Dark/Light Mode

Koalisi Berbasis Program Lebih Solid Dibanding Cuma Kandidasi Capres

Kamis, 8 Desember 2022 20:14 WIB
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago/Ist
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mempunyai ikatan lebih kuat. Sebab, direkatkan dengan landasan programatik dibanding koalisi yang direkatkan dengan basis kandidat, yang dinilai lebih rapuh.

"Jadi, wajar basis gampang drop out. Basis koalisi bukan berbasiskan platform idelogi, bukan tautan programatik tapi soal kandidasi saja. Basis koalisi ini rapuh sebetulnya," tegas Pangi di Jakarta, Kamis (8/12).

KIB yang terdiri atas Golkar, PAN dan PPP mempunyai visi misi koalisi yang terbingkai dalam Program Akselerasi Transformasi Ekonomi Nasional (PATEN). Program tersebut menjadi perekat antara partai anggota koalisi. KIB lebih memilih pendekatan program dibanding sosok nama capres.

Baca juga : Masih Trauma, Program Latihan Skuad Arema Ikuti Rekomendasi Psikolog

Meski demikian, Pangi menilai, KIB juga bertumpu pada pendekatan yang lebih transaksional dan pragmatis, serta bisa menampung semua partai.

Direktur Eksekutif IPRC Firman Manan mengatakan, awalnya KIB merupakan koalisi yang maju dengan program sebelum menentukan capres.

“KIB di awal mereka bicara platform sempat mengeluarkan manifes politik, program ekonomi (PATEN),  tetapi kelihatannya ada pergeseran. Terutama pasca deklarasi Anies, kekuatan politik itu kembali fokus mencari kandidat,” jelas Firman.

Baca juga : Bahlil: Daripada Cari Sopir Baru, Mending Cari Yang Sudah Teruji

Partai Golkar bergabung dalam KIB bersama PPP dan PAN. Golkar memiliki suara terbesar dan sampai saat ini masih sepakat mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres. 

Koalisi Besar

KIB saat ini masih membangun komunikasi tentang capres, dan tengah menunggu kedatangan anggota baru. Firman mengatakan, dalam koalisi, partai yang memiliki suara terbesar berpeluang mengajukan calon presiden (capres).

Baca juga : KIB Bakal Diuji Dalam Penentuan Kandidat Capres-Cawapres

Pada akhirnya, partai yang punya suara besar punya potensi lebih menentukan siapa yang menjadi capres. Misalnya, Golkar tentu punya peluang besar,“ kata Firman, Kamis (8/12).

Firman mengatakan, sejak 2004 mulai muncul bentuk koalisi besar. Hal ini yang tampaknya masih berlangsung sampai sekarang. Bukan hanya KIB yang membuka diri, juga koalisi lain seperti Gerindra-PKB.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.