Dark/Light Mode

KSAL Baru Harus Penuhi Kebutuhan Prajurit Laut Yang Andal

Rabu, 7 Desember 2022 20:26 WIB
Rektor Unhan Laksdya TNI Amarulla Octavian. (Foto: Dok. Unhan)
Rektor Unhan Laksdya TNI Amarulla Octavian. (Foto: Dok. Unhan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tantangan TNI Angkatan Laut (AL) ke depan tidaklah semakin mudah. Banyak permasalahan yang dirasakan untuk segera diselesaikan dengan tuntas. Dari aspek operasional dibutuhkan kemampuan penegakan hukum di laut atas banyaknya pelanggaran.

Demikian pandangan Guru Besar yang juga Sekretaris Senat Universitas Trisakti Prof Dadan Umar Daihani. Pandangan ini disampaikan berkaitan dengan bakal kosongnya kursi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) setelah Laksamana Yudo Margono terpilih menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa, yang akan segera pensiun.

Prof Dadan menerangkan, luas wilayah laut yang harus dipatroli dan diamankan belum sebanding dengan jumlah kapal perang dan pesawat udara yang dimiliki TNI AL. Dibutuhkan pola operasi laut yang baru sesuai dengan tuntutan tugas pokok tetapi di sisi lain adanya keterbatasan anggaran.

“Belum lagi kapal-kapal yang ada dan aset lainnya harus dihemat agar tidak cepat rusak. Ini kebutuhan logistik juga. Kebutuhan kapal-kapal perang untuk beroperasi sekaligus harus dirawat dengan baik di tengah keterbatasan anggaran,” ucapnya, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (7/12).

Baca juga : Mahfud: Teroris Musuh Kemanusiaan, Bukan Pejuang Agama

Tentu, lanjutnya, tidak mudah bagi KSAL yang baru untuk menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut. Kuncinya di kualitas sumber daya manusia (SDM). Dibutuhkan KSAL yang mampu membina SDM yang unggul. “Dibutuhkan KSAL yang mampu meningkatkan kompetensi prajurit laut yang andal,” imbuhnya. 

Dengan SDM yang unggul, sambungnya, akan tercipta pola operasi laut yang efektif dalam penegakan hukum. Dengan SDM yang unggul, akan tercipta cara-cara baru dalam merawat kapal agar tidak cepat rusak. Dengan SDM yang unggul, dapat tercipta cara-cara baru untuk menghemat anggaran. 

Jika ingin meningkatkan SDM, terang dia, kuncinya di lembaga pendidikan. SDM yang unggul hanya dapat dilahirkan dari lembaga pendidikan yang unggul. Kemampuan tempur perorangan dan satuan juga sangat tergantung dari kualitas para guru militer, instruktur dan para dosen.

“Jadi, dibutuhkan KSAL baru yang memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas semua lembaga pendidikan TNI AL,” ucapnya.

Baca juga : Sekar Perhutani Minta Kebijakan KHDPK Ditinjau Ulang

Beberapa calon KSAL diketahui pernah menjabat sebagai pimpinan lembaga pendidikan. Di antaranya adalah Laksdya TNI Amarulla Octavian. Dia dikenal sebagai seorang akademisi yang andal ketika memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal). Kariernya pun melesat menjadi Rektor Universitas Pertahanan (Unhan).

“Rekam jejak saat memimpin kedua lembaga pendidikan tersebut patut untuk dipertimbangkan sebagai pilihan KSAL yang baru,” ucap Prof Dadan.

Keberhasilan memimpin Unhan dapat dinilai hingga kini. Keberhasilan dalam waktu cepat mendirikan berbagai program studi baru dengan kualitas tinggi menghasilkan para mahasiswa yang banyak berprestasi. Ada kedokteran militer. Ada insinyur militer. Banyaknya pengakuan internasional atas peran penting Unhan di dunia juga banyak dipublikasikan. Bahkan, WHO dalam waktu singkat memberi kepercayaan penuh agar Unhan menjadi pusat pelatihan kesehatan internasional.

Keberhasilan ketika memimpin Seskoal tidak terlepas dari pengalaman operasi militer Octavian yang segudang. Dari Letnan hingga Kolonel, karier militernya selalu bertugas di kapal-kapal kombatan hingga menjadi komandan korvet dan komandan frigate. Berbagai operasi militer yang berbahaya berhasil diselesaikan dengan baik. 

Baca juga : Pengamat: Penuhi Rasa Keadilan Masyarakat, Sikat Mafia Tanah

Karier militer yang cemerlang sebagai kombatan hingga terpilih menjadi Komandan Satuan Kapal Cepat berpeluru kendali. Berikutnya dipercaya menjadi Komandan Gugus Tempur Laut. Suatu jabatan benar-benar hanya untuk kombatan. Prestasinya sebagai kombatan terbukti secara internasional ketika memimpin operasi pengamanan Selat Malaka bersama kekuatan laut Malaysia, Singapura, dan Thailand. 

Octavian berinisiatif membentuk Western Fleet Quick Respons (WFQR) sebagai satuan pemukul cepat yang sangat disegani. Berbagai prestasi tempur di lapangan dituangkan ke dalam berbagai buku-buku referensi di Seskoal. Dia juga menghasilkan beberapa teori dan strategi peperangan laut baru operasi-operasi tempur. 

“Di pundak Laksdya TNI Amarulla Octavian, kita harapkan mampu meningkatkan kualitas lembaga pendidikan TNI AL yang lainnya. Sekolah Tamtama, Sekolah Bintara, Sekolah Teknologi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Laut, kapasitas semua lembaga pendidikan harus meningkat dengan cepat agar dapat menghasilkan prajurit laut yang andal,” ucap Prof Dadan.

Dia menambahkan, lembaga pendidikan TNI AL yang berkualitas akan menghasilkan insan-insan TNI AL yang andal dan mumpuni sehingga mampu menjaga kedaulatan NKRI di tengan-tengah dinamika geopolitik yang terjadi saat ini.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.