Dark/Light Mode

Tawarkan Solusi Gempuran Tiktok Shop Dan Jualan Artis

Ganjar Dengar Keluhan Pelaku UMKM Dan Pedagang Pasar Tradisional

Minggu, 24 September 2023 13:19 WIB
Bacapres Ganjar Pranowo bertemu dengan pedagang pasar tradisional dan UMKM. (Foto: Ist)
Bacapres Ganjar Pranowo bertemu dengan pedagang pasar tradisional dan UMKM. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menyatakan, pemerintah harus melindungi pedagang di pasar tradisional yang kini terancam mati akibat maraknya perdagangan online. Namun solusinya bukan dengan serta merta mematikan tiktok live shop atau melarang artis berjualan.

Menurutnya, negara tidak bisa melarang usaha seseorang yang tidak melanggar hukum. Namun negara bisa mengatur agar aktivitas seseorang tidak menganggu pihak lain.

Baca juga : Dave Laksono: Kami Segera Umumkan Pendamping Prabowo

"Kalau artis jualan sembako itu oke apa tidak? Ya okelah. Itu hak dia berjualan masak kita larang. Negeri ini tidak bisa melarang,  yang bisa dilakukan adalah mengatur," tuturnya dalam Podcast Merry Riana dikutip Minggu (24/9).
  
Menurut Ganjar, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama, pendekatan filosofis yakni melindungi pedagang kecil. Kedua, pendekatan sosiologis yakni mencermati akar permasalahan dan mencari solusi untuk membereskannya. 

"Ini disrupsi sedang terjadi, dan ini soal sosiologis. Maka segera upskilling cepet, pemerintah harus turun tangan mengundang mereka ayo duduk bareng," imbuhnya. 

Baca juga : Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Merias Penari Di Kediri

Proses duduk bersama harus benar-benar terbuka dan pemerintah harus mampu mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak. 

"Kita edukasi UMKM agar siap bersaing, karena kalau melarang artis berjualan kok sadis ya. Tidak semua artis itu kaya. Kita lagi belain mereka soal IP, soal royalti, soal karya mereka kalau karya dibajak kasihan," kata Ganjar. 

Baca juga : Wanita Nelayan Ganjar Beri Pelatihan Pengolahan Bakso Ikan Dan Rumah Produksi

Dilanjutkannya, setelah pendekatan filosofi dan sosiologi itu kemudian yang mendasari kemunculan regulasi.

"Cara yang paling bagus adalah mendengarkan mereka semua. Sehingga representasinya itu akan betul-betul mewakili sampai membuat regulasi. Jadi, filosofi, sosiologis baru regulasi," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.