Dark/Light Mode

Stop Wacana Tunda Pemilu 2024, Pengamat: Yang Tak Siap Sebaiknya Mundur

Jumat, 9 Desember 2022 21:31 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyarankan penyelenggaraan Pemilu 2024 mesti dipikirkan ulang. Politikus Partai Golkar itu berpandangan, ada sejumlah potensi yang perlu diwaspadai oleh bangsa dan negara seperti pemulihan dari Covid-19 hingga ancaman ekonomi global.

Menanggapi itu, Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menilai, argumen penundaan Pemilu 2024 sudah sering diungkap dan tidak ada yang baru.

"Semua argumen-argumen itu sudah pernah kita bantah, logika-logika mereka, termasuk soal biaya," kata Ray, Jumat (9/12).

Menurutnya, Bamsoet lebih baik meneladani Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang menegaskan bahwa kondisi ekonomi akan baik tahun depan.

Artinya, lanjut Ray, alasan Bamsoet justru mendapat pembanding dari Airlangga Hartarto yang optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia.

Baca juga : Persib Vs Persebaya, Maung Bandung Siap Cape

"Airlangga yakin, ekonomi bukan hanya mampu menghadapi, bahkan mampu tumbuh di 2023. Itu Ketumnya Pak Bambang Soesatyo yang ngomong," jelas pengamat politik dari UIN Syahid Jakarta itu.

Dikatakan Ray, asumsi keterpurukan kondisi ekonomi yang menjadi landasan pertimbangan penundaan Pemilu 2024 seperti yang diutarakan Bamsoet, juga terbantahkan. Kondisi ekonomi Indonesia justru memperlihatkan hal sebaliknya.

"Kan pemerintah kita mengakui kondisi ekonomi bagus-bagus saja. Memang akan menghadapi krisis, tapi pemerintah selalu mengatakan optimistis," ungkapnya.

Itu sebabnya, lanjut Ray, alasan ekonomi sudah tidak lagi relevan ketika dijadikan argumen dasar untuk menunda Pemilu 2024.

Ray menilai, ungkapan itu bisa jadi menyiratkan adanya perasaan takut kalah dan ketidaksiapan dalam menghadapi kontestasi 2024.

Baca juga : Iran Pede Menang Lawan Amerika Serikat

"Sejak dulu saya sarankan mereka yang tidak siap ikut Pemilu 2024 sebaiknya mundur saja. Yang siap saja yang jalan," pungkasnya.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, sudah saatnya elite berhenti mengeluarkan wacana penundaan pemilu, dan mulai berkonsolidasi jelang Pemilu 2024. Harusnya, para elit politik menjadi contoh bagi masyarakat. Bukan menggiring ke wacana yang tidak produktif.

“Kira harus fokus (Pemilu 2024), pergantian kepemimpinan nasional. Konsolidasi elite dan parpol bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat tidak ikut dalam wacana yang tidak produktif,” kata Ari, Jumat (9/12).

Isu penundaan Pemilu, perpanjangan masa jabatan Presiden sudah pernah ada, dan harusnya tidak perlu muncul lagi karena proses sudah berjalan.

 Dia mengaku, memang ada kelompok yang tidak siap ikut Pemilu 2024 dengan alasan elektoral, krisis, termasuk adanya potensi pembelahan itu jadi alasan.

Baca juga : Golkar Ingin Koalisi Menuju 2024 Solid, Pengamat: Pemerintahan Bakal Stabil

“Buat saya, kita harus satu suara, Pemilu harus berjalan. Mengenai ekses dan antisipasi seperti apa, itu bisa disiapkan,” jelas Ari.

Menurut dia, suksesnya gelaran Pemilu ditentukan oleh elite parpol. Jika para elite duduk bersama, terkonsolidasi, menjaga agar gelaran pemilu berjalan kondusif.

“Ini bisa dikondisikan antarelite politik, siapa capres, konfigurasi parpol mengarah ke mana untuk 2024.” ujar Ari.

Dengan adanya komentar penundaan pemilu oleh elite Partai Golkar, menurut Ari, beringin harus memperkuat konsolidasi internal partai.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.