Dark/Light Mode

Kampanye Politik dan Ruang Publik Kota Antisipatif

Rabu, 6 Maret 2024 21:36 WIB
Kampanye Prabowo-Gibran di masa kampanye lalu. (Foto: RM)
Kampanye Prabowo-Gibran di masa kampanye lalu. (Foto: RM)

Pemilu sebagai pesta demokrasi lima tahunan (yang kini masuk tahap rekapitulasi perhitungan suara KPU), tentu itu menjadi fenomena tersendiri pada aktivitas kampanye politik masyarakat perkotaan. Medium ini merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam menyaring berbagai aktivitas dalam mencapai ataupun mempertahankan tujuan beserta pengembangan kualitas multidimensi kehidupan bernegara.

Peningkatan intensitas aktivitas kampanye politik dengan jumlah konsentrasi massa begitu menonjol dapat ditemui pada ruang publik kotanya sebagai dinamika penggunaan ruang publik kota. Penggunaan ruang publik di berbagai kota-kota Indonesia menarik untuk ditelisik karena dinamikanya kini lebih beragam, menjadi menarik ketika kerumunan massa dalam jumlah besar di ruang publik sering menjadi tempat yang diidam-idamkan.

Kondisi ini akibat perubahan cara berpikir dalam merespons Pemilu sebagai konsekuensi logis akibat keterbukaan sistem praktik berdemokrasi. Meskipun realitas penggunaan aktivitas dalam ruang publik terjadi berbagai konflik dengan aktivitas lain di masyarakat perkotaannya. Konflik terjadi ketika, etika perilaku penggunaan ruang publik dalam aktivitas kampanye politik belum ada aturan rigid dan sering tidak dipahami pelakunya. 

Perilaku Kolektif Massa di Ruang Publik 

Perilaku massa kolektif adalah ciri masyarakat kompleks dalam masyarakat perkotaan, kondisi ini hampir tak pernah terjadi dalam pola masyarakat sederhana (Daljoeni, 1997). Kemunculan gejala-gejala baru terlahir setelah kota-kota besar dengan penduduk padat masyarakat massa. Masyarakat tersebut merupakan kumpulan manusia kuantitatifnya banyak, spatialnya tersebar, bersifat anonymity, memberikan respon (tanggapan) terhadap munculnya rangsangan.

Masyarakat perkotaan memproduksi hasil budayanya secara massal sebagai akibat sifat khusus kontradiksi antar kekuatan sosial yang di dalamnya dan memunculkan aktivitas massa beragam bentuk. Lalu, jadi kelaziman akibat perubahan pada praktik sistem berdemokrasi dan mudahnya akses informasi era global. Pergeseran tersebut ditengarai munculnya perilaku seperti, sikap tak berdaya dan melemahnya inovasi pribadi.

Baca juga : TPN Ganjar-Mahfud: Ungkap Dugaan Kecurangan Pemilu Hak Konstitusional

Beberapa kajian psikologi lingkungan mendedah kontradiksi, eksistensi berbagai kekuatan sosial dalam struktur masyarakatnya yang berperan signifikan bahkan membentuk perilaku kelompok ataupun perorangan dalam peraturan (norma) budaya.

Perilaku kolektif terbentuk berkaitan dengan setting kronologis wadah kegiatan, waktu kejadian peristiwanya. Perilaku kolektif dalam aktivitas kampanye politiknya berkecenderungan pelaku memilih ruang publik sebagai interprestasi tempat-tempat yang bernilai strategis, historis untuk menyuarakan aspirasi-ide gagasan mereka. 

Jalan-jalan protokol merupakan titik ruang publik yang sering digunakan untuk aktivitas politik praktisnya dan lapangan terbuka (taman lingkungan atau taman kota) sebagai sentral (pusat) yang digemari tergantung pada titik simpulnya yang jadi rute (transit) menyuarakan program politik ataupun ide-gagasan kelompok massanya.

Dalam perspektif perkotaan, jalur sirkulasi (pathways) merupakan sebuah organ penting yang berperan sebagai ruang publik terbanyak sebuah kota. Jalur sirkulasi memberikan image sebuah objek, persepsi seseorang mengenai bentuk struktur kotanya, jalan pun menjadi sarana efektif memanifestasikan gagasannya kepada warga kota.

Pada ruang publiknya masyarakat dapat mengakses secara mandiri, termasuk menyampaikan pendapat secara lisan ataupun tertulis. Beraktivitas di ruang publik (individu, kelompok) tidak terlepas oleh peraturan (norma) umum yang berlaku di tempat itu, jenis aturannya tergantung pada tingkatan kepublikan ruang terbukanya.

