Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pewaris Semangat Juang Ulama, Santri Harus Jadi Benteng NKRI

Rabu, 30 November 2022 12:55 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar saat memberikan Kuliah Umum di hadapan 1.500 lebih mahasantri Pondok Pesantren Lirboyo, di Kediri, Selasa (29/11). (Foto: Dok. BNPT)
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar saat memberikan Kuliah Umum di hadapan 1.500 lebih mahasantri Pondok Pesantren Lirboyo, di Kediri, Selasa (29/11). (Foto: Dok. BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Santri adalah calon pemimpin dan pewaris semangat juang dari para ulama-ulama yang dahulu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, menjadi santri bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bangsa dan negara.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar saat memberikan Kuliah Umum di hadapan 1.500 lebih mahasantri Ma’had Aly Lirboyo, di Kediri, Selasa (29/11).

“Santri adalah calon pemimpin bangsa kita, kalian harus yakin itu. Jadi, kalau hari ini nyantri, bukan untuk diri sendiri, tapi untuk bangsa dan negara. Di sinilah tempat para leluhur kita melahirkan ulama yang pejuang, pejuang yang ulama,” ujar Boy Rafli, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (30/11).

Baca juga : Puan Kutip Pidato Bung Karno

Dalam kuliah umum yang bertema “Upaya Pesantren dalam Mencegah Intoleransi, Terorisme, Radikalisme dan Ideologi Transnasional” ini, Boy mengungkapkan, santri yang didominasi anak muda harus selalu waspada akan paham-paham radikal terorisme yang berkembang. Pasalnya, paham ini dapat memengaruhi dan mengubah mindset anak-anak muda.

“Terorisme adalah salah satu musuh dan masalah negara. Berlawanan dengan karakter bangsa kita, sehingga tidak boleh ada di negara ini. Mindset anak muda kita dipengaruhi sehingga menjadi intoleran. Padahal, bangsa kita sangat toleran, sudah jelas ada toleransi keagamaan, toleransi antarsuku,” ungkapnya.

Boy mengungkapkan, pesantren dan santri punya peran besar dalam pencegahan paham-paham radikal. Hal itu karena santri dan pesantren memiliki bekal agama dan pemahaman agama yang kuat, sehingga menjadi benteng tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk masyarakat.

Baca juga : Cerita Mahfud Saat Nyantri, Ditempa Jadi Manusia Berintegritas

“Di pondok pesantren diajarkan fikih kebangsaan, sehingga kita harapkan bisa kuat dalam menangkal paham-paham mereka. Mahasantri dan alumni Lirboyo kita harapkan bisa menjadi benteng untuk masyarakat. Bekal pengetahuan agama adalah sebuah modal besar meraih kesuksesan, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa dan negara,” lanjutnya.

Boy mengapresiasi komitmen kebangsaan yang dimiliki Pondok Pesantren Lirboyo. Ia berharap, Ponpes Lirboyo akan terus menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan, sehingga nilai dan karakter yang diwariskan ulama pejuang terdahulu akan terus terjaga.

“Pondok Pesantren Lirboyo komitmen kebangsaannya unggul. Kami harap menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan kita, apalagi dengan ilmu agama yang dimiliki, dengan prinsip hubbul wathon minal iman, dan karakter yang telah ditularkan oleh para ulama pejuang kita. Itu menjadi modal untuk mengajak yang lain,” pungkas mantan Kapolda Papua dan Banten ini.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.