Dark/Light Mode

Cukup dengan Reuni Singkat, Pengamat Sebut Isu Ijazah Palsu Jokowi Terpatahkan

Selasa, 18 Oktober 2022 17:07 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Ist)
Presiden Jokowi. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
“Siapapun itu lawan politik Pak Jokowi harusnya berpikir ulang kalau ingin mengangkat isu-isu yang ingin menjatuhkan Pak Jokowi, apapun itu isunya apalagi ijazah palsu atau yang isu-isu lama misalnya keturunan dari PKI ini kan selalu didaur ulang,” sambungnya.

Diungkapkan Fernando EMas, selama isu ijazah palsu ini disebarkan ke publik, hingga kini belum ada satu pun dari para penyebar informasi tersebut membuktikan bahwa ijazah Presiden Jokowi adalah palsu.

“Isu itu tetap diangkat, namun mereka tidak bisa membuktikan bahwa Pak Jokowi menggunakan ijazah palsu, tetapi sebaliknya Pak Jokowi bisa membuktikan beliau itu menempuh pendidikan sampai ke tingkat sarjana,” jelasnya.

Fernando EMas mengakui, isu kepemilikan ijazah palsu ini memiliki syarat politik menuju kontestasi Pilpres 2024. Pasalnya, Presiden Jokowi memiliki kans besar dalam menentukan siapa figur yang layak menggantikannya untuk melanjutkan program-program kerja yang belum terselesaikan.

Baca juga : Serang KPK Lewat Formula E, Pengamat Sebut Kelompok Ini Ingin Lemahkan KPK

“Tentunya mereka nggak mau bahwa Pak Jokowi itu bisa menentukan arah politik yang benar-benar bisa melanjutkan kepemimpinan beliau di 2024. Begini, saya melihat bukan untuk melindungi Pak Jokowi dari kepemimpinan di masa yang sekarang ini, tetapi untuk melanjutkan kepemimpinan beliau jadi harus ada jaminan bahwa kepemimpinan pembangunan yang sudah dilakukan itu harus berlanjut,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Fernando EMas menyadari betul posisi Presiden Jokowi saat ini sangat menentukan figur presiden selanjutnya, hingga para lawan politik ini terus melakukan cara untuk menjatuhkan Presiden dengan cara menyebar isu kepemilikan ijazah palsu.

“Jadi mereka ini mencoba untuk membuat cara-cara untuk menekan Pak Jokowi, menjatuhkan Pak Jokowi tetapi saya yakin tidak akan berhasil, karena saya yakin kepemimpinan Pak Jokowi akan berhasil dan akan tetap berlanjut sampai menyelesaikan kepemimpinannya di 2024,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri reuni akbar Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) 2018. Acara tersebut digelar di Jakarta Convention Center, Sabtu, 22 September 2018.

Baca juga : PSI Yakin Presiden Jokowi Pilih Yang Terbaik

Selain berbagi kenangan, pada acara reuni itu teman-teman kuliah Jokowi juga berbagi cerita seputar wisuda mereka pada November 1985 dan kegiatan organisasi pecinta alam Silvagama, seperti pendakian Gunung Kerinci di Sumatra Barat.

Meski sama-sama masuk pada 1980, waktu wisuda teman satu angkatan itu berbeda bulan, karena tergantung kelulusan. Ketua Silvagama di era itu, Robertus Sugito, turut hadir bertemu Jokowi di Yogyakarta.

Sugito menyebut, sejumlah teman satu angkatan memang sedang berada di Yogyakarta, dan sepakat bertemu.

“Cuma ngobrol-ngobrol ringan saja. Beliau kelihatan santai-santai saja menyikapi isu ijazah palsu,” kata Sugito.

Baca juga : Puan: Ketahanan Pangan Penting, Petani Harus Sejahtera

Meski cenderung tidak banyak berkomentar soal tuduhan yang berulang-ulang ini, Sugito mengaku sejumlah kawan kuliah Jokowi juga jengkel. Teman kuliah yang lain, Bambang, mengulik kisah perjalanan mereka ke Gunung Kerinci.

“Mau metik edelweis dilarang. Ngapain Mas Bambang, nikmati saja, kalau dibawa pulang Mas Bambang, nanti jadi sampah. Ingat saya, nggak jadi bawa edelweis itu. Padahal kenangan orang kalau naik gunung itu bawa edelweis,” kata Bambang. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.