Dark/Light Mode

PDB Karet Seret Rp 1 Triliun, Moeldoko Dukung Usul MRC Terapkan Teknologi Sadap

Jumat, 5 Januari 2024 14:14 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko. (Foto: KSP)
Kepala Staf Presiden Moeldoko. (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyoroti perlunya optimalisasi peran International Tripartite Rubber Council (ITRC) atau Dewan Karet Tripartit Internasional guna mengatasi penurunan industri karet nasional. 

Moeldoko mendorong agar Indonesia, Malaysia, dan Thailand, yang menjadi anggota ITRC, bersama-sama mengevaluasi kesejahteraan petani karet dan stabilitas harga karet.

Dalam pertemuan dengan perwakilan Malaysia Rubber Council (MRC) di Jakarta, Moeldoko menekankan pentingnya komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet rakyat.

"Kita harus bersama-sama memiliki komitmen untuk menaikkan kesejahteraan para petani karet rakyat di negara-negara anggota ITRC," ujar Moeldoko di gedung Bina Graha Jakarta, Jum'at (5/1).

Pada 2001, ketiga negara tersebut telah menandatangani Deklarasi Bali, yang menegaskan tekad untuk memastikan pendapatan yang adil bagi petani karet kecil.

Baca juga : Salurkan Bansos Ke Pelosok, Pos Indonesia Manfaatkan Teknologi PGC

Moeldoko mengungkapkan keprihatinannya terhadap merosotnya industri karet di Indonesia karena pasokan bahan baku yang semakin minim. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB) industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar sebesar Rp 15,85 triliun atau 7,18 persen pada kuartal II/2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 16,6 triliun. 

"Padahal Indonesia salah satu negara produsen karet terbesar di dunia. Ini sangat ironis," ungkap Moeldoko.

Moeldoko mendukung usulan kerjasama Malaysia Rubber Council (MRC) terkait penerapan teknologi micro cut tapping system untuk penyadapan karet. 

Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi karet hingga 50 persen, bahkan lebih, serta meningkatkan produktivitas perkebunan karet secara keseluruhan.

Baca juga : Gaet Anak Muda, Prabowo-Gibran Manfaatkan Teknologi AI

"Usulan MRC (micro cut tapping system) sangat bagus untuk diimplementasikan di perkebunan karet di Indonesia. Karena akan meningkatkan produksi karet per hektar per tahun, dan juga pohon karet bisa hidup lebih lama," papar Moeldoko.

Moeldoko menyarankan dilakukannya uji coba pertama penerapan teknologi micro cut tapping system pada lahan karet rakyat, dari simulasi awal hingga pengumpulan hasil penyadapan. 

Hal ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi waktu dari teknologi tersebut sebelum diterapkan secara luas.

Sebelumnya, Chairman Malaysia Rubber Council (MRC), Dato Seri Supardi Md Noor, memaparkan bahwa penerapan teknologi ethylene gas di Malaysia berhasil meningkatkan produktivitas karet rakyat. Meskipun berhasil, dia mengakui bahwa implementasi teknologi tersebut membutuhkan biaya yang signifikan, yakni 11 dolar AS per pohon per tahun.

"Ini tentu dirasa akan sangat memberatkan buat petani rakyat, sehingga dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif untuk dapat mengakomodir gap tersebut," tambah Dato Seri Supardi.

Baca juga : Tekan Impor, Moeldoko Dorong Produksi Gunakan Teknologi Modern

Dalam upayanya mendukung industri karet Indonesia, MRC telah menunjuk entitas bisnis yang akan membantu menyusun skema pembiayaan untuk penerapan teknologi ethylene gas pada perkebunan karet rakyat. 

"Kami (MRC) siap bekerjasama agar teknologi tapping yang saat ini sedang diimplementasikan di Malaysia dapat segera diterapkan pada lahan-lahan perkebunan karet rakyat maupun milik pemerintah di Indonesia," pungkas Dato Seri Supardi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.