Dark/Light Mode

Rais Aam PBNU Hadiri Harlah PP Al Huda Doglo Boyolali

Selasa, 15 November 2022 10:51 WIB
Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) ke-59 tahun Pondok Pesantren Al Huda Doglo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (13/11). (Foto: Istimewa)
Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) ke-59 tahun Pondok Pesantren Al Huda Doglo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (13/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rais Aam PBNU yang juga mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Miftachul Akhyar menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (Harlah) ke 59 tahun Pondok Pesantren Al Huda, Doglo Boyolali, Jawa Tengah.

Dalam acara puncak Harlah Ponpes Al Huda, KH. Miftachul Akhyar menegaskan, takdir manusia menjadi kholifatullah fil ardi bukan sesuatu yang kebetulan.

Tugas manusia sebagai mahluk yang diberi mandat memimpin di bumi, lanjut KH. Miftachul Akhyar, harus bisa menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan serta keadilan.

Menurutnya, menjadi pemakmur bumi harus memiliki beberapa prasyarat di antaranya memiliki kecerdasan. Baik kecerdasan spiritual maupun kecerdasan intelektual serta kemampuan berinovasi.

Baca juga : Wakil Rais Aam PBNU: Mahfud Penuhi Syarat Sebagai Pemimpin Nasional

"Pesantren Al Huda mempunyai karakter sebagai wadah pencetak generasi yang memiliki kemampuan spiritual dan intelektual serta kemapuaan berinovasi agar adaptif dengan kebutuhan jaman," papar KH. Miftachul Akhyar, Minggu (13/11).

Pada saat yang sama, Pengasuh Pondok Al Huda, KH. Habib Ihsanuddin menegaskan, Pondok Pesantren adalah benteng terakhir ahlusunnah wal jama'ah.

Oleh karena itu, menurut KH. Habib Ihsanuddin, tugas pondok pesantren adalah berusaha mempersiapkan kader-kader ahlusunnah wal jama'ah.

"Saya ingat, 59 tahun yang lalu saya pulang dari pondok tidak ada apa-apa. Jangankan gedung, papan tulis dan kapur tulis saja tidak ada. Saya mengajar pakai kardus bekas sebagai papan tulis dan arang sebagai kapurnya. Alhamdulillah berkah pertolongan Allah, bimbingan Almarhum KH. Thoha Mu'id, guru saya, support dari Istri saya dan anak-anak saya, khidmah para guru dan bantuan dari semua pihak, Al Huda bisa berkembang hingga seperti ini," papar KH. Habib Ihsanuddin mengurai kisah perjalanan Pondok Pesantren Al Huda yang diasuhnya.

Baca juga : Hampir Separuh Air PAM Bocor Di Jalan

Sementara itu, mewakili Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Katib Aam PBNU KH. Said Arori dalam sambutannya menjelaskan, lembaga pendidikan pesantren merupakan metode pendidikan khas Nusantara yang sudah teruji keberhasilan pendidikanya.

Untuk itu, menurutnya, pondok pesantren perlu dijaga dan terus dikembangkan. Pendidikan pesantren minimal mempunyai tiga hal yang menjadi prasyarat. Pertama, ada kiai atau pengasuh yang mengajarkan ilmu.

Kedua, ada santri sebagai anak asuh yang menempuh pendidikan di pesantren. Dan ketiga, ada ilmu atau kitab yang diajarkan.

"Kalau ada pesantren, bahkan membangun gedung yang megah tetapi tidak ada kiainya, atau tidak ada santrinya yang mukim dan apalagi tidak pembelajaran kitab di dalamnya maka sejatinya bukanlah pesantren," jelas KH. Said Arori.

Baca juga : 20 Delegasi Anggota G20 Hadiri Pertemuan Kedua ACWG Di Bali

Atas terselenggaranya peringatan Harlah ke-59 Pondok Pesantren al Huda, Ahmad Sofyan Maulid selaku Ketua Pelaksana menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan jalannya acara.

"Seluruh santri, alumni dan masyrakat dukuh Doglo dan sekitarnya bekerja sama mensukseskan acara ini. Kami sangat berterima kasih kepada segenap santri, dewan guru, alumni, para sahabat Satkorcab Banser Boyolali, Pagar Nusa Boyolali serta para pemimpin dan warga masyarakat Dukuh Doglo dan sekitarnya. Ini benar-benar kerjasama yang luar biasa, sehingga semua rangkaian acara ini berjalan dengan baik dan sukses," ujar ketua Panitia Harlah ke 59 Ustadz Ahmad Sofyan Maulid.

Perayaan Harlah ke-59 Pondok Pesantren Al Huda dineriahkan dengan berbagai rangkaian acara yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 13 November 2022. Di antaranya tahlil kubro untuk mendoakan para guru dan tokoh-tokoh yang telah berjasa kepada pondok pesantren, wisuda pembelajaran nahwu metode ibtida'i dan metode Al Miftah, pembagian 1000 paket sembako kepada masyarakat, jalan sehat bersama Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin dan Dandim Boyolali Letkol Arm Ronald F Siwabessy, Majelis Sholawat bersama Habib Ali bin Yahya Al Habsy, seni budaya tari rodad, silaturahmi nasional alumni dan ditutup dengan pengajian akbar.

Turut hadir dalam acara ini, selain para alumni dan wali santri, Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar, Katib 'Aam PBNU KH. Sa'id Asrori, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah PW NU Jawa Tengah KH. Muzammil, KH. Zubaduzzaman Pengasuh PP Al Ishlah Kediri, Bupati Boyolali H. Said Hidayat, Stafsus Menteri Agama H. Wibowo Prasetyo, Kakanwil Kemenag Jawa Tengah H. Musta'in Ahmad SH. MH, Seluruh Ketua PC NU Se-Soloraya, Ketua GP Ansor Se-Soloraya, dan para tokoh lintas agama. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.