Dark/Light Mode

Aktivis 98 Puji Kemajuan Pengusutan Pelanggaran HAM Oleh Jokowi

Selasa, 16 Mei 2023 17:42 WIB
Diskusi 25 Tahun Reformasi bertajuk, Kesaksian Pelaku Sejarah, di Graha Pena 98, Jakarta, Selasa (16/5). (Foto: Istimewa)
Diskusi 25 Tahun Reformasi bertajuk, Kesaksian Pelaku Sejarah, di Graha Pena 98, Jakarta, Selasa (16/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aktivis 98 Nezar Patria berharap, Presiden Jokowi bisa menuntaskan pengusutan pelanggaran HAM yang terjadi pada masa reformasi 1998. Dia pun memuji, saat ini, terjadi kemajuan dalam pengusutan pelanggaran HAM.

“Terakhir saya dengar Presiden melalui Menko Polhukam mengeluarkan satu kebijakan untuk merehabilitasi korban pelanggaran HAM,” kata Nezar, dalam diskusi 25 Tahun Reformasi bertajuk “Kesaksian Pelaku Sejarah”, di Graha Pena 98, Jakarta, Selasa (16/5).

Baca juga : Kemenkumham Selenggarakan Mudik Bareng Untuk Pegawainya

Menurutnya, ini merupakan kemajuan yang cukup progresif. “Dalam artian korban itu diakui keberadaannya dan diakui hak-haknya yang harus didapatkan,” imbuh korban penculikan dan penyiksaan aparat di 1998.

Nezar menjelaskan, proses peradilan pengusutan pelanggaran HAM 98 yang dilakukan saat ini sudah berjalan maksimal. Komnas HAM selaku pihak yang melakukan pengusutan juga telah memberikan rekomendasi kepada DPR, Jaksa Agung, dan Jokowi.

Baca juga : Menteri Kongo Puji Kerja Nyata Indonesia Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

“Tentu saja proses yudisialnya itu berada di dalam track yang berbeda. Tapi, yang paling penting adalah korban yang sudah menunggu selama reformasi ini mendapatkan apa yang menjadi hak mereka,” ucap dia.

Terlepas dari itu, Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) 1995-1998 ini mengungkapkan, cita-cita gerakan reformasi 98 sudah dirasakan sekarang. Mulai dari kebebasan berpolitik hingga kebebasan menyampaikan pendapat.

Baca juga : Ditanya Soal Pertemuan Dengan Prabowo, Sandi Nggak Banyak Omong

“Saya kira kita mendapatkan space yang cukup besar dibanding hidup di bawah rezim diktator sebelumnya, yang tidak ada ruang untuk bicara, tidak ada ruang untuk mendirikan parpol. Ini saya kira harta karun reformasilah yang harus dijaga dan generasi yang tumbuh setelah 98 saya rasa menikmati kebebasan yang berlimpah ini,” tandasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.