Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengurusan Surat Kematian Di Medan

Keterlaluan, Direktur KPK Jadi Sasaran Pungli Lurah

Kamis, 30 Maret 2023 07:30 WIB
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief. (Foto: Twitter @KPK_RI).
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief. (Foto: Twitter @KPK_RI).

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi pungutan liar atau pungli Lurah di Kota Medan sungguh keterlaluan. Tak pandang bulu. Bahkan berani meminta uang kepada Pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Amir Arief mengaku pernah mengalami pungli saat urus surat kematian sang ibu. Amir men­gaku ditodong Rp 20 ribu ketika mengurus surat di kelurahan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Amir menuturkan hal tersebut dalam acara Sosialisasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang, Senin 27 Maret 2023. Amir mengaku kejadian itu terjadi pada tahun 2021.

Baca juga : Mudik Gratis Pegadaian Layani 9 Rute Tujuan, Cek Di Sini Cara Pendaftarannya...

“Tahun lalu, saya pulang kampung ke Medan. Tahun 2021 ibu saya meninggal di Medan, pulang kampung lah saya. Hari ketiga setelah pemakaman, saya mau urus surat keterangan kematian ke lurah. Lurah (di) Kota Medan,” ujar Amir mengawali cerita.

Amir datang ke kantor Kelurahan sekitar pukul 11.00 WIB. Suasana di kantor tersebut ternyata sepi. Menurut Amir, saat itu hanya ada petugas keamanan dan petugas bagian pengetikan.

Amir menuturkan, petugas pengetikan sempat bertanya tu­juan datang ke Kelurahan. Amir pun menyampaikan hajatnya mendatangi kantor tersebut.

Baca juga : Geledah Apartemen Di Menteng, KPK Temukan Uang Miliaran Rupiah

Oleh petugas pengetikan, Amir disarankan meminta tanda tangan lurah secara langsung ketika lurah tiba. Amir meminta sang adik untuk menjalankan saran dari petugas pengetikan.

“Ibu tadi yang tukang ketik ngomong ke saya, ‘Bang, kalau mau urus surat kayak gini minta tanda tangan jangan kami yang urus, Abang sendiri yang minta’. Suratnya cuma satu lembar. Saya masuk ke ruangan, saya panggil adik saya. ‘Dah kamu aja yang masuk, deh, tunggu aja lurahnya bentar lagi datang’,” tutur Amir.

Amir menunggu lama hingga akhirnya sang lurah tiba di kan­tor sekitar pukul 15.00 WIB. Saat datang, sang lurah pun sempat mempertanyakan kedatangan Amir dan adiknya

Baca juga : Kini, Pejabat KPK Disorot Warganet

“Saya keluar, saya lihat dari pintu datanglah ibu-ibu, ibu lurah. Dia lihat saya, bilang, ‘ada mau urus apa, Bang?’ Adik saya jelasin ‘saya mau urus surat kematian’. Cepat saja tuh tanda tangan, lima menit jadi tanda tangan. Adik saya lalu beranjak dari kursi, baru setengahberanjak bu lurah langsung teriak ‘Kok gitu saja, Bang?’,” kata Amir.

Amir tak mengetahui maksud lurah berkata. Amir sempat ber­tanya kepada petugas pengetikan soal maksud dari pernyataan lu­rah ‘kok gitu saja Bang’. Petugas pengetikan menyarankan agar menaruh uang ke laci meja kerja sang lurah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.