Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi Lengket Dengan Prabowo, Gerindra Tak Mau Geer

Rabu, 21 September 2022 14:52 WIB
Jokowi dan Prabowo kerap memamerkan kedekatan di hadapan publik. Terbaru, Jokowi lengket dengan Prabowo saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku. (Foto: Istimewa)
Jokowi dan Prabowo kerap memamerkan kedekatan di hadapan publik. Terbaru, Jokowi lengket dengan Prabowo saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerindra memilih tak mau gede rasa alias geer melihat kedekatan Presiden Jokowi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Gerindra menganggap kedekatannya bosnya itu dengan Jokowi bukan bentuk dukungan untuk Pilpres 2024.

Karena, soal dukungan politik, Gerindra yakin Jokowi lebih mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pandangan ini diutarakan Desmond J Mahesa, anggota DPR yang juga orang penting di Gerindra dan di lingkaran Prabowo.

Belakangan ini, Jokowi dan Prabowo kerap memamerkan kedekatan di hadapan publik. Terbaru, Jokowi lengket dengan Prabowo saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku. Kedekatan itu dianggap sinyal dukungan politik dari Jokowi kepada bos Gerindra tersebut.

Namun, Desmond menampik dugaan itu. Kata dia, tidak ada yang spesial dari kedekatan Jokowi dengan Prabowo, selain sebagai presiden dan menterinya.

Baca juga : Airlangga Bertemu Prabowo, Tanda Peta Koalisi Pilpres Masih Cair

Kata dia, Gerindra tentu bersyukur kalau memang Jokowi mau mendukung Prabowo. Kalau pun tidak, Gerindra juga tidak masalah. Prabowo dengan mesin Gerindra, tetap akan berjuang memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.

"Kalau saya, sebenarnya maunya Pak Jokowi sebagai presiden netral saja demi menciptakan pemilu berlangsung jurdil (jujur dan adil)," tegas Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Hal senada juga disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Menurutnya, kedekatan Prabowo dengan Jokowi bersifat hierarkis. Hierarkis dalam hal ini lantaran Prabowo merupakan pembantu Jokowi di kabinet. Sehingga, kedekatan keduanya tak bisa ditafsirkan terkait dengan rencanan Prabowo maju sebagai calon presiden.

"Lebih merupakan hubungan antara presiden dan pembantunya," ujar Muzani ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/9).

Baca juga : Terima Dubes Spanyol, Prabowo Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Selama ini, kata dia, Prabowo tidak pernah menyampaikan informasi di luar tugasnya sebagai Menhan saat bersama Jokowi.

"Baik soal perkembangan teknologi pertahanan, atau perkembangan tentang situasi pertahanan di kawasan, dan persoalan pertahanan lainnya," papar dia.

Soal ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan Pilpres masih lama. Terlalu prematur kalau saat ini sudah bicara pencapresan.

"Walah, urusan capres dan cawapres masih lama, Oktober tahun depan. Ini bergerak ke bawah saja dulu. Dinamika masih panjang. Saya kemarin turun langsung tanggapi Pak SBY karena yang dituduh Pak Jokowi," tandas Hasto.

Baca juga : Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri, Indra Karya Gelar Bimtek TKDN

Sebelumnya, Hasto membela Pemerintah yang diduga SBY merancang skenario gelaran Pilpres dengan hanya diikuti dua pasangan calon. Hasto membantah dan mengingatkan SBY agar lebih bijak dalam mengeluarkan pernyataan politik. Dia pun membandingkan catatan politik ketika SBY berkuasa dengan era PDIP saat ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.