Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Digitalisasi Tingkatkan Layanan
Top, MRCCC Raih Peringkat 63 Rumah Sakit Kanker Se-Asia Pasifik
Rabu, 16 Agustus 2023 06:16 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady senang Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Jakarta berhasil menempati peringkat ke-63 sebagai Rumah Sakit (RS) Kanker terbaik di Asia Pasifik.
“Digitalisasi sistem kesehatan menjadi keharusan. Dan capaian MRCCC Siloam menjadi angin segar bagi sektor kesehatan di Tanah Air. MRCCC Siloam menjadi yang paling unggul di Indonesia,” kata John di Jakarta, Selasa (15/8).
Prestasi kelas dunia MRCC Siloam didasarkan pada hasil riset Newsweek dan Statista. Kedua institusi ini melakukan riset layanan rumah sakit spesialis, salah satunya yang mengembangkan kemampuan penanganan kanker.
Di tengah upaya meningkatkan jumlah dokter spesialis dan meningkatkan kualitas kesehatan dan digitalisasi sistem kesehatan agar triliunan rupiah devisa tak lari ke luar negeri, masuknya MRCCC Siloam sebagai rumah sakit terbaik kanker di Asia Pasifik patut diapresiasi.
Riset Statista dan Newsweek menyoroti enam layanan kesehatan, mencakup kardiologi, endocrinology, neurologi, onkologi, orthopedic, dan pediatric. Riset dilakukan di negara-negara Asia Pasifik, meliputi Australia, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand.
Dari layanan kanker, MRCCC Siloam masuk indeks dengan peringkat ke-63, mengungguli Anam Hospital di Korea Selatan, Medanta The Medicity di India, bahkan St Vincents’s Private Hospital di Sydney, serta Subang Jaya Medical Centre di Malaysia.
Baca juga : Calon DPD Ajak Kampanye Massif
RS dari Indonesia yang menembus peringkat 75 besar, ada RS Kanker Dharmais. Sementara, dari Asia Tenggara, banyak diwakili oleh rumah sakit berbasis di Singapura, seperti Mount Elizabeth Hospital dan National Cancer Centre Singapore yang menempati peringkat masing-masing ke-18 dan 9.
Saat ini, sebagaimana dikutip dari dataindonesia.id, rasio dokter spesialis di Indonesia hanya mencapai 0,03 per 1.000 penduduk. Padahal, Pemerintah menargetkan rasio dokter spesialis bisa mencapai 0,28 per 1.000 penduduk.
John mengungkapkan, untuk menyamai peringkat negara-negara maju di Asia Pasifik, seperti Korea Selatan dan Jepang yang mendominasi peringkat teratas riset Statista, dibutuhkan komitmen bersama baik sektor privat maupun Pemerintah.
“Ini tidak hanya persoalan pada hilir layanan rumah sakit, tetapi ekosistem dunia kesehatan. Mulai dari pendidikan dokter spesialis, perizinan hingga permodalan,” kata John.
Direktur Eksekutif Lippo Group itu juga mengatakan, penguatan sektor kesehatan menjadi sangat penting untuk masa depan.
Sebab, mengacu pada riset yang sama, terdapat perkembangan demografi dalam beberapa dekade ke depan terkait kebutuhan layanan spesialis bakal meningkat pesat.
Baca juga : Aplikasi Besutan Prananda Prabowo Nongol Di Peringatan Bulan Bung Karno
Dari riset Statista itu, tegas John, disebutkan bahwa untuk kawasan Asia Pasifik dengan populasi mencapai 4 miliar orang serta PDB melebihi 30 triliun dolar AS, merupakan pasar potensial.
Secara demografi, pada 2050 bahkan penduduk berusia lebih dari 60 tahun akan mengisi seperempat populasi di Asia Pasifik.
“Pergeseran demografi ini akan memunculkan permintaan layanan kesehatan yang tinggi, terutama bagi layanan spesialis,” kata John.
Berkaca dari riset tersebut, John menjelaskan komitmen Lippo Group berperan aktif dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Salah satu yang telah diwujudkan yakni keberadaan MRCCC Siloam yang ditujukkan demi mendukung upaya Pemerintah dan membentu masyarakat untuk menekan risiko kanker.
“Sejauh ini, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Terdapat sekitar 9,6 juta kematian per tahun,” kata John.
Siloam juga telah berperan membantu pemerataan layanan kesehatan berkualitas di Indonesia dengan 47 jaringan rumah sakit. Plus menjadi jaringan rumah sakit swasta terbesar yang melayani pasien BPJS Kesehatan.
Baca juga : Digitalisasi Buku Dapat Tingkatkan Akses Pengetahuan Masyarakat
Sementara, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis digitalisasi sistem kesehatan akan meningkatkan standar mutu serta layanan kesehatan di Tanah Air.
Budi mensyaratkan aplikasi dan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti RS vertikal, RS Pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek, harus mengikuti standar di platform SATUSEHAT.
“Kita mau melakukan digitalisasi secara masif bagi peningkatan mutu kesehatan di Indonesia agar setara dengan negara-negara lain,” kata Budi usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya