Dark/Light Mode

Sambut Indonesia Emas, Pengayaan Literasi untuk Anak Sangat Penting

Senin, 28 Agustus 2023 17:27 WIB
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (Foto: Dok. Perpusnas)
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengayaan literasi pada anak saat penting untuk dilakukan. Terlebih, Indonesia akan memasuki usia emas pada 2024, dengan cita-cita menjadi negara maju.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyatakan, untuk menyambut Indonesia Emas 2045, dibutuhkan persiapan yang matang. Salah satunya penguatan literasi.

"Ketika itu kita memasuki masa Indonesia Emas, sehingga pengayaan literasi penting untuk anak saat ini," ujar Yuhronur, dalam talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Senin (28/8).

Dia menambahkan, Pemda Lamongan terus mendorong kualitas manusia agar memiliki daya saing besar meski dengan sumber daya alam terbatas.

Baca juga : Ini Data Sejumlah Penelitian Ilmiah Dampak Penyiraman Air Untuk Tekan Polusi

Untuk meningkatkan kemampuan literasi pada anak, orang tua harus terlebih dulu menyelami potensi buah hatinya. Hal diperlukan agar pembelajaran yang dilakukan bisa optimal diserap anak.

Pegiat literasi keluarga yang juga public figure Shahnaz Haque memaparkan, setidaknya ada tiga jenis belajar anak yang bisa dipelajari dalam melihat potensi anak. "Ada anak yang bergaya visual, audiotori, dan kinestetik," ungkap Shahnaz.

Tipe belajar visual yakni gaya belajar anak melihat dan mencermati. Tipe auditori adalah gaya belajar anak mendengar dan menyimak secara intensif. Sedangkan gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar anak yang dominan menyentuh dan melakukan.

"Keluarga pondasi keterampilan literasi dan pembudayaan literasi membentuk karakter anak," tambah Shahnaz.

Baca juga : Terima Hibah Mesin Kupas, Produksi Kopi UMKM Binaan Pertamina Meningkat

 

Dalam perspektif berbeda, anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki menyebutkan, adanya pergeseran kekuatan global dari Barat ke Asia mendesak Indonesia harus segera bangkit agar memiliki kekuatan ekonomi yang tangguh. "Oleh karena itu, kita mengharapkan, dengan kekuatan literasi, Indonesia mampu bangkit keluar dari stigma sebagai bangsa yang rendah literasi," ujarnya.

Kendalanya, lanjut Zainuddin, alokasi anggaran untuk pengembangan perpustakaan dan literasi belum naik secara signifikan. Masih kisaran Rp 600 miliar. Sama dengan anggaran yang dimiliki Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan. "Kita berupaya paling tidak ditingkatkan menjadi Rp 1 triliun agar literasi bisa didongkrak," lanjutnya.

Dukungan terhadap peningkatan literasi juga ditunjukkan Bunda Literasi Lamongan Anis Kartikawati. Dia menyatakan, selama ini program pembinaan keluarga selalu bertalian dengan program literasi milik pemerintah.

Baca juga : Ketua DPD Sebut Indonesia Telah Meninggalkan Pancasila, Ini Alasannya

"Secara rutin, kami bersama seluruh Bunda Baca se-Lamongan rutin mengadakan pembacaan buku cerita anak-anak oleh Bunda PAUD, perpustakaan keliling, dan memanfaatkan saluran YouTube untuk pembacaan cerita setiap hari Kamis," urai Anis.

Sementara itu, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Sri Sumekar menekankan pentingnya sumbangsih keluarga membangun kecerdasan bangsa. Pola asuh keluarga merupakan fondasi dalam membangun kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual anak.

"Manusia Indonesia yang unggul dimulai dari potensi keluarga yang cerdas karena membaca," ucap Sri Sumekar.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.