Dark/Light Mode

NUCLEATOR: Nusantara Clean Energy Generator

Minggu, 8 Januari 2023 13:49 WIB
Konsep NUCLEATOR (Gambar: Dok Pribadi)
Konsep NUCLEATOR (Gambar: Dok Pribadi)

Relokasi Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia memerlukan perencanaan yang matang pada berbagai aspek. Sehingga tidak sekadar memindahkan permasahan, tetapi dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan multidimensi masyarakat. Namun, pada kenyataannya, implementasi IKN baru masih dihadapkan dengan berbagai tantangan utamanya pada aspek lingkungan dan energi.

Penulis melakukan pengumpulan data sekunder berupa data timbunan sampah dan kebutuhan energi yang bersumber dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Diperoleh bahwa kebutuhan energi di IKN pada tahun 2024 akan mencapai 1555 MW, sementara suplai energi listrik berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PT PLN hanya akan mencapai 691 MW. Oleh karena itu, terdapat potensi defisit sumber energi sebesar 864 MW.

Baca juga : IKN Nusantara Jembatan Emas Peradaban Baru Indonesia

Kemudian berdasarkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), populasi IKN pada tahun 2024 akan mencapai 1,5 juta jiwa yang tentu berimplikasi pada peningkatan residu dari aktivitas kegiatan manusia. Dengan menggunakan metode regresi linier, diperoleh bahwa timbunan sampah di IKN pada tahun 2024 akan mencapai 2.9 juta ton/ tahunnya. Ketika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, akan terjadi potensi peningkatan emisi gas rumah kaca dan pencemaran yang berimplikasi pada penurunan indeks kualitas lingkungan dan kesehatan.

Esai ini bertujuan untuk menawarkan suatu solusi bernama NUCLEATOR yang merupakan teknologi pengolah sampah terpadu dan penghasil energi bersih yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT). NUCLEATOR akan diimplementasikan di TPA Buluminung dengan luas 34 Ha yang dapat menampung 2,3 juta ton sampah per siklusnya.

Baca juga : Cara Delevingne, Hadiri Seminar Masturbasi

NUCLEATOR memastikan setiap jenis sampah akan diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis melalui 6 zona utama yakni, sorting unit yang dilengkapi dengan sensor IC TCS 230 dalam basis Convolutional Neural Network, composting unit dengan IBS rapid composting, PLTSa dengan teknologi thermal incinerator, pyrolysis unit dengan 6 reaktor, unit budidaya magot, dan unit daur ulang. Luaran yang dihasilkan berupa energi listrik, kompos, produk daur ulang, dan bahan bakar diesel yang menyumbang profit yang signifikan.

Berdasarkan analisis finansial, diperoleh pay back period akan tercapai dalam dua tahun dua bulan, IRR 25,11%, dan ROI sebesar 41,45% sehingga tergolong model bisnis yang feasible dan profitable untuk diimplementasikan di masa yang akan datang. Selain itu, implementasi NUCLEATOR akan berperan dalam akselerasi upaya mewujudkan keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial yang bersesuaian dengan poin SDGs khususnya poin 1, 9, 13, dan 17. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.