Dark/Light Mode

Prof Imam Mujahidin: KAHMI Harus Bisa Perkokoh Ikatan Kebangsaan

Sabtu, 5 November 2022 10:16 WIB
Prof Imam Mujahidin Fahmid (Foto: Istimewa)
Prof Imam Mujahidin Fahmid (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjaga agar ikatan kebangsaan Indonesia tetap kokoh bukan perkara mudah di tengah tantangan global yang semakin dinamis. Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), yang anggotanya banyak tersebar di tengah masyarakat, turut bertanggung jawab dalam menjaga dan memperkuat rajut kebangsaan.

“Kita sebagai alumni HMI harus bisa memastikan KAHMI bisa menjahit keberagaman bangsa yang berwarna-warni, agar menjadi baju kebangsaan yang enak dilihat, enak dipandang, dan enak dipakai,” ujar Prof Imam Mujahidin Fahmid, Guru Besar Ekonomi Politik Universitas Hasanuddin, Jumat (4/11).

Baca juga : Muzani Puji Komitmen NU Jaga Persatuan Bangsa

Pandangan tersebut disampaikan Prof Imam sebagai salah satu bakal calon Presidium Nasional dalam Musyawarah Nasional (Munas) KAHMI. Munas akan digelar di Palu, Sulawesi Tengah, 24-28 November 2022.

Dia menekankan, perbedaan merupakan keniscayaan bagi bangsa ini. Karenanya, sikap toleran menjadi penting untuk memastikan segenap langkah anak bangsa bisa senada dan seirama dalam mencapai cita-cita kemajuan dan kesejahteraan.

Baca juga : Ketum PP Muhammadiyah: Pemilu 2024 Harus Akhiri Pembelahan Politik Kebangsaan

Pandemi Covid-19, menurut Prof Imam, memberi pelajaran penting bahwa persatuan dan kebersamaan menjadi kunci dalam menyelesaikan krisis dan persoalan. Di sisi lain, KAHMI memiliki kekuatan dan potensi besar untuk turut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kesulitan bangsa, seperti kemiskinan dan imbas resesi global, termasuk ambil bagian untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Dengan kata lain, KAHMI akan menjadi pemersatu kebangsaan dan keislaman. Dengan pondasi itu kita harapkan Indonesia menjadi bangsa yang memiliki perbedaan, tetapi dengan perbedaan itu bisa punya energi untuk membangun harapan pada masa depan dan bisa kita tularkan kepada negeri yang lain,” urai Prof Imam.

Baca juga : Prof. Tjandra: XBB Baru Nongol, XBC Sudah Tebar Ancaman

Presiden Jokowi saat menerima perwakilan KAHMI pada akhir September lalu meminta agar KAHMI turut serta membantu bangsa. Sebab, situasi global membuat dunia tidak dalam kondisi baik. Dukungan semua komponen bangsa supaya Indonesia tidak masuk dalam situasi krisis sangat diperlukan.

Menurut Prof Imam, permintaan Presiden Jokowi itu menjadi tantangan yang harus dijawab oleh KAHMI. “KAHMI dengan anggota yang tersebar di berbagai bidang, punya potensi untuk bisa berkontribusi bagi bangsa ini, dengan gagasan, pengetahuan, dan praktik yang memberi nilai positif,” ujarnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.