Dark/Light Mode

Sampaikan Belasungkawa Tragedi Kanjuruhan

Kiai SAS: Saatnya Taubat Nasional

Senin, 3 Oktober 2022 18:51 WIB
Kiai Said Aqil Siroj. (Foto: Istimewa)
Kiai Said Aqil Siroj. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tragedi Kanjuruhan adalah sejarah kelam sepanjang sejarah sepak bola nasional Indonesia. Dikabarkan 129 nyawa manusia hilang sia-sia dalam laga Arema VS Persebaya, pada Sabtu (1/10). 

Hasil investigasi lapangan sementara menyimpulkan, bahwa sebagian besar korban yang meninggal diakibatkan terinjak dan sesak nafas. Diketahui, bahwa pendukung Arema FC tidak terima atas hasil kekalahan 2-3 dari Persebaya FC di kandangnya sendiri.

Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD telah menekankan bahwa tragedi ini bukan pertikaian antar pendukung sepak bola. Karena, pendukung Persebaya dilarang untuk hadir oleh karena tim tandang. Kericuhan terjadi akibat skor kekalahan sementara Arema dari Persebaya.

Baca juga : TGIPF Tragedi Kanjuruhan Dibentuk, Ini Daftar Anggotanya

Kiai Said Aqil Siroj (SAS) sebelum memulai kajian kitab yang berlangsung secara rutin di pesantren Al-Tsaqafah, turut berbelasungkawa secara mendalam. Dirinya mengajak seluruh elemen bangsa melakukan “Taubat Nasional”, tanpa harus mencari-cari kesalahan pihak lain.

“Mari kita membacakan Al-Fatihah kepada mereka yang menjadi korban, semoga diampuni dosa-dosanya. Melihat beberapa tragedi yang bertubi-tubi atas bangsa ini. Saya mengajak semuanya (elemen bangsa), untuk sama-sama melakukan Taubat Nasional," ajak Kiai Said, dalam keterangannya, Senin (3/10).

Kiai Said juga menekankan, bahwa tragedi Kanjuruhan ini tidak perlu mencari-cari kesalahan pihak atau orang lain. Ini adalah cobaan dari Allah, dan selalu ada hikmah dibalik ujian ini.

Baca juga : Kepala BP2MI: Tidak Ada Olahraga Yang Layak Dibayar Nyawa

Deputi Kajian Said Aqil Siroj Institute, Abi Rekso memaknai seruan Taubat Nasional Kiai Said Aqil sebagai agenda refleksi bersama. Ini adalah ajakan yang meneduhkan tanpa harus menghakimi pihak atau orang lain.

“Jika orientasinya mencari kesalahan saja, maka akan ada polemik baru di tengah masyarakat. Kita jangan giring opini publik kesana. Di samping jumlah korban yang terus bertambah. Kita sepakat tragedi ini sejarah paling kelam sepak bola Indonesia dan dunia. Perlu adanya kebesaran hati kita, menerima tragedi ini sebagai pelajaran getir bagi bangsa dan dunia sepak bola kita," papar Abi Rekso.

Dirinya juga menyadari bahwa sepak bola tidak bisa dilepaskan dengan masyarakat. Namun, membangun kesadaran publik sepak bola atas pentingnya sportifitas juga keutamaan. Agar tragedi seperti ini tidak pernah terulang lagi di Indonesia maupun Internasional.

Baca juga : Petrokimia Gresik Bersama 4 Besar Peserta PGFC 2022 Sepakat Tak Lanjutkan Pertandingan

"Yang jauh lebih penting, jangan sampai tragedi Kanjuruhan ini diproduksi untuk kepentingan politis kaum elit," tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.