Penggunaan ruang publik pada jalur sirkulasi, taman lingkungan (taman kota) untuk beraktivitas kampanye politik sebagai bagian dari kegiatan warga kotanya ikut berpartisipasi dalam sistem berdemokrasi dan ruang publik menjadi wadah interaksi sosial antar relasi di dalamnya.

Baca juga : Kampanye Akbar Di Pacitan, Ibas Beri Ruang Milenial Dan Gen Z Unjuk Kreativitas

Sebagai pemahaman, masalah perkotaan itu begitu penting secara kualitatif dan kuantitatifnya menanggung eskalasi fenomena perkotaannya secara berkala. Sekiranya, masalah perkotaan itu diuraikan sebagai masalah antar relasi beserta impact-nya. Sebab, masalah perkotaan bukanlah suatu fenomena berkait dengan aspek-aspek teknis dan perencanaan belaka.

Menata Ruang Publik Kota Antisipatif 

Mengidentifikasi pola-pola bentukan ruang kegiatan dari unsur pembentuk ruang publik kota bersifat fixed, semi fixed, dan non fixed feature. Pembentukan pola karakteristik kegiatan paling mendasar dari sikap kolektif umumnya bergerombol-berkerumun, meskipun secara berkala dan simultan menanggapi rangsangan. Maka, pembentukan behavior setting bersifat non fixed dan bersifat semi fixed feature. Terkadang untuk membuat skema orientasi massa terfokus kepada satu titik semi fixed feature dengan menggunakan tribune, open stage.

Pidato politik, orasi-orasi politik, pekikan slogan dengan menggunakan sistem tata suara adalah bentuk non fixed feature yang membentuk suasana psikologis secara serentak. Dalam situasi kerumunan menggambarkan suatu tanpa identitas, kehilangan tanggung jawab pribadi, mereka tidak membedakan orang karena ikatan emosional dengan kelompoknya lebih dominan akibat terhanyut dalam sugesti suasananya. Bahkan, simbol-simbol fisik secara visualnya menjadi daya tarik untuk digunakan sebagai atribut.

Waktu, tempat dan bentukan behavior setting pada ciri-ciri kegiatannya berlangsung sementara dimaknai ruang publik yang menjadi wadah kegiatan kolektif massa berdurasi pendek. Setelah aktivitasnya bubar, tentu saja ruang publik kembali normal dan berganti aktivitas yang berbeda. 

Uraian di atas sekiranya dapat menjadi langkah mendasar menyusun skema programatik untuk menata ruang-ruang publik kota agar lebih antisipatif mewadahi kegiatan kolektif massa dalam bentuk kampanye politik (rapat umum) : 

Baca juga : Anies: Hati Mana Yang Tak Bergetar Melihat Jutaan Manusia Seperti Ini

Pertama, kegiatan kampanye politik umumnya mengacu pola crowd behavior dengan tindakan orang berkerumun sementara, merespons rangsangan, kegiatan selesai peran ruang publik sebagai behavior setting-nya juga akan selesai. Maka penataannya mengarah pada fleksibelitas, sosialisasi aturan mainnya perlu dilakukan secara masif, perlu penyediaan petugas jaga ruang publik.

Kedua, pemilihan tempat jadi penting. Karena behavior setting pelakunya dengan berbagai macam penggunaan simbol, atribut fisik membentuk lingkungan non dan semi fixed feature yang mempengaruhi psikologis para pelaku di tempat kejadian, penyediaan pelataran-tribune sebagai wadah menyampaikan ide-gagasan mereka sekaligus mengarahkan perilakunya.  

Ketiga, penataannya dirancangan antisipatif dari kemungkinan chaos, pengerusakan massal. Maka, pemilihan material pun harus tepat guna dengan penekanan di elemen arsitekturalnya sehingga tidak membahayakan aktivitas pelakunya, kemudahan akses transportasi (mobil pengaman, ambulans, damkar), memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (call center, papan informasi digital, Wi-Fi, CCTV) yang responsif, meaningful dan memberi makna.

Keempat, menitikberatkan aspek-aspek sosiologis, ekologis, dan simbol budaya lokal untuk menghubungkan relasi masyarakat dengan lingkungannya secara multisektoral. Menciptakan karakteristik ruang publik sebagai wadah interaksi sosial yang menyatukan penggunanya dalam keragaman aktivitas. Diperlukan sebuah regulasi ataupun UU demi ketertiban bersama yang sesungguhnya dapat diwujudkan secara kolektif, partisipasif, agar setiap warga kotanya bisa menikmati  ruang publik dengan rasa nyaman, aman, tertib yang bisa langsung dirasakan oleh para penggunanya. 

noufal riri hananta
noufal riri hananta
Arsitek Profesional, Penulis dan Pemerhati Sosial, Politik dan Budaya

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.