Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Media Challenge BuddyKu Fest
Media Harus Bisa Mereduksi Polarisasi Di Pilpres 2024
Jumat, 25 November 2022 13:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menyambut ulang tahun pertamanya. BuddyKu menggelar kegiatan bertajuk BuddyKu Fest. Salah satu acaranya “Media Challenges”.
Diskusi serius tapi santai ini membahas tantangan jurnalistik, terutama masalah politik, yang kerap menimbulkan gesekan, dan berujung pada polarisasi.
Diskusi yang digelar secara online pada Kamis (24/11) ini menghadirkan beberapa pemimpin media online sebagai narasumber.
Yakni, Pemimpin Redaksi RM.id, Firsty Hestyarini; Deputi Managing Editor Indozone Fahmy Fotaleno; dan Pelaksana Harian Asumsi.com, Joko Panji Sasongko.
Firsty Hestyarini dalam paparannya mengingatkan, tahapan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berlangsung lebih awal. Tahapannya sudah dimulai sejak 2022 ini. Karenanya, kata Hesty, sapaan akrab Firsty Hestyarini, obrolan politik sudah mulai ramai.
"Salah satu indikatornya, sudah ada yang dideklarasikan sebagai capres. Gosip-gosip serunya sudah mulai mengalir, apakah isu-isu politik identitas. Ini yang selalu menjadi perhatian," kata Hesty.
Baca juga : Pesan Wamenag: Generasi Muda Harus Melek Digital
Dia bilang, politik identitas tersebut memunculkan polarisasi dan mulai mencuat sejak 2014, momen pertama kalinya pilpres hanya diikuti dua pasangan calon (paslon).
Kemudian, polarisasi kian meruncing saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019. Polarisasi itu kemudian memunculkan istilah cebong-kampret.
Agar polarisasi tidak kembali terulang, Hesty berharap ada regulasi yang mengatur batasan-batasan politik identitas. Sebab, politik sendiri merupakan identitas.
"Stakeholder terkait, Bawaslu harus menetapkan aturan, batasan mengenai politik identitas tersebut," imbaunya.
Selain itu, Hesty juga mengingatkan media agar tidak memberi ruang kepada tokoh atau berita yang mengarah ke polarisasi.
"Media harus menjelaskan dan mengcounter berita hoax dengan merangkul stakeholder terkait dan pemuka agama. Jangan kasih ruang berita polarisasi, demi kemaslahatan persatuan Indonesia," tegas Hesty.
Baca juga : Relawan Pendekar Dan Binar Deklarasi Ganjar Capres 2024
Selain itu, untuk mereduksi polarisasi, Hesty juga meminta media agar tidak hanya memberitakan ‘kebisingan’ pilpres.
"Justru beritakan kabar bahagia. Seperti, pemilu ternyata memutar roda ekonomi. Contohnya, usaha sablon laris manis dan sebagainya," tandasnya.
Sementara Fahmy Fotaleno berharap, pilpres 2024 tidak hanya diikuti oleh dua paslon. Sebab, jika masih diikuti dua calon, gesekan atau polarisasi akan sangat kuat. Terlebih di daerah-daerah.
"Namun dalam pengamatan saya, terlihat hanya ada dua kekuatan, dua paslon," analisanya.
Berbeda, Joko Panji Sasongko justru memprediksi, Pilpres 2024 akan lebih kompetitif.
"Dari pengamatan hasil dari lembaga survei, sepertinya bakal ada 3-4 paslon. 2024 arena mendapatkan pemimpin baru," ucap Panji, sapaan Joko Panji Sasongko.
Baca juga : MUKI Sumut Tegaskan Netralitas Gereja Dalam Pilpres 2024
Panji yakin, partai politik (parpol) juga akan berupaya mati-matian agar calonnya bisa menjadi kandidat capres 2024.
Sebab, belajar dari pengalaman sebelumnya, calon yang menang pilpres 2024 akan berpeluang besar menang kembali di pemilu selanjutnya.
"Terlebih sekarang ini banyak kandidat yang sangat layak maju pilpres," tuturnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya