Dark/Light Mode

Kepuasan Publik Naik Jadi 67 Persen

Jokowi Dapat Berkah BLT

Senin, 3 Oktober 2022 07:36 WIB
Presiden Jokowi saat memantau menyaluran BLT BBM di Kantor Pos. (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat memantau menyaluran BLT BBM di Kantor Pos. (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi yang sempat turun efek kenaikan harga BBM, naik lagi. Sekarang, publik yang puas dengan kinerja Jokowi mencapai 67 persen. Kenaikan ini dipicu salah satunya oleh berkah dari bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan pemerintah sebagai dampak kenaikan BBM.

Naiknya kepuasan publik terhadap Jokowi ini bisa dilihat dari survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI). Survei ini dilakukan pada 13-20 September 2022. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini melibatkan sampel sebanyak 1.220 orang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Hasilnya, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi naik menjadi 67 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi menjelaskan ihwal puas dan tidak puas para responden terhadap kinerja Jokowi. Kenaikan tingkat kepuasan publik ini, disebabkan dua variabel penting yang dilakukan pemerintahan Jokowi. Yakni pemberian bantuan sosial (bansos) dan pembangunan infrastruktur.

Sebanyak 38,9 persen rakyat kecil merasakan bansos, sedangkan pembangunan infrastruktur dirasakan 19,4 persen. “Sementara hal yang membuat publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi adalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat sebanyak 35,2 persen dan bantuan tidak merata sebanyak 17,4 persen,” kata Burhan memaparkan hasil surveinya, secara daring, kemarin. 

Baca juga : Jokowi: Ketahanan Pangan Kita Masih Baik

Rinciannya, 13,7 persen sangat puas dan yang cukup puas 53,4 persen. Sementara, yang tidak puas dengan kinerja Jokowi sebanyak 30,8 persen dengan rincian: yang kurang puas 25,3 persen dan tidak puas sama sekali 5,5 persen. Sisanya, responden tidak tahu atau tidak menjawab.

"Sementara hal yang membuat publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi adalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat sebanyak 35,2 persen dan bantuan tidak merata sebanyak 17,4 persen," kata Burhan.

Untuk diketahui, dalam survei yang digelar IPI pada 5-10 September atau sepekan setelah harga BBM naik, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi anjlok 10 persen menjadi 62 persen. Melorotnya kepuasan rakyat itu disebabkan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM, khususnya BBM jenis subsidi. Padahal, di Agustus atau sebelum ada kenaikan BBM, pamor Jokowi berada di angka 72,3 persen.

Mengetahui kepuasan publik terhadap Jokowi sudah hampir pulih disambut gembira parpol pendukung pemerintah. Ketua DPP PKB, Daniel Johan menilai, naiknya kepuasan publik itu menjadi bukti bahwa pemerintah serius merespons aspirasi rakyat terhadap dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Baca juga : Dubes China Puji Kunjungan Presiden Jokowi Ke Beijing

Daniel menilai, salah satu kekhawatiran rakyat terhadap kenaikan BBM adalah ikut naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Kondisi ini tentunya akan menurunkan daya beli atau konsumsi masyarakat. Namun, dengan digelontorkannya bansos, cukup membantu masyarakat kecil yang terkena imbas kenaikan BBM. Sehingga perlahan-lahan, masyarakat dapat menyesuaikan diri. 

Namun, lanjut dia, pemerintah juga tidak boleh berpuas dengan capain yang ada saat ini. Apalagi, angka kepuasan publik terhadap Jokowi masih di bawah 70 persen. 

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mengatakan, kepuasan publik terhadap pemerintah, khususnya Presiden, selalu fluktuatif, siapapun presidennya. Naik turunnya tingkat kepuasan publik, utamanya dipengaruhi kinerja ekonomi Pemerintah, khususnya kebutuhan bahan pangan, rumah tangga, dan konsumsi.

Dikatakan Viva, di tengah situasi ekonomi global yang gelap dan sulit, pemerintah telah bekerja keras agar semua sektor dapat berjalan dengan normal dan dapat memuaskan masyarakat. Karena itu, sampai saat ini belum ada persoalan ekonomi yang berarti.

Baca juga : Banteng Tak Rela Jika Jokowi Diwapreskan

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersyukur, tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden meningkat. Padahal, kondisi global tengah tidak menentu, termasuk serangkaian kebijakan yang tidak populis.

Soal alasan kepuasan publik pada kinerja Jokowi cepat membaik, Bahlil menilai dilatari keberhasilan pemerintah meredam potensi gejolak dari ketidakpastian yang terjadi. Caranya, dengan menyiapkan bantalan sosial. “Presiden memerintahkan semua jajaran mempersiapkan BLT. Jadi masyarakat di bawah sudah disiapkan bantalannya,” katanya.

Bahlil menilai keputusan pemerintah mencabut subsidi BBM juga telah diperhitungkan dengan matang. Ini agar penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran. “Jadi memang ada perubahan. Pertama soal tata kelola subsidi yang lebih tepat sasaran. Kedua, kita harus rasional menentukan harga,” pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.