Dark/Light Mode

Demo Tolak Hak Angket DPR

Pemuda Nusantara: Demokrasi Harus Siap Menang Dan Kalah

Kamis, 7 Maret 2024 16:57 WIB
Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Masyarakat dan Pemuda Nusantara (GEMPAR) berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024). Foto: Istimewa
Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Masyarakat dan Pemuda Nusantara (GEMPAR) berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Masyarakat dan Pemuda Nusantara (GEMPAR) berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024).

Dalam aksinya, mereka menuntut menolak wacana Hak A gket DPR karena hanya akan digunakan sebagai alat untuk bargaining politik.

"Manuver politik untuk mendelegitimasi Pemilu 2024 melalui Hak Angket semakin menunjukkan bahwa partai pengusung tidak siap kalah dan hanya mau menang. Sehingga perlu dipertanyakan kembali komitmen mereka terhadap demokrasi yang seharusnya menempatkan suara rakyat di atas kepentingan siapa pun," tegas Koordinator Aksi, Ahmad dalam orasinya.

Lebih lanjut, Ahmad berpesan agar semua pihak mendukung KPU, Bawaslu dan DKPP untuk bekerja sebagaimana mestinya secara independen tanpa intervensi dari pihak mana pun.

Baca juga : Soal Hak Angket, Tobas: NasDem Tunggu Kesiapan PDIP

"Kalau ada yang tidak puas silakan gunakan jalur konstitusional untuk mengajukan gugatan melalui Mahkamah Konstitusi. Bukan memprovokasi masyarakat untuk bergerak turun ke jalan apalagi mendorong Hak Angket yang jelas-jelas hanya akan memperkeruh situasi," jelasnya.

Ahmad mengatakan, sudah waktunya melangkah ke depan. Rekonsiliasi untuk bersama-sama membangun bangsa dan tidak berlarut-larut dalam konflik politik Pemilu 2024.

"Pemilu hampir selesai, mari kita terima hasilnya secara gentle dan sportif, karena hasil Pemilu adalah cerminan suara rakyat," katanya.

Lebih jauh, Ahmad menyoroti Sirekap KPU. Ini merupakan aplikasi yang dibangun untuk memberikan akses kepada masyarakat agar bisa melakukan pengawasan proses penghitungan suara.

Baca juga : Demokrat Nantang Nih Ungkapin Semua Bukti

Namun, itu tidak dapat dijadikan sebagai hasil penghitungan suara Pemilu, penghitungan suara tetap mengacu pada hasil rekap manual yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat TPS, Kecamatan dan seterusnya.

"Sehingga tuntutan untuk melakukan audit Sirekap terkesan sia-sia dan hanya bagian dari penggiringan opini bahwa telah terjadi kecurangan Pemilu yang sejauh ini hanya sekedar isu dan masih sangat jauh serta sulit dibuktikan," tambahnya.

Selain itu, Ahmad kembali menegaskan fenomena kenaikan harga beras dan harga pangan saat ini adalah fenomena yang biasa terjadi menjelang bulan Ramadan.

"Di sini, Pemerintah selalu berhasil mengendalikan kenaikan harga pangan dan mengendalikan inflasi setiap tahun menjelang bulan ramadhan maupun menjelang Idul Fitri," pungkasnya.

Baca juga : Pengamat: Pengguliran Hak Angket Kemunduran Demokrasi Di Indonesia

Di sela-sela aksinya, para pendemo nampak membawa alat peraga berupa spanduk dan poster.  Seperti Audit Sirekap Hanya Upaya Provokasi dan Penggiringan Opini tentang Kecurangan Pemilu yang Nyatanya Sulit Dibuktikan, Tolak Hak Angket Karena hanya akan digunakan sebagai Alat untuk Bargaining Politik, Dukung KPU-Bawaslu Bekerja secara Independen tanpa intervensi dari pihak Manapun'.

Selain itu, juga ada tulisan spanduk lainnya 'Mari bangun Kembali Persatuan untuk Kemajuan Bangsa Indonesia Kedepan, Pendukung 01, 02, 03 sama-sama Rakyat Indonesia, untuk apa saling serang, Mari kita Bangun Kembali Ukhuwah jelang Ramadan untuk Kepentingan Bangsa Ke Depan, dan Dukung upaya pemerintah untuk mengedalikan harga pangan menjelang bulan Ramadan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.