Dark/Light Mode

Calon KSAD Dan Panglima TNI, Menantu Luhut Di Atas Angin

Senin, 7 Agustus 2023 08:13 WIB
Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak. (Foto: Ist)
Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman bakal memasuki masa pensiun pada November 2023. Lalu siapa pengganti keduanya? Dari semua calon yang ada, menantu Luhut Binsar Pandjaitan, Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak berada di atas angin.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan, Panglima TNI pengganti Laksamana TNI Yudo Margono idealnya berasal dari Angkatan Darat atau AD. Bobby menegaskan, pergantian tersebut mengacu aturan yang ada.

Menurut Bobby, saat ini memang ada dua kepala staf yang berpeluang juga jadi Panglima TNI, tapi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo akan pensiun April 2024. Jadi terlalu singkat waktunya. Sementara, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali masih baru walaupun masa aktifnya sampai 2025.

Sementara dari AD, ada tiga sosok jenderal bintang tiga dari matra darat yang layak menjadi Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono. Tiga sosok itu adalah Wakasad Letjen Agus Subiyanto, Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto.

“Ketiganya pernah dalam lingkungan dekat Presiden Jokowi,” kata Bobby kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Prabowo Mesra Dengan PSI, Guntur Romli Keluar Dari Partai

Kata Bobby, Agus Subiyanto pernah menjadi Komandan Paspampres (Danpaspampres) Jokowi, juga pernah menjadi Dandim Surakarta saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Letjen Suharyanto juga dekat dengan Jokowi karena sebelum menjadi Kepala BNPB, Suharyanto adalah Sesmil Presiden Jokowi. Sementara Maruli Simanjuntak yang merupakan menantu Luhut Pandjaitan, sempat juga menjadi Danpaspamres.

Ketiga jenderal ini juga calon kuat KSAD. Namun, kata dia, siapa yang akan diangkat jadi Panglima TNI dan KSAD semuanya tergantung kepada keputusan Jokowi.

Hal senada disampaikan oleh pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi. Kata dia, secara spekulatif, publik melihat peluang lebih besar ada pada penyandang bintang tiga yang menduduki jabatan cukup strategis di lingkungan TNI AD dan Mabes TNI, seperti jabatan Wakil KSAD, Pangkostrad, Komandan Pusterad, Koorsahli KSAD, Pangkogabwilhan, Kasum TNI, Kepala Bais TNI dan Komandan Kodiklat TNI.

"Baru kemudian yang berada di luar formasi seperti Kepala BNPB dan Sesmenko Polhukam," kata Fahmi, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Karena itu, kata dia, dinamika formasi hasil mutasi TNI berikut-berikutnya masih penting untuk dilihat. Peluang terjadinya pergeseran dan hadirnya nama-nama baru mengisi posisi strategis masih belum tertutup, termasuk hadirnya perwira-perwira yang mendapat promosi dari jabatan bintang dua ke bintang tiga.

Baca juga : Tata Janeeta, Bantah Rebut Suami Angelina

Namun, kata dia, perlu juga diingat bahwa pengisian jabatan KSAD ini juga merupakan hak prerogatif Presiden selaku Panglima Tertinggi. Maka bukan tidak mungkin terjadi kejutan atau bursa diwarnai oleh deretan nama-nama perwira yang dinilai memiliki kedekatan dengan Presiden. Baik dari jajaran bintang tiga saat ini, maupun perwira bintang tiga hasil mutasi kelak.

"Baik yang berada dalam formasi maupun yang bertugas di luar TNI-Kemenhan," ungkapnya.

Saat ini misalnya, ada nama Wakasad Letjen Agus Subiyanto, Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak, Kepala BAIS TNI Letjen Rudianto dan Kepala BNPB Letjen Suharyanto, yang karena pengalaman tugas dan jabatannya dinilai cukup dekat dengan Presiden.

Lalu ada juga nama Sesmenko Polhukam Letjen Teguh Pujo Rumekso dan Koorsahli KSAD Letjen I Nyoman Cantiasa yang merupakan peraih Adhi Makayasa. “Saya kira, hingga saat ini jika tidak ada kejutan, mereka memiliki peluang lebih besar untuk masuk bursa KSAD berikutnya,” katanya.

Kejutan seperti apa? Ya kita masih harus melihat gelombang mutasi TNI pada Agustus atau September mendatang. Apakah pensiunnya Danjen Akademi TNI Letjen Teguh Arief Indratmoko akan memunculkan nama pati bintang tiga baru dari lingkungan TNI AD dan mengakibatkan pergeseran posisi bintang tiga lainnya atau tidak. Jika iya, maka konstelasi calon pengganti Jenderal Dudung juga bisa ikut berubah.

Baca juga : Kowarteg Ganjar Adakan Pelatihan Membuat Kue Putu Di Kota Tangerang

Nah yang harus diperhatikan, sesuai undang-undang, Panglima TNI hanya bisa dijabat oleh perwira bintang empat aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan. Artinya, siapapun pengganti Jenderal Dudung nantinya, tentu akan memiliki peluang yang sama dengan KSAL dan KSAU saat ini untuk menjadi Panglima TNI.

Namun selama ini, memang belum pernah terjadi estafet tongkat komando dari matra laut ke matra laut, matra laut ke udara atau sebaliknya dari udara ke laut. Artinya, jika riwayat pergantian Panglima TNI itu juga menjadi pertimbangan, maka harus diakui bahwa KSAD baru tersebut akan memiliki peluang besar untuk diusulkan Presiden menjadi Panglima TNI. 

Artinya juga, faktor kedekatan dan kecocokan dengan Presiden bisa jadi bakal sangat menentukan. Karena itu, sepanjang tidak ada nama baru, menurut saya dari deretan nama-nama di atas, Letjen Agus Subiyanto dan Letjen Suharyanto menjadi lebih layak untuk disorot. 

Bagaimana dengan Letjen Maruli Simanjuntak? Jika melihat usia dan masa aktifnya yang masih cukup panjang (pensiun 2028), dia masih sangat layak untuk masuk bursa KSAD berikutnya, bukan pada bursa pengganti Dudung. "Maruli akan bersaing dengan perwira-perwira segenerasi," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.