Dark/Light Mode

Sowan Kiai Sepuh NU Jatim, Prabowo Diskusi Perkuat Keutuhan NKRI

Senin, 26 Desember 2022 22:26 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur di Surabaya, Senin (26/12). (Foto: Istimewa)
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur di Surabaya, Senin (26/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur di Surabaya, Senin (26/12).

Prabowo banyak berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Termasuk, peran kiai dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga keutuhan negara.

"Mereka bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan di Surabaya selama 2,5 jam,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani melalui keterangan tertulis kepada RM.id. Senin (26/12).

Baca juga : Sahabat Sandi Bantu Emak-emak Desa Penuhi Kebutuhan Pokok

Muzani merincikan, kiai-kiai sepuh yang hadir di antaranya, KH. Nurul Huda Jazuli dan Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri. Kemudian, KH. Anwar Mansur dari ponpes Lirboyo, KH. Ubaidilah Faqih ponpes Langitan Tuban, dan KH. Fuad Nurhasan dari ponpes Sidogiri Pasuruan.

Kemudian, KH. Ali Masyhuri dari Sidoarjo, KH. Marzuki Mustamar Malang, KH. Abdul Matin Tuban, KH. Ahmad Faiz Abdul Haq ponpes Nurul Jadid Probolinggo. Serta Gus Fahim Ruyani ponpes Ploso Kediri, KH. Cholil Nawawi Jalil ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih ponpes Langitan Tuban.

Muzani yang hadir di pertemuan itu menceritakan, perbincangan Prabowo dengan para kiai berlangsung santai dan khidmat. Pembahasannya kebanyakan tentang keutuhan bangsa. Termasuk sejarah peranan kiia dan NU dalam aksinya menyelamatkan negara.

Baca juga : Prabowo Diminta Jadi Negarawan, Sanggup?

Misalnya, mengenang Fatwa Jihad di peristiwa 10 November 1945, peristiwa pemberontakan G30SPKI, hingga peralihan dari Orde Baru ke Reformasi, NU selalu berperan penting melakukan aksi penyelamatan negara.

Wakil Ketua MPR itu menganalogikan, NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara. NU juga mengajarkan Islam yang teloren dan sangat menghargai perbedaan.

Karena itu, pertahanan negara yang melibatkan para ulama dan pondok pesantren NU menjadi suatu hal yang sangat penting.

Baca juga : Lawan Terorisme, Kepala BNPT Gencarkan Dialog Lewat Warung NKRI

"Kepada Pak Prabowo, para kiai sepuh juga berharap agar pondok pesantren jangan dianaktirikan. Memang nyatanya banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa. Mestinya itu bisa digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes. Karena itu ada perlu afirmasi persamaan. Kiai-kiai sepuh juga berharap agar NU sebagai kekuatan besar tidak hanya digunakan sebagaibkendaraan politik semata," jelasnya.

Para kiai juga berpesan agar Partai Gerindra dan PKB untuk tetap solid menguatkan kerjasama politik. Di akhir acara dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh KH Nurul Huda Jazuli dari Ponpes Ploso Kediri.

"Para kiai berharap agar koalisi yang dibangun antar Gerindra dan PKB dapat terus dilanjutkan dalam pencalonan ke depan. Pertemuan itu lalu ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kyai Haji Nurul Huda Jazuli dari Ponpes Alfalah Plosok Kediri. Harapan kiai tersebut agar apa yang dicita-citakan bersama pada Pilpres 2024 bisa terwujud," kata Muzani menyampaikan pesan para kiai. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.