Dark/Light Mode

Soal Cawapres Digosok Terus

Dikomporin, Gibran Nggak Kepancing

Sabtu, 22 Juli 2023 08:08 WIB
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat bertemu dengan Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Foto: Instagram Prabowo Subianto)
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat bertemu dengan Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto. (Foto: Instagram Prabowo Subianto)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka terus didorong-dorong untuk maju menjadi Cawapres. Teranyar, putra sulung Presiden Jokowi itu, dinilai cocok mendampingi Capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Digosok dan dikomporin begitu, Gibran nggak kepancing. 

Dorongan teranyar disampaikan oleh Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi. Budi mengatakan, Gibran punya potensi menjadi Cawapres untuk mendampingi Prabowo. 

Hal tersebut disampaikan Budi saat menjadi narasumber acara bincang-bincang Lanturan yang tayang di Kompas TV, awal Juli lalu. Namun, video potongannya soal Gibran layak jadi Cawapres viral di media sosial, beberapa hari ini. 

Dalam video itu, Budi ditanya oleh pemandu acara, benarkah Gibran akan menjadi Cawapresnya Prabowo? Budi mengatakan, Pilpres 2024 adalah case baru. Kata dia, Jokowi sebagai Presiden dua periode, masih mempunyai elektabilitas yang tinggi. Sementara Capres yang akan maju di Pilpres masih harus bersaing ketat karena elektabilitasnya tak jauh beda. 

Budi lalu menceritakan pengalaman Jokowi saat mengikuti Pilkada dan dua kali Pilpres. Kata dia, sumbangan elektabilitas Cawapres itu biasanya berkisar dua persen dan maksimal enam persen. Namun, Pilpres 2024 berbeda. Posisi Cawapres ikut menentukan kemenangan. 

Baca juga : Bakal Disidang Banteng, Budiman Nggak Gentar

Karena itu, kata dia, sampai saat ini belum ada koalisi yang menentukan Cawapresnya. "Karena Cawapres jadi pertaruhan dan menentukan kemenangan," kata Budi. 

Ia lalu mengutip temuan sebuah lembaga survei tentang elektabilitas Gibran. Kata dia, jika Prabowo diduetkan dengan figur Cawapres yang ada saat ini, peningkatan elektabilitas Prabowo hanya maksimal 2 persen. "Sementara kalau dipasangkan dengan Gibran, peningkatan elektabilitasnya 11-12 persen," ungkapnya. 

Budi menyebut, temuan survei itu memang terbatas. Dan menurut dia, temuan ini wajar, mengingat jumlah pemilih pada Pilpres 2024 didominasi oleh anak muda. "Gibran dengan segala kelebihan dan kekurangannya memang punya potensi dan tingkat popularitas yang tinggi," ujarnya. 

Budi menyebut, Gibran sebagai sosok atau ikon anak muda yang bisa menarik suara pemilih muda di Pemilu mendatang. Namun, kata dia, Gibran belum memenuhi syarat yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu, yaitu untuk maju di Pilpres minimal berusia 40 tahun. 

"Ini mohon maaf, tanpa mendahului konstitusi. Kita tunggu putusan Mahkamah Konstitusi MK soal gugatan syarat menjadi Capres-Cawapres. Selama konstitusi belum boleh, ya enggak bisa. Soal kemampuan dan dukungan, soal lain lagi. Silakan MK putuskan. Kita nggak ikut campur," jelas Budi.

Baca juga : Menangkan Ganjar, Banteng Terjunkan Gibran Cs Jadi Jurkam

Meski banyak yang mendorong, Gibran tak kepancing. Saat ditanya soal sejumlah relawan yang mendorongnya menjadi Cawapres, suami Selvi Ananda itu, tak mau berkomentar banyak. 

"Wapres opo? Wis ojo dibahas meneh (sudah jangan dibahas terus), please. Ojo dibahas terus (jangan dibahas terus). Umure ra cukup (umurnya tidak cukup)," kata Gibran, baru-baru ini. 

Meski saat ini sedang dilakukan uji materi mengenai syarat umur Capres dan Cawapres, ia meminta semua pihak menunggu putusan judicial review. Dia berharap, semua relawan tak lagi mendorongnya menjadi Cawapres.

Lalu, apa kata Gerindra soal peluang Gibran jadi Cawapres Prabowo? Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, saat ini Gerindra baru menjalin koalisi dengan PKB yang diketuai oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Namun, kata Dahnil, tidak menutup kemungkinan pihaknya meminang Gibran menjadi Cawapres Prabowo. Asalkan, hal itu sesuai dengan konstitusi dan disetujui oleh Cak Imin dan Prabowo.

"Pada prinsipnya Pak Prabowo itu bisa bekerjasama dengan siapapun. Baik itu Cawapresnya Cak Imin, atau yang lainnya. Asal kemudian didukung oleh partai yang ikut bekerjasama," ujar Dahnil, saat dihubungi, semalam.

Baca juga : Gerindra Pertimbangkan Cawapres Prabowo Ekonom, Beringin Sodorin Airlangga

Selain disetujui oleh Prabowo dan Cak Imin, pencalonan Gibran juga tidak boleh melanggar konstitusi. Sebab, Gibran baru berusia 35 tahun. Sementara, batas usia minimal Capres dan Cawapres sesuai Undang-Undang Pemilu adalah 40 tahun. 

Untuk diketahui, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah melakukan Judicial Review (JR) ke Mahkamah Konstitusi (MK) agar batas usia minimal maju Capres atau Cawapres diubah menjadi 35 tahun. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak muda bersaing di Pilpres.

Sementara, Pengamat Politik, Adi Prayitno mengatakan, Gibran memang bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo. Namun, ada dua masalah utama yang dihadapi Prabowo jika ingin bersanding dengan Gibran.

Pertama, soal usianya yang baru 35 tahun. Adi menjelaskan, jika Judicial Review hanya ditujukan untuk kepentingan Gibran maju dalam Pilpres 2024, hal itu akan memberi sentimen negatif. “Karena di Indonesia itu ada kesan tidak suka dengan hal-hal yang sifatnya instan,” kata Adi, semalam.

Kedua, Gibran posisinya sebagai kader PDIP. Sehingga tidak mungkin dia bersebrangan dengan Banteng yang sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres. Terlebih lagi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sering mengingatkan agar kadernya tegak lurus. “Jadi, sulit saya membayangkan Gibran pindah ke partai lain hanya untuk mengejar posisi Cawapres,” pungkas Adi. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.