Dark/Light Mode

Airlangga Bertemu Prabowo, Tanda Peta Koalisi Pilpres Masih Cair

Rabu, 21 September 2022 10:22 WIB
Menko Perekonomian/Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bertemu Menteri Pertahanan/Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/Ist
Menko Perekonomian/Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bertemu Menteri Pertahanan/Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Action (CISA) Herry Mendrofa menilai, pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Pertahanan membicarakan soal politik jelang Pemilu 2024. 

Mereka berdua tidak hanya berbincang soal penguatan kerja sama antarkementerian. Terlebih, mereka tercatat punya hubungan dengan partai berlambang beringin.

"Pasti akan bicara proses 2024 ya. Airlangga maupun Prabowo kan pernah atau sedang berada di Golkar. Kita tahu Prabowo eks Golkar dan Airlangga adalah kader Golkar. Saya kira ketemu korelasinya, sama-sama kader yang lahir dari rahim Golkar," tegas Herry, Selasa (20/9).

Sebelumnya, Airlangga dan Prabowo melakukan pertemuan empat mata. Pembahasan yang dilakukan dikabarkan mengangkat isu seputar global dan tantangan yang sedang dihadapi dunia, juga berbagai dinamika permasalahan nasional. Terutama berkaitan dengan isu-isu kemandirian ekonomi, ketahanan nasional, keamanan, dan perkembangan geopolitik dunia.

Herry juga menduga, pertemuan itu akan memunculkan peluang duet antara Prabowo dan Airlangga dalam Pilpres 2024.

“Jika ada kemungkinan Prabowo dan Airlangga maju bersama-sama dalam satu koalisi, tidak ada yang mustahil. Namanya politik. Dinamika per hari ini pun seperti itu, begitu cair," jelasnya.

Baca juga : Prof. Azra Di Mata Prabowo, Tauladan Islam Rahmatan Lil Alamin

Menurutnya, pertemuan itu juga bisa saja mengubah konstelasi politik selama ini. Seperti diketahui, Golkar berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. 

Sedangkan Gerindra bekerja sama dengan PKB. Saat ini, kondisi internal KIB terpengaruh adanya konflik internal di tubuh PPP.

"Di KIB kan per hari ini belum muncul sosok nama kuat yang akan diusung. KIB juga ada sedikit riak-riak yang menggangu dinamika di internal koalisi, misalnya PPP. Menurut saya akan cukup menganggu komunikasi politik," ungkapnya.

Herry mengatakan, kondisi dinamis dan penuh kejutan mungkin akan berlanjut hingga Pemilu 2024. 

Menurutnya, publik akan terus disajikan dengan banyak alternatif. Karena selama ini poros-poros itu dibentuk, di-framing oleh media dan lembaga-lembaga survei. 

“Bisa jadi pada 2024, kita diberikan surprise oleh tokoh-tokoh politik ini," pungkasnya.

Baca juga : Rakyat Pilih Ganjar-Anies Lho!

Saling Menjajaki

Pengamat Politik dari Citra Institute Yusa' Farchan menilai, pertemuan Airlangga dan Prabowo karena urusan mereka sebagai menteri. Namun, jika hendak dibawa ke ranah politik, pertemuan keduanya merupakan bentuk komunikasi politik antarcalon presiden. 

“Kalau dalam kapasitas pembantu presiden wajar kalau bertemu, karena banyak hal yang harus dibicarakan. Kalau dikaitkan sebagai capres, tentu komunikasi politik antarcalon berlangsung dinamis. Satu sama lain dalam konteks saling menjajaki dan melengkapi,” jelas Yusa’.

Baik Airlangga dan Prabowo, adalah tokoh utama partai, dan sudah memiliki tiket maju Pilpres 2024. Partai Golkar telah memutuskan Airlangga sebagai capres Partai Golkar, begitu juga Prabowo capres dari Partai Gerindra. 

“Kalau pertemuan itu ditarik pada wilayah kepentingan politik, konteksnya ada. Bagaimana membuka peluang kemungkinan. Karena kemungkinan politik masih terbuka lebar, masih panjang juga medan kandidasi ini,” ujar Yusa’. 

Bicara pasangan dan koalisi, dua pemimpin ini kecil kemungkinan mereka untuk dipasangkan.

Baca juga : Dudung Apa Yudo, Siapa Layak Kawal Pilpres 2024

“Peluang itu tetap ada, cuma Pak Prabowo dan Pak Airlangga kan sama-sama diberikan mandat sebagai capres, bukan cawapres,” sebut Yusa’. 

Begitu juga untuk berkoalisi, mereka sudah memiliki koalisi masing-masing. Golkar bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Gerindra bersama PKB. 

Namun dalam dunia politik, selalu ada peluang. Meski embrio politik koalisi sudah terbentuk, namun belum ada yang pasti, masih terbuka kemungkinan merumuskan koalisi lebih pasti lagi. Tergantung pada dua variabel satu elektabilitas calon dan dukungan parpol.

Pada akhirnya, parpol akan bergabung dengan mereka yang satu suara atas pasangan capres dan cawapres yang sama.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.