Dark/Light Mode

Toraja Utara Punya Perpustakaan Megah, Bupati Janji Tingkatkan Budaya Baca

Kamis, 15 Juni 2023 12:57 WIB
Peresmian Gedung Perpustakaan Umum Daerah Toraja Utara dan sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, di Toraja Utara, Kamis (15/6). (Foto: Dok. Perpusnas)
Peresmian Gedung Perpustakaan Umum Daerah Toraja Utara dan sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, di Toraja Utara, Kamis (15/6). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Toraja Utara kini punya Gedung Perpustakaan Umum Daerah yang megah. Gedung berkelir biru beraksen khas Tongkonan setinggi tiga lantai tersebut dilengkapi dengan sejumlah fasilitas lain, seperti ruang baca, ruang multimedia, ruang literasi, galeri, dan berbagai fasilitas lain. Lokasinya strategis, berada di jantung kota Toraja Utara.

Gedung ini diresmikan Kamis (15/6). Kegiatan dirangkai dengan pengukuhan Bunda Literasi dan sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM).

Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang senang atas dibangunnya gedung layanan perpustakaan di wilayahnya. Yohanis berjanji mendayagunakan perpustakaan untuk membantu proses belajar dan kegiatan penumbuhkembangkan kebiasaan membaca, khususnya anak-anak pelajar.

“Kehadiran gedung perpustakaan yang mewah tentu akan menambah semangat membaca masyarakat untuk lebih memajukan pembangunan sumber daya manusia di Toraja Utara,” ujarnya, melalui virtual.

Sekretaris Daerah Toraja Utara Torut Salvius Pasang juga bangga dengan dibangunnya gedung perpustakaan atas bantuan Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022. Menurutnya, perpustakaan punya peran penting dalam pembangunan SDM. Lewat membaca, siapa pun dapat berkembang pengetahuannya.

Baca juga : Perjalanan Pertamina Mencari Energi Hingga Ke Gurun Sahara

“Anak-anak pelajar nanti akan kita atur jadwal kunjungan ke perpustakaan. Kita harus mulai membiasakan sehingga akhirnya terbiasa,” ucapnya, di lokasi acara.

Wilayah Toraja sudah lama dikenal sebagai penghasil kopi yamg mendunia. Bahkan, 20 tahun lalu, produksi kopi di Toraja sanggup mencapai 1 ton per hektar. Kini, hanya mampu menghasilkan 200 kilogram per hektar. “Itu akibat kita kurang membaca sehingga kita tidak mengetahui dan memahami apa yang menjadi potensi wilayah sendiri,” tambah Salvius.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menegaskan, pembangunan perpustakaan merupakan bukti kehadiran Pemerintah dalam membantu mencerdaskan anak bangsa yang telah menjadi komitmen bersama semua pihak.

“Kita sadar, setelah ratusan tahun dijajah, dampak psikologis yang dirasakan masyarakat cukup besar. Penjajahan membentuk para kapitalis berkuasa, paham imperialisme berkembang dan menghasilkan kebodohan yang menjadi pangkal kemiskinan,” ujar Syarif Bando.

Imbas dari kemiskinan, tambah Syarif, mengakibatkan efek domino ke banyak hal. Seperti akses masyarakat ke pengetahuan tidak terjangkau, skill yang tidak terasah, pemodalan yang kurang, yang dan turut dipengaruhi culture budaya yang malas yang masih dominan.

Baca juga : Kowarteg Dukung Ganjar Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Lansia Dan Prasejahtera

“Dunia berubah sesuai arah pengetahuan yang kita miliki. Dan pengetahuan yang kita miliki sesuai tingkatan akses kepada bahan bacaan,” lanjut Syarif.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR Mitra Fakhruddin menegaskan, dibangunnya perpustakaan menandakan kepedulian dan peran aktif Pemerintah dalam memikirkan perkembangan dan kualitas SDM. Sehingga tidak berlebihan jika menjadikan perpustakaan sebagai laboratorium peningkatan SDM, khususnya di Toraja Utara, tidak sekedar tempat membaca saja.

Dengan perpustakaan ini, potensi kewirausahaan dan pariwisata juga bisa digarap dengan meningkatkan pemahaman atas potensi alam sekitar. Tak lupa, ia juga berpesan agar menggunakan narasi-narasi yang baik agar orang lain tahu dan mengenal kekayaan Toraja Utara. Banyak koleksi-koleksi di perpustakaan yang bisa membawa siapa pun untuk menggali bakat dan kemampuan yang dimilikinya. “Perpustakaan harus jadi ruang besar bagi masyarakat Toraja Utara,” ujar Fakhruddin.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengatakan, perpustakaan yang dibangun di daerah merupakan pengejawantahan prioritas pembangunan di era Presiden Jokowi, dengan pembangunan SDM menjadi target utama. SDM menurut Adin, bagian fundamental sebagai alas pacu Indonesia menjadi bangsa produsen.

“Pengetahuan adalah kekuatan dan kehadiran perpustakaan di daerah merupakan loncatan besar. Karena, dari 514 kabupaten/kota, yang kita bangun baru 146 perpustakaan di daerah,” ujar Adin.

Baca juga : Catat Yuk! Mulai 3 Juni, Perjalanan Kereta Panoramic Dilakukan Tiap Hari

Budaya literasi merupakan isu yang strategis. Karena kehadiran orang-orang yang berpengetahuan berbanding lurus dengan literasi. Ketika budaya baca tinggi, maka masyarakat menjadi lebih kreatif, inovatf, dan kesejahteraan.

Sementara, pegiat literasi Sulawesi Selatan Aloysius Lande mengaku telah puluhan tahun membantu Pemprov Sulsel dalam menggalakkan minat baca. Lande mengisahkan bagaimana ia membuat dua kelompok baca, yakni grup yang tidak pernah tersentuh bahan bacaan dan grup yang sudah bisa baca, yang rata-rata berprofesi sebagai tukang becak.

Bersama aktivis lain, setelah tiga tahun berjalan, ikhtiar yang dilakukan mulai menampakkan hasil. Anak-anak yang semula ogah, kini mulai tertarik membaca. Begitu juga dengan komunitas tukang becak yang sudah berani bercerita dari yang dibacanya.

“Di Makassar kami memanfaatkan lorong-lorong yang biasa dijadikan tempat bermain anak. Di situ kami dirikan pojok baca. Buku-buku bacaan kami dapatkan melalui donatur,” ungkapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.