Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bom Bunuh Diri Bandung

Perkuat Program Deradikalisasi Mantan Napiter

Jumat, 9 Desember 2022 09:17 WIB
Suasana pasca ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). (Foto: Istimewa)
Suasana pasca ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus Bom Astana Anyar Bandung yang terjadi pada Rabu (7/12) menegaskan terjadinya celah kerawanan (window of vulnerability) dalam penanganan terorisme.

"Pelaku sudah pernah dipenjara untuk kasus serupa, ketersediaan program deradikalisasi ada, aparat keamanan yang menangani ada, intelijen ada. Tapi pelaku mengulang dengan bom bunuh diri. Ini mesti ada celah penanganan yang rawan," demikian dikatakan Robi Nurhadi, pengamat terorisme dari Universitas Nasional, Jakarta dalam keterangannya, Jumat (9/12).

Baca juga : JAMMI Imbau Masyarakat Tak Sudutkan Aparat

Menurut Robi, mesti ada penguatan aspek legal yang memungkinkan negara mewajibkan para napiter mengikuti program deradikalisasi yang kalau menolak maka mendapat konsekuensi tertentu.

Dikatakan, pelaku bom Astana Anyar merupakan napiter yang menolak program deradikalisasi. Sementara kebijakan yang sekarang menempatkan program tersebut dalam kerelaan napiter untuk ikut atau tidak. 

Baca juga : Koalisi Berbasis Program Lebih Solid Dibanding Cuma Kandidasi Capres

"Jadi, pelaku merupakan contoh penting akan perlunya menutup celah kerawanan penanganan terorisme," tambah Robi Nurhadi, yang juga Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana (P3M) UNAS ini.

Robi juga menegaskan pentingnya semua unsur terlibat dalam menutup celah kerawanan di tingkat implementasi. BNPT memperkenalkan Stategi Pentahelix dalam kebijakan deradikalisasinya, yang melibatkan negara (aparat, birokrat), akademisi, kelompok masyarakat, media dan kalangan usahawan.

Baca juga : Sialan, Teroris Itu Masih Ada..

Semua unsur harus memberi jalan kembali kepada para napiter agar tidak mengulangi. Jangan jadikan para mantan napiter seperti sampah masyarakat atau hal lainnya.

"Beri mereka jalan kembali! Kontribusikan apa yang kita bisa beri. Agar mereka tidak melakukan bom bunuh diri," imbau Robi mengakhiri. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.