Dark/Light Mode

Memaknai Sumpah Pemuda Dari Prof Muhammad Harun Achmad, Ilmuan Berpengaruh Di Dunia

Tak Cukup Cerdas, Tumbuhkan Integritas

Jumat, 28 Oktober 2022 08:00 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Muhammad Harun Achmad. (Foto: Instagram.com/rhoen89).
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Muhammad Harun Achmad. (Foto: Instagram.com/rhoen89).

 Sebelumnya 
Berikut wawancara lengkap Rakyat Merdeka dengan Prof Harun:

Bagaimana ceritanya, seorang dokter gigi bisa meraih gelar profesor dengan cepat dan berhasil menembus Top 2 persen Ilmuan Berpengaruh di dunia?

Sebenarnya sekarang sudah tidak muda juga, saya sudah 50-an... He-he-he. Waktu guru besar, saya dapat di umur 46 tahun. Mungkin mudanya itu karena cepat saya dari doktor itu, dua tahun langsung profesor.

Baca juga : Milad 90 Tahun Pemuda Muhammadiyah, Puan: Terus Bersinergi Membangun Bangsa

Apa rahasianya?

Mungkin karena saya banyak aktif di penelitian, riset. Tentu semua tidak instan ya, kalau kita bicara bagaimana perjalanannya.

Pernah ada tantangan atau kendala yang cukup menghambat karir anda? Atau semuanya didapat mulus-mulus saja?

Baca juga : Hari Sumpah Pemuda, Kaum Muda Harus Perkuat Semangat Keindonesiaan

Saya pernah mendapat banyak masalah dan tantangan. Ketika misalnya, saya kan akademisi, dosen di Unhas. Itu kan juga ada penjenjangan karir. Misalnya, proses untuk menempati jabatan tertentu. Pada saat itu giliran saya, tapi ternyata karena ya ada konsekwensi politis dan seterusnya, kemudian saya dihambat.

Reaksi anda saat itu bagaimana?

Pada waktu itu, saya enggak pernah berpikir negatif sedikit pun, saya hanya berpikir belum waktunya. Padahal pada saat itu, giliran saya misalnya. Pernah gagal lah pada intinya.

Baca juga : Prof. Tjandra: Pandemi Kelar, Kalau Seluruh Dunia Sepakat Untuk Mengakhiri

Anda pasrah saja?

Tidak. Justru setelah itu kalau tidak salah tahun 2015, akhirnya saya terpacu fokus saja di kompetisi saya sebagai seorang pengajar. Saya fokus di penelitian. Kebetulan lagi jalan, ada hibah kompetitif nasional, riset, pada saat itu masih kurang yang ikut dari Unhas, apalagi dari bidang saya masih kurang yang ikut. Ternyata saya lolos pada 2016 itu.

Mungkin karena spirit yang luar biasa untuk fokus saja di bidang saya. Alhamdulillah saya lolos, berikutnya 2017 seterusnya sampai sekarang alhamdulillah saya lolos terus di hibah kompetitif nasional dan hibah kompetitif internal. Nah itu, mungkin yang membuat saya cepat untuk menjadi guru besar. Tidak instan proses ini. Banyak proses yang menjadikan saya banyak belajar, berpikir ketika ingin mencapai sesuatu yang belum pernah terpikir sebelumnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.