diri. Prof Mahfud selaku Menko Polhukam dan Pak Prabowo sebagai Menhan juga sebaiknya segera bisa menjadi mediator agar persoalan keduanya bisa lekas dituntaskan," tuturnya.
Ia yakin, persoalan antara Dudung dengan Simbolon bisa teratasi dengan baik dan cepat. "Saya yakin Prof Mahfud bisa menuntaskan persoalan ini," imbuhnya.
Baca juga : PTPN Group Dukung Gelaran Pasar Kopi Indonesia Di Amsterdam
Selain itu, Syakur berharap agar persoalan antara Simbolon dan Dudung bisa menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun, sehingga insiden serupa tidak terulang lagi di kemudian hari. "DPR juga jangan merasa lebih tinggi dan gagah-gagahan. Ingat, banyak janji politik yang belum tuntas. TNI juga harus bisa lebih bijak khususnya pimpinan seperti Bapak KSAD, karena sikapnya menjadi barometer para prajurit di seluruh Indonesia," kata Syakur.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya