Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPIP: Sambut Ramadan Dengan Refleksi Aktualisasi Pancasila

Rabu, 22 Maret 2023 22:06 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo mengajak, masyarakat untuk menyambut Ramadan sebagai refleksi aktualisasi Pancasila dalam kerukunan umat beragama.

Hal itu disampaikan Romo Benny begitu ia disapa, dalam dialog di omah Joglo dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw di Yogyakarta, Rabu (22/3)

Dalam dialog pembuka, Romo Benny menyatakan bahwa pekerjaan silaturahmi menjelang Ramadan memang sudah diwariskan sejak era Gus Dur dan Romo Mangun dan ulama lain sejak dahulu. "Saya tiap tahun menjelang Ramadan telah melakukan kunjungan ke almarhum kyai Hasyim Muzadi dari dahulu. Ziarah itu merupakan tradisi luhur masa kini dan merupakan salah satu tradisi umat beragama Indonesia," ujar Benny.

Lebih lanjut, Benny menjelaskan, Ramadan membuat rindu kampung halaman dan rindu kawan lama. Hal ini bukan merupakan sukacita umat muslim saja tetapi dirayakan juga oleh umat beragama lain di indonesia.

Baca juga : Sambut Ramadan, Srikandi Ganjar Banten Gelar Konser Religi

"Hal tersebut merupakan refleksi dari nilai Pancasila yang digali Bung Karno yang diambil dari masyarakat Indonesia. Bukti Pancasila ada sejak dahulu yaitu dibuktikan  masyarakat Hindu dan Budha hidup rukun dimana aliran perbedaan itu bisa hidup rukun itu cuma hadir di Indonesia," tegas Benny.

Melalui dialog tersebut, Benny menyatakan, Pancasila itu adalah bentuk demokrasi di mana semua adat istiadat umat beragama itu dihargai. Dalam dialog dan tanya jawab dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw ada pembahasan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme serta bagaimana Pancasila menghadapi tantangan seperti itu. Sedangkan Benny menjawab bahwa semua orang itu dasarnya adalah radikal. Namun menjadi masalah jika memasukkan  paham isme yang menganggap dirinya yang paling benar yang lain salah.

"Ini yang menjadi masalah, persoalan kita mengenai radikalisme adalah bagian dari manipulasi agama untuk politik ekonomi. Jika kita belajar agama tanpa ada gurunya, jika gurunya salah maka inilah yang bakal terjadi," paparnya.

Lebih lanjut, Benny menjelaskan, BPIP berupaya mengembalikan pendidikan Pancasila dengan mengumpulkan banyak penulis  untuk membuat materi Pancasila. Dalam berkumpulnya penulis itu telah terjadi kesepakatan dan kesepahaman bahwa menjadikan pendidikan Pancasila sebagai pendidikan karakter adalah mutlak.

Baca juga : Belanja Wajar Aja, Jangan Takut Kehabisan Pangan

Selain itu BPIP  juga akan mewujudkan pokok ekonomi  pro rakyat kecil dengan ekonomi Pancasila. "Semua masyarakat Indonesia dari ujung barat ke timur harus merasakan perputaran ekonomi dan pembangunan ekonomi sehingga mereka tidak tertinggal. Hal itu dapat terwujud jika Pancasila hadir sebagai Ideologi kerja yang menjadi prinsip bagaimana masyarakat bisa memenuhi kebutuhan dengan pikirannya sendiri," ujar Benny.

Menjawab pertanyaan lain tentang apakah Pancasila minus keteladanan, Benny mengatakan, di BPIP ada ikon Pancasila yang menjadi role model supaya masyarakat bisa langsung melihat teladan mereka dalam mengaplikasikan Pancasila. Pancasila itu adalah rasa. Dalam ikon Pancasila itu bisa dilihat karena mereka mewujudkan dalam prestasi.

“Saat ini kita harus menggunakan ruang digital seperti TikTok sebagai media milenial menyuarakan Pancasila. Kita butuh bersama memiliki kesadaran bahwa Pancasila itu indah,” katanya.

Menurut dia, Pancasila adalah kerja bersama, pembudayaan itu butuh waktu dan kebiasaan yang ditanamkan dalam keluarga. Keluarga kecil itu penting, besar juga penting. “Kita harus meluruskan agar tidak terjadi kebohongan. Jika itu menyesatkan maka akan merusak," jelasnya.

Baca juga : IFC Sebut Impor Pakaian Bekas Rugikan Industri Fesyen Nasional

Dalam pernyataan penutupnya, Benny menjelaskan, saat ini RI sedang melawan virus hoax dan perlu vaksin ideologi supaya punya imun dari penyakit pemecah belah bangsa. Vaksin menjadi kebutuhan yang rata dan semua warga Indonesia harus memiliki karena dengan vaksin ideologi kita mempunyai imunitas untuk selalu bersatu tanpa terpecah belah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.