Dark/Light Mode

Pesta Adat Suku Dayak Lom Plai 2024 Dongkrak Sektor Wisata Kaltim

Minggu, 21 April 2024 19:46 WIB
Pesta Adat Lom Plai, yang kerap dilakukan suku Dayak Wehea yang ada di Desa Nehas Liah Bing, Kabupaten Kutai Timur. (Foto: Istimewa)
Pesta Adat Lom Plai, yang kerap dilakukan suku Dayak Wehea yang ada di Desa Nehas Liah Bing, Kabupaten Kutai Timur. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kekayaan adat-istiadat dan budaya nusantara, sudah tidak bisa diragukan lagi. Beragam suku bangsa dengan berbagai keunikan dan ciri khasnya adat dan budaya masing-masing memberikan warna tersendiri.

Keanekaragaman tersebut menjelma menjadi identitas Nusantara yang tak ternilai harganya dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Salah satunya Pesta Adat Lom Plai, yang kerap dilakukan suku Dayak Wehea yang ada di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.

Sebagai bagian dari penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Kutai Timur terus mengembangkan potensi seni budaya.

Kegiatan ritual yang dilakukan setelah panen padi ini sudah diselenggarakan secara turun temurun oleh masyarakat dan menjadi agenda tahunan di Kutai Timur, bahkan masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024.

Ritual ini digelar sebagai bentuk syukur masyarakat suku Dayak Wehea kepada Tuhan atas panen yang melimpah, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Pesta adat Lom Plai ini terdiri dari rangkaian acara yang cukup panjang. Festival Lom Plai 2024 kembali digelar sejak 15 April hingga 21 April 2024.

Baca juga : Bamsoet Dukung Gelaran Pecah VW 2024 Dapatkan Rekor MURI

Dimulai dengan Ngesea Egung atau pemukulan gong oleh keturunan raja pada dini hari di rumah adat.

Suara gong mengisyaratkan gotong royong masyarakat kampung dalam menggelar ritual sakral tersebut. Sedangkan puncak dari ritual dari Lom Plai adalah Embob Jengea atau pesta panen.

Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menilai pesta adat Lom Plai Wehea berpotensi mengangkat seni budaya Kutai Timur ke kancah internasional.

"Harapan kita festival budaya ini akan lebih mendunia dan menjadi aset dunia, karena ini sudah jadi warisan UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan),” kata Akmal.

Sementara itu, salah satu Tim Pelaksana dari Dinas Pariwisata Kutai Timur, Ahmad Rifanie mengatakan,

"Festival Lom Plai sama seperti event-event daerah lainnya di mana dapat menjadi branding destinasi Kalimantan Timur, bisa menggerakan Perekonomian lokal dan Nasional, bisa membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan umkm dan pelaku seni, pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (21/4/2024).

Ahmad menambahkan, Industri dan UMKM turut dilibatkan dalam penyelenggaraan Festival Lom Plai 2024 kali ini.

Baca juga : Akusara Sukseskan Wardah Ever Glasting World 2024 Dengan Sensory Marketing

“Kurang lebih akan ada 20 sampai 30 UMKM yang berpatisipasi dengan target pengunjung 10 ribu orang," kata Ahmad.

Sebagai bagian upacara adat Daya Wehea asal Kalimantan Timur, Festival Lom Plai 2024 ditutup dengan kegiatan Bob Jengea atau Embob Jenge, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi yang telah diterima masyarakat Wehea.

Bob Jengea yang menjadi puncak acara festival Lom Plai, dimulai dengan kirab budaya atau pawai yang titik kumpulnya dimulai di hulu kampung.

Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba dayung perahu putra, tarian