Dark/Light Mode

Stadium General Sumpah Pemuda Di UIN Walisongo

Kapolri Ajak Mahasiswa Dan Kaum Muda Sebarkan Moderasi Beragama

Sabtu, 29 Oktober 2022 13:21 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jateng, Sabtu (29/10). (Foto: Istimewa)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jateng, Sabtu (29/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan, Sabtu (29/10). Kegiatan kuliah umum ini dirangkai dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda dan deklarasi Muda Kawal NKRI.

Hadir sebagai pembicara kunci, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Datang bersama jajaran, Kapolri disambut tarian tradisional selamat datang dari mahasiswa UIN. Jenderal Listyo menyapa ramah mahasiswa yang sudah menunggu kedatangannya di Auditorium II, Kampus III UIN Walisongo ini.

Dengan penuh senyum, Jenderal Listyo mulai memaparkan isi kuliahnya. Sebelum menyampaikan berbagai tantangan bangsa dan refleksi Sumpah Pemuda, Kapolri merasa suasana keakraban yang luar biasa dari civitas UIN Walisongo.

Baca juga : Menteri Siti Ajak Generasi Muda Bergaya Hidup Ramah Lingkungan

"Terima kasih atas kehangatan dan keakraban ini. Semoga mahasiswa UIN, adik-adikku, anak-anakku jadi orang yang hebat dan berprestasi. Mari bersatu padu menjadi generasi yang tangguh agar tercipta Indonesia Emas 2045," Kata Jenderal Sigit di depan ribuan mahasiswa UIN Walisongo, Semarang serta sivitas akademika dan Ketua Umum Organisasi Kepemudaan (OKP) Se Jawa Tengah.

Kapolri lantas memaparkan refleksi Sumpah Pemuda. Diungkapkannya, Presiden Soekarno di hari peringatan Sumpah Pemuda ke-35 mengatakan, jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda.

Kalau sekadar mewarisi abu, bangsa ini hanya akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Kepuasan ini bukan tujuan akhir.

Baca juga : Ketua MPR Ajak Aliansi Kebangsaan Tebarkan Narasi Kebangsaan

Sejarah, lanjut Kapolri, harus dijadikan pelajaran. Selama lebih kurang 350 tahun, Indonesia dijajah oleh berbagai bangsa. Seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Yang dihadapi saat itu juga bukan hanya penjajah, tetapi bangsa sendiri. Karena ada politik pecah belah. 

Siapa yang mempersatukan? Kata Kapolri, adalah para pemuda dengan berbagai pergerakan dan kelompok organisasinya. Dasarnya muncul musuh dan kepentingan bersama. Gerakan persatuan ini ditabuh pada 28 Oktober, Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Pemuda terus berjuang dan berhasil memanfaatkan situasi hingga memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 45. Perumusan falsafah negara, Pancasila, juga terjadi alot. Saat itu, untuk menjaga persatuan yang telah dibangun kaum muda, pendiri bangsa memutuskan jalan tengah, Pancasila.

Baca juga : Kapolri Bakal Hadiri Kuliah Umum dan Deklarasi Muda Kawal NKRI

"Semangat toleransi, bersatu, dan semangat perjuangan ini yang harus dijaga dan digelorakan. Ini jadi pengingat ke depan menghindari politik pecah belah," imbaunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.