Dark/Light Mode

Satupena Bawa Pesan Profetik Lewat Tadarrus Puisi Ramadan

Sabtu, 16 Maret 2024 18:44 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Tadarrus Puisi Ramadan yang digelar Satupena, sebuah perkumpulan penulis, dinilai membawa banyak pesan profetik.

Hal ini disampaikan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah usai menghadiri rangkaian kegiatan Ramadan itu, Jumat (15/3/2024).

Kegiatan itu dihadiri Ketua Umum Satupena, Denny JA; penyair kondang Sutradji Calzoum Bachri; Prof. Fahry Ali, Yose Rizal Manua; dan Helmi Yahya.

Kemudian, Agus R Sarjono; Jamal D Rahman; Nasir Tamara; Wina Armada; pianis ternama Marusya Nainggolan; dan sederet tokoh lainnya.

Salah satu pesan profetik yang sangat kuat, menurut Toto, tercermin dari rangkaian bait puisi yang dibacakan para penyair. Sebut saja saat Sutardji mendapat giliran.

Baca juga : Diingatkan Pengamat, BNPT Awasi Gelagat Terorisme Selama Ramadan

“Meski disampaikan dengan kemasan kritik (amar maruf nahyi munkar) dan dengan sedikit menghibur, puisi Sutardji tak kehilangan pesan-pesan moral dan spiritualnya,” ungkap Toto, dalam siaran pers, Sabtu (16/3/2024).

Dalam pandangan Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, pesan moral dan spiritual itu tak harus selalu datang dalam bentuk rangkaian ayat-ayat kitab suci.

Menurut dia, pesan moral bisa juga lewat rangkaian bait puisi hasil dari sebuah perenungan yang mendalam dari seorang penyair.

Intinya, kata Toto, jangan selalu melihat kebenaran itu dari wujud fisik yang tampak dan terlihat secara umum baik.

Kebenaran bisa saja datang dari tukang sampah, pemulung, dan bahkan dari seorang pelacur, yang mungkin saja tak bersorban dan tak berkerudung.

Baca juga : Mentan Yakin Produksi Padi Terus Naik Lewat Pompanisasi Air

Dalam konteks pelacur, jelas Toto, dirinya mengaku tak bermaksud melakukan pembenaran terhadap praktik maksiat tersebut.

Namun menurut dia, ada pesan kuat di situ, bahwa orang yang paling miskin itu adalah orang yang sampai mau menjual dirinya.

“Nah, ini bisa jadi tantangan buat para ulama untuk berijtihad, apakah para pelacur atau PSK itu layak menjadi mustahik sebagai penerima zakat? Atau tidak sama sekali. Sementara, kalau kita bicara miskin, justru merekalah orang yang paling miskin karena sampai mau menjual dirinya,” ungkapnya.

Toto menegaskan, itu pesan profetik utama yang harus menjadi bahan renungan semua umat beragama yang seringkali terjebak dalam cara beragama secara formal dan tekstual.

Padahal, kata Toto, begitu banyak pesan profetik para nabi yang sangat universal.

Baca juga : Muhammadiyah Jawa Barat Serukan Politik Bermarwah Berkemajuan

Utamanya, tentang bagaimana hubungan membangun kebaikan di antara sesama umat manusia.

“Mungkin, ini juga pesan penting yang disampaikan Mas Denny (JA) sebagai Ketua Umum Satupena soal adanya tantangan baru umat beragama dalam menghadapi teknologi AI. Apakah pada saatnya akan menggeser peran para juru dakwah, para biksu, pendeta dan lain-lain,” tegasnya.

Dalam konteks ini pula, lanjut Toto, kehadiran AI bukan mustahil juga pada saatnya akan mengubur peran para penyair.

Sebab, bisa jadi, kemampuan AI akan jauh lebih kontemplatif dalam merangkai kata-kata dalam puisi ketimbang para penyair itu sendiri.

“Inilah pesan profetik sekaligus pesan futuristik yang penting sebagai tantangan baik buat para tokoh agama maupun para penyair di masa depan. Jangan-jangan, akan tiba saatnya, robot AI, yang tak berharap masuk surga, akan jauh lebih mulia sikapnya ketimbang manusia yang hanya berhenti pada kata-kata,” cetus Toto.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.