Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Pentolan NasDem Ketemu Jokowi Dan KIR
Sebaiknya Cawapres Anies Secepatnya Diumumkan...
RM.id Rakyat Merdeka - Kunjungan elite Partai Nasional Demokrat (NasDem) ke Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra dan PKB yang kini melebur dalam Koalisi Indonesia Raya (KIR), dan pertemuan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dengan Presiden Jokowi, di Istana menyisakan tanda tanya.
Koalisi Perubahan yang belum juga diresmikan NasDem, PKS, Demokrat juga disebut mulai goyah. Meski tim kecil sudah kerap berkomunikasi, belum kunjung capai kata sepakat. Teranyar, mereka menggelar pertemuan di kediaman Anies, di Lebak Bulus, Jakarta. Sudah berjam-jam ngobrol, belum pasti juga kapan deklarasi capres-cawapres digelar.
Pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio justru menilai, pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh yang sangat mungkin membahas pencapresan Anies Baswedan, bermakna positif.
“Jadi pertemuan keduanya itu bukan hanya lepas kangen. Tetapi meluruskan kesalahpahaman pesan komunikasi komunikasi yang terganggu tentang pencapresan Anies,” kata pria yang akrab disapa Hensat ini kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Anies Capres Ambyar, Reshuffle Jadi Hambar
Dikatakan, pasca pencapresan Anies, ada miskomunikasi antara persepsi Jokowi dan Paloh. Persepsi yang berkembang, pencalonan Anies tidak memberi tahu kepada Presiden Jokowi. Padahal, Hensat yakin Jokowi tak masalah dengan langkah NasDem. Sementara Paloh berprasangka, Jokowi tak suka dengan pencapresan NasDem.
“Jadi untuk memperbaiki situasi komunikasi, meluruskan kesalahpahaman. Makanya, kata NasDem hasil pertemuan keduanya kan positif. Kedua teman ini ketemu kesepahaman sama dan saling mengerti,” ungkapnya.
Kalaupun ada pembahasan reshuffle, lanjut Hensat, semata bukan karena pencapresan Anies oleh NasDem. Tetapi karena kinerja kabinet. “Kalau reshuffle gara-gara Anies, justru Jokowi sedang membukakan jalan dan panggung untuk NasDem dan Anies supaya lebih disukai rakyat. Kesannya didzolimi. Rakyat Indonesia suka tuh dukung yang terdzolimi. Saya kira dengan pertemuan dan kesepahaman ini ada hal positif juga dengan kelanjutan pencalonan Anies,” jelasnya.
Agung Baskoro, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis berbeda pendapat. Menurutnya, rangkaian peristiwa ini bisa menjadi warning bagi pencapresan Anies dan keberlangsungan Koalisi Perubahan.
Baca juga : Pengamat: Pencapresan Anies Baswedan Di Ujung Tanduk
“Berbagai peristiwa ini menimbulkan tanda tanya, bagaimana nasib Koalisi Perubahan. Nampaknya menuju suram dan Anies sebagai capres yang telah dideklarasikan NasDem akan wassalam,” kata Agung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Manuver NasDem dan Surya Paloh ini menegaskan koalisi dengan PKS dan Demokrat sedang tidak baik-baik saja. Indikasinya, pertama soal cawapres Anies. Sejak tenggat waktu yang diberikan NasDem kepada Demokrat dan PKS mulai 10 November, akhir Desember 2022, dan sekarang jelang akhirJanuari 2023 tak kunjung ketemu win-win solution.
Apabila NasDem berpindah haluan ke KIR, atau ke KIB, maka otomatis Koalisi Perubahan bubar. Artinya, bukan hanya Demokrat dan PKS saja yang dirugikan. Karena ketiganya akhirnya hanya sebagai pelengkap di koalisi lain. Coattail effect alias efek ekor jas yang diharap NasDem, PKS, Demokrat yang selama ini identik dengan Anies akan tereduksi.
“Di KIR Prabowo capres harga mati. Di KIB ada Airlangga. Ketiga partai ini hanya jadi pelengkap. Akhirnya Anies, AHY, Aher sama-sama bersaing jadi cawapres di koalisi baru mereka,” tuturnya.
Baca juga : Cawapres Anies Basisnya Kuat Di Jateng Dan Jatim
Diakui, jalan pencapresan Anies begitu terjal. Apalagi bertubi-tubi, NasDem diserang mitra koalisi di pemerintahan.Sebab Anies lebih identik dengan narasi perubahan atau semangat oposisi ketimbang keberlanjutan. Alhasil wacana reshuffle mengemuka untuk menendang NasDem dari kabinet.
Tak lama berselang, akhir tahun 2022, pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan dengan Surya Paloh di London seolah membawa pesan Istana, dalam hal ini Presiden Jokowi. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.