Dark/Light Mode

Jokowi: Siapapun Presidennya Nanti, Jangan Lagi Impor Barang Mentah

Selasa, 11 Oktober 2022 22:18 WIB
Presiden Jokowi meresmikan Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022, Selasa (11/10), di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Rahmat)
Presiden Jokowi meresmikan Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022, Selasa (11/10), di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah  akan menghentikan impor barang mentah secara bertahap sekaligus melakukan hilirirasi industri. Kedepannya, siapapun presidennya jangan ada lagi impor barang mentah.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi pada Peresmian Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Musyawarah Nasional (Munas) XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) Tahun 2022, di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (11/10),.

“Kita ini sudah 77 tahun merdeka, selalu bahan mentah kita ekspor. Nikel mentahan kita ekspor, tembaga mentahan kita ekspor, minyak ekspor dalam bentuk mentahan. tidak diolah, timah kita ekspor, kelapa sawit (CPO) kita ekspor, tapi tidak dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga nilai tambah itu ada di negara lain, pembukaan lapangan kerja juga adanya di negara lain,” kata Presiden.

Presiden meyakini, hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditas dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di dalam negeri.

Baca juga : Presiden Jokowi Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

“Inilah yang secara konsisten akan terus kita lakukan. Setop nikel, tahun depan setop timah, tahun depan setop tembaga, karena nilai tambahnya ada di dalam negeri,” kata Presiden.

Presiden mencontohkan, nilai ekspor nikel melonjak hingga mencapai Rp 360 triliun karena diekspor dalam bentuk setengah jadi dan jadi, bukan bahan mentah.

“Saya berikan contoh nikel. Waktu diekspor dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan nilai Rp 15 triliun. Setelah diekspor dalam bentuk setengah jadi dan barang jadi, nilainya menjadi Rp 360 triliun. Dari Rp 15 triliun menjadi Rp 360 triliun, baru satu barang,” ujarnya.

Selain nikel, Pemerintah juga mendorong penghentian ekspor tembaga saat pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur mulai beroperasi.

Baca juga : Melani Suharli Sosialisasikan Pentingnya Inklusi Keuangan Bagi Pelaku UMKM

“Tembaga nanti akan distop setelah smelter di Gresik selesai. Tidak ada lagi yang namanya ekspor tembaga. Semuanya harus dikerjakan jadi barang jadi di negara kita Indonesia,” jelas Presiden.

Untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan, Pemerintah juga mengambil alih kepemilikan saham perusahaan asing atas pengelolaan sejumlah industri pertambangan Indonesia, mulai dari PT Freeport Indonesia hingga Blok Rokan. 

Presiden menyampaikan saat ini Indonesia sudah memegang mayoritas saham Freeport.

“Untuk yang di Blok Rokan, ini urusan minyak dan gas yang sudah 97 tahun dikuasai oleh Chevron, 97 tahun. Sekarang juga sudah 100 persen dimiliki oleh kita sendiri,” kata Presiden.

Baca juga : Hari Ini Lawan Guam, Garuda Muda Tanpa Penonton

Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan, Presiden optimistis target Indonesia untuk masuk ke lima besar ekonomi dunia di tahun 2045 akan terwujud.

“Asal konsistensi ini terus kita jaga. Siapapun nanti pemimpin, presiden negara ini jangan ada lagi ekspor mentah lagi,” pungkasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam pembukaan Kongres dan Munas ini adalah Ketua Umum LVRI yang juga merupakan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Menteri Sosial, Tri Rismaharini, dan Kapolri Jenderal, Listyo Sigit Prabowo.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.