Dark/Light Mode

Dengan Hilirisasi, Jokowi Proyeksi Pendapatan Perkapita Naik 2 Kali Lipat Lebih

Rabu, 16 Agustus 2023 17:41 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri Sidang Tahunan MPR, Rabu (16/8). (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi saat menghadiri Sidang Tahunan MPR, Rabu (16/8). (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memproyeksi pendapatan perkapita Indonesia bisa naik dua kali lipat lebih dalam 10 tahun lewat kebijakan hilirisasi.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam pidatonya tentang Penyampaian Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Rabu (16/8).

Hilirasi sebut Jokowi adalah salah satu strategi untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Solusi lainnya adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Hilirisasi yang ingin dikakukan, jelasnya adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral, tapi juga non-mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya yang mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan UMKM, petani, dan nelayan. 

"Sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil,” kata Jokowi.

Kepala Negara meyakini jika ekosistem besar hilirisasi sudah terbentuk, maka hilirisasi akan berbuah manis terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Baca juga : Bicara Soal Capres-Cawapres, Jokowi: Saya Presiden RI, Bukan Pak Lurah

“Sebagai gambaran, setelah kita stop ekspor nikel ore di 2020, investasi hilirisasi nikel tumbuh pesat. Kini telah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar. Ini baru satu komoditas,” imbuhnya.

Jokowi juga menjelaskan bahwa jika pemerintah konsisten melakukan hilirisasi untuk nikel, tembaga, bauksit, minyak sawit, dan rumput laut, maka pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp 153 juta atau 10.900 dolar Amerika dalam sepuluh tahun ke depan. Atau 2 kali lipat lebih dibandingkan saat ini.

Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan capai Rp 217 juta atau 15.800 dolar Amerika, dan dalam 22 tahun, pendapatan per kapita Indonesia akan capai Rp331 juta 25.000 dolar Amerika.

“Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin, kita berada di angka Rp71 juta. Artinya, dalam 10 tahun lompatanya bisa dua kali lipat lebih,” ucapnya.

Untuk menggapai itu semua, Presiden Jokowi menyebut bahwa pemerintah telah memulai meletakkan fondasinya, mulai dari pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang muaranya adalah menaikkan daya saing Indonesia. 

Berdasarkan International Institute for Management Development (IMD), daya saing Indonesia pada tahun 2022 naik dari ranking 44 menjadi 34 di dunia.

Baca juga : Fadjar Gunawan: Aplikasi Connect Bentuk Inovasi Pelayanan Panin Dai-ichi Life

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan pembangunan dari desa, pinggiran, dan daerah terluar yang pada akhirnya memeratakan ekonomi Indonesia dengan dana desa yang digelontorkan total mencapai Rp 539 triliun dari tahun 2015-2023. 

Di samping itu, konsistensi reformasi struktural terutama penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi, semua itu menjadi modal Indonesia untuk meraih kemajuan.

Sementara untuk mempersiapkan sumber daya manusia, pemerintah telah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen di 2022, menaikkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 di 2022, dan menaikkan Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 di 2022. 

“Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya sehingga strategi pertama untuk memanfaatkan kesempatan ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia,” kata Jokowi.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan anggaran perlindungan sosial total sebesar Rp 3.212 triliun dari tahun 2015-2023. Termasuk di dalamnya Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), KIP Kuliah, Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

"Serta re-skilling dan up-skilling tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja dan Program Kartu Pra-Kerja,” jelas Presiden.

Baca juga : Hilirisasi Produk, Launching Susu Ikan Pertama Hadir Di Indramayu

Pada saat yang sama, Presiden melanjutkan, SDM yang telah dipersiapkan harus mendapat lapangan kerja untuk bisa menghasilkan produktivitas nasional. Untuk itu, sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan memberikan nilai tambah sebesar-besarnya harus dikembangkan.

“Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window opportunity kita untuk meraih kemajuan karena Indonesia sangat kaya sumber daya alam, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan,” ungkapnya.

Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah, dan menyejahterakan rakyatnya. 

Menurutnya, hal tersebut bisa dicapai dengan melakukan hilirisasi yang melakukan transfer teknologi, memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.