Dark/Light Mode

Catatan Prof Tjandra Yoga Aditama

Flu Burung, Rakerkesnas Dan ASEAN

Jumat, 24 Februari 2023 17:30 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak 23 Februari 2023 kemarin, sedang berlangsung Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RaKerKesNas), dan di hari itu juga saya menulis tentang KLB Difteri yang terjadi menyusul KLB Polio dan Campak, yang mungkin juga dibahas dalam RaKerKesNas ini.

Hari ini kita mendapat berita lain tentang penyakit menular. Sesudah terjadi flu burung di berbagai binatang mamalia di berbagai negara Eropa dll. maka mulai ada kasus pada manusia, bahkan di Asia. Berita terakhir datang dari sesama negara ASEAN, yaitu Kamboja. Tadinya seorang anak meninggal karena flu burung, lalu kemarin ayahnya juga flu burung positif. Ini mengingatkan kasus flu burung di negara kita, yang juga bermula pada seorang anak yang dirawat di RS di Jakarta dan lalu ayahnya juga tertular dan bahkan kemudian meninggal dunia, lalu kemudian merebak cukup luas karena sudah terjadi penularan antar manusia berkesinambungan (sustained human to human transmission).

Untuk kasus di Kamboja kali ini, ada 22 ekor ayam dan  3 bebek yang mati di lingkungan rumah keluarga itu, dan di desanya juga ada sejumlah burung liar yang mati, serta masih ada 11 orang lagi yang sedang dalam pemeriksaan tentang kemungkinan tertular. Kematian unggas juga terjadi di negara kita pada waktu kasus flu burung pada manusia meningkat beberapa tahun yang lalu itu, dan bahkan angka kematian kita cukup tinggi pula.

Baca juga : Toilet Di Bandara Soekarno-Hatta Jadi Salah Satu Terbaik Di ASEAN

Dengan memegang keketuaan ASEAN, untuk antisipasi flu burung Kementerian Kesehatan bisa mengkoordinasikan seluruh Kementerian Kesehatan ASEAN untuk kewaspadaan dan antisipasi. Ada tiga hal yang harus waspadai. Pertama, mendeteksi apakah ada kasus di negara ASEAN lain di luar Kamboja (termasuk Indonesia). Kedua, kalau memang ada maka perlu upaya maksimal untuk mengendalikan di sumbernya (contain at the source) supaya kasus tidak keluar ke negara lain. Ketiga, negara yang belum ada kasus perlu membentengi diri agar jangan kemasukan.

Untuk kita di dalam negeri ada lima hal perlu sekarang dilakukan. Pertama, surveilan ketat pada unggas dan manusia untuk mendeteksi awal kalau-kalau sudah ada kasus. Untuk unggas deteksinya bisa di tiga tempat, peternakan, pasar ayam dan lingkungan rumah. Untuk manusia maka dapat di deteksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, apalagi kalau ada klaster beberapa orang dengan gejala yang sama.

Kedua, kalau ada kecurigaan kasus pada manusia dan juga hewan, maka team yang turun ke lapangan haruslah gabungan antara kesehatan dan juga kesehatan hewan. Ketiga, sarana diagnosis di cek ulang kesiapan dan ketersediaannya, kalau-kalau nanti diperlukan secara luas. Keempat, obat flu burung sejauh ini adalah Oseltamivir dengan merek Tamiflu, yang perlu juga di cek ketersediaannya, atau bagaimana cara mendapatkannya, kalau-kalau nanti diperlukan. 

Baca juga : Idealnya, Seluruh Rakyat Dapat Layanan Kesehatan Esensial, Tanpa Bebani Kantong

Kelima, terus kerja sama dengan WHO untuk memantau setidaknya tiga hal, yaitu: 1) perkembangan kasus di berbagai negara, 2) perkembangan genomik kasus pada manusia dan unggas, dan 3) kerjasama internasional untuk ketersediaan logistik yang mungkin akan diperlukan.

Tentu pengendalian penyakit menular juga menjadi bahan utama pembahasan Rapat Kerja Kesehatan Nasional sejak kemarin, baik yang sudah ada di dalam negeri seperti berbagai KLB sekarang ini maupun kemungkinan ancaman penyebaran internasional seperti Flu Burung ini. Kita semua berharap agar RaKerKesNas ini merumuskan berbagai kegiatan untuk kesehatan kita semua.

Prof Tjandra Yoga Aditama

Baca juga : Agar Karantina Kesehatan Pasca Pandemi Covid-19 Terkendali, Ini 3 Hal Yang Harus Diperhatikan

Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit, dan Mantan Kabalitbangkes

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.