Dark/Light Mode

Romo Benny: Tanamkan Ideologi Pancasila Kepada Anak Sejak Usia Dini

Jumat, 14 Juli 2023 19:12 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo saat menjadi tamu podcast PWI Jakarta Barat. (Foto: Ist)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo saat menjadi tamu podcast PWI Jakarta Barat. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo atau yang dikenal dengan Romo Benny mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menerapkan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari hari, terlebih kepada anak sejak usia dini.

Hal itu diungkapkannya saat mengisi Podcast yang di gelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Koordinatoriat Jakarta Barat bersama Host Teuku Faisal di Balai Wartawan PWI Jakarta Barat, Kantor Wali Kota ADM Jakarta Barat Gedung C1 Kembangan Jakarta Barat bekerja sama dengan Radio Nusantara Indovwt 109 Pelangi Room, Kamis (13/7)

Romo Benny menjelaskan, pengamalan Pancasila itu salah satunya harus ditanamkan pada anak sejak usia dini. Karena apa yang dilakukan orang tua itu akan menjadikan cermin bagi mereka anak anak.

Contohnya, kalau ada orang tua kesulitan untuk menyeberang jalan, kemudian anak anak itu datang untuk membantu. Itu salah satu bentuk penghormatan dan saling tolong menolong.

Contoh lain, umpama naik bus kota ada orang tua, anak mudah mengalah untuk memberikan tempat duduknya kepada orang tua. "Itu salah satu bentuk menghormati pada orang tua. Contoh kongkrit itu harus diajarkan sejak usia dini," kata Romo Benny, saat menjawab pertanyaan dari Dida Widiani Guru SMAN 7 di Kota Bogor.

Baca juga : Rieke: Narasi Perdamaian Dominasi Catatan Sejarah Peradaban Islam

Romo Benny menambahkan, saat ini sudah zamannya gadget, anak-anak usia dini bisa mendapat contoh  dalam bentuk video pendek atau animasi. Sehingga bisa menjadikan pendidikan roh model bagi anak anak diusia dini.

Romo Benny mengatakan, contoh kongkrit itu yang akhirnya menjadi kebiasaan. Kalau kebiasaan baik itu tidak ditanamkan sejak dini, jangan salahkan anak-anak. Maka praktek itu bisa menjadikan Pancasila. 

Kedua, dia bisa menjadikan ideologi itu hidup dan ideologi kerja. Ideologi hidup itu contohnya menghormati orang tua Gotong Royong, menghargai perbedaan, menghormati perbedaan, dalam perataan hari hari besar anak anak memberikan salam. "Ini kan harus dididik melalui pendidikan usia dini," ujarnya

Lebih lanjut, Romo Benny memaparkan, soal ideologi kebijakan. Kebijakan itu menjadi ideologi praksis lewat sebuah kurikulum. Kurikulum itu mesti diajarkan. 

Romo Benny menyampaikan untuk mengajarkan pendidikan Pancasila di tahun pelajaran baru ini, akan berisi 70 persen praktek dan 30 persen pengetahuan. Karena itu nanti ada buku refrensi utama, buku untuk murid dan buku untuk guru. "Buku itu akan jadi panduan dunia pendidikan mulai dari usia dini sampai SMA," ujarnya. 

Baca juga : Gelora Kok Belum Dukung Prabowo?

Romo Benny juga menjelaskan bahwa Jawa Tengah menjadi percontohan untuk menerapkan buku yang dibuat BPIP dan Kementerian Pendidikan.

"Buku ini di tulis oleh hampir 200 penulis berkumpul dari seluruh indonesia menjadi buku rujukan, buku untuk guru dan untuk murid, kami baru menyelesaikan revisinya. Sehingga diharapkan bisa siap di cetak. Provinsi Jawa Tengah menjadi projek pertama," katanya.

Kalau melihat hasil survei dari berbagai perguruan tinggi di antaranya Setara institute, UGM bahkan juga Kompas di beberapa kota besar Jakarta Solo Padang, menunjukan 85 persen anak anak SMA mengatakan ideologi Pancasila itu tidak menjadi ideologi permanen.

Menurut dia, sebagian negara besar pendidikan ideologi harus ditanamkan. Contoh kalau dulu setiap hari Senin itu upacara bendera dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membaca bersama-sama teks Pancasila, sekarang semua itu hampir punah. 

“Jadi jangan salahkan anak-anak kita kalau tidak memahami Pancasila dan wawasan kebangsaan,” katanya.

Baca juga : Romo Benny: Pemimpin Harus Berjiwa Pancasila, Bersikap Terbuka Dan Rendah HatiĀ 

Dipertanyaan berikutnya untuk Romo Benny dari seorang Pegawai ASN di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Surya Hidayat  bertanya tentang LGBT atau tentang perilaku seks menyimpang yang sering dipertontonkan di media sosial. Padahal sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu butir sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila ke 2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

"Ini memang dilematis, di satu sisi ada kelainan di seksualnya dan salah pergaulan, yang pertama kita tidak boleh mengunakan kekerasan karena mereka juga ciptaan Tuhan, yang kedua tidak boleh diekspose dan di sosialisasikan LBGT bukan gaya hidup. LGBT bertentangan, namun negara harus hadir," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.