Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Utusan Khusus AS Untuk LGBTQI+ Mau Datang, Sekum Muhammadiyah Bilang Begini
Jumat, 2 Desember 2022 17:52 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti angkat bicara soal rencana kedatangan Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQI+ Jessica Stern ke Indonesia, pada 7-9 Desember 2022.
Seperti dijelaskan Kementerian Luar Negeri AS melalui situs resminya, dalam kunjungan ini, Stern akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan perwakilan dari masyarakat sipil, untuk membahas hak asasi manusia. Termasuk, memajukan hak asasi manusia LGBTQI+.
"Rencana kunjungan Jessica Stern ke Indonesia, hanya akan menimbulkan masalah sosial, keagamaan, dan politik di Indonesia. Dalam situasi sekarang ini, kunjungan Jessica Stern sudah pasti akan menimbulkan kegaduhan, dan potensi perpecahan kelompok yang pro dan kontra terhadap LGBT," ujar Mu'ti melalui pesan aplikasi yang diterima RM.id, Jumat (2/12).
Kalau alasannya untuk membela HAM, Mu'ti mengatakan, ada persoalan yang sudah jelas-jelas terjadi di Palestina. Tapi, AS hanya diam seribu bahasa.
Baca juga : PUPR Kerahkan Timsus Untuk Data Kerusakan Rumah Di Cianjur
Mu'ti menekankan, perilaku LGBTQI+ jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam dan Pancasila.
Mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Sila pertama, Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, tegas menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang religius.
Dalam konteks ini, Mu'ti mengatakan, Jessica Stern dan pemerintah Amerika Serikat hendaknya menghormati Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Dengan tidak memaksakan nilai-nilai yang bertentangan, dengan moral dan kepribadian luhur bangsa Indonesia.
"Pemerintah Indonesia memiliki hubungan diplomatik dan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat. Tapi, demi kepentingan politik dalam negeri, terutama untuk menjaga persatuan bangsa, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri, dapat menyampaikan keberatan dengan kehadiran Jessica Stern ke Indonesia," papar Mu'ti.
Baca juga : Jokowi Tinggalkan Bangkok Demi Muhammadiyah
Menurutnya, di tengah upaya memulihkan ekonomi yang sulit akibat Covid-19 dan memasuki tahun politik 2024, bangsa Indonesia memerlukan situasi politik dalam negeri yang kondusif.
Berbagai hal yang berpotensi menimbulkan polarisasi dan perpecahan di masyarakat, harus dihindari.
Selama ini, kata Mu'ti, pemerintah Indonesia menjalin kemitraan yang baik dengan AS. Misalnya, dalam masalah Myanmar dan Afghanistan.
Terkait hal tersebut, ormas Islam mendukung sikap dan program pemerintah Indonesia dan AS, untuk perlindungan dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan.
Baca juga : Lantik Pengurus Jateng, Satkar Ulama Siap Antar Airlangga Jadi Presiden
Tetapi dalam hal LGBTQI+ umat Islam sudah jelas menolak.
"Pemerintah Amerika Serikat, hendaknya memahami psikologi dan pandangan umat Islam Indonesia terhadap LGBTQI+. Jangan sampai, hubungan dan kerja sama yang selama ini sudah terbangun antara masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kemanusiaan yang terjalin dengan baik, menjadi rusak akibat kunjungan Jessica Stern ke Indonesia," pungkas Mu'ti.
Sekadar info, pengertian LGBTQI+ mencakup kelompok masyarakat lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, intersex.
Tanda + mewakili orang yang tidak mengidentifikasi gender atau orientasi seksual. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya