Dark/Light Mode

Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat Sudah Rampung

Sabtu, 24 Februari 2024 07:05 WIB
Kereta cepat keberangkatan Kereta Cepat Jakarta Bandung KCJB saat uji coba di Stasiun Halim, Jumat 15/09/2023. Foto: RIZKI SYAHPUTRA / RM
Kereta cepat keberangkatan Kereta Cepat Jakarta Bandung KCJB saat uji coba di Stasiun Halim, Jumat 15/09/2023. Foto: RIZKI SYAHPUTRA / RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) memastikan pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, sudah rampung. Kabar ini melegakan, sebab setidaknya menjamin keberlangsungan operasional angkutan massal tersebut.

Pembayaran pembengkakan proyek tersebut dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI setelah dapat pinjaman hampir Rp 7 triliun dari China Development Bank (CDB).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pin­jaman dari CDB itu merupakan bentuk pinjaman KAI sebagai pemegang saham di perusahaan konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang selanjutnya akan diteruskan sebagai injeksi modal ke PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

Baca juga : Biden Bakal Hapus Utang Mahasiswa

“Cost overrun sudah tertutupi. Jadi, ini (pinjaman CDB) untuk injeksi, pinjaman pemegang saham. Kemarin sudah cair, kami lagi proses menurunkan (dari KAI ke KCIC),” ujar Tiko sapaan akrab Kartika, di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Seperti diketahui, cost over­run proyek KCJB mencapai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara Rp 18,76 triliun.

Nilai ini kemudian ditanggung oleh PMN (Penyertaan Modal Negara) senilai Rp 3,2 triliun, pinjaman CDB sebesar 448 juta dolar AS (Rp 6,98 triliun), dan sisanya dari injeksi modal perusa­haan China sekitar Rp 8,4 triliun.

Baca juga : DKI Punya Stok Beras 30 Ribu Ton Di Gudang

Karenanya, selain dari pinjaman dari CDB senilai Rp 6,98 triliun itu, pihaknya juga tengah menunggu setoran ekuitas dari pihak konsorsium China yang juga bagian dari pemegang saham PT KCIC, yakni Beijing Yawan HSR Co.Ltd, untuk turut menutupi biaya pembengkakan proyek Kereta Cepat pertama di Asia Tenggara tersebut.

Namun mantan bos Bank Man­diri ini menegaskan, setoran ekui­tas ini berbeda dengan pinjaman yang diperoleh KAI dari CDB.

“Bukan (utang, ini injeksi modal Beijing Yawan). Kalau yang ini (pinjaman CDB) utang KAI, tapi utang KAI disetorkan ke KCIC (sebagai modal),” ucapnya.

Baca juga : Arsenal Vs Newcastle, Meriam London Wajib Menang

Tiko menegaskan, porsi PMN dalam menutup cost overrun memiliki nilai yang paling ke­cil. Artinya, tambalan pem­bengkakan biaya lebih banyak dibayarkan dari utang pemegang saham KCIC.

Tiko mengaku, sejauh ini pihaknya tidak berencana me­nambah atau mengajukan kem­bali Penyertaan Modal Negara (PMN), untuk penyelesaian cost overrun proyek Whoosh.

“Sudah selesai (cost overrun), nggak ada lagi, cukup,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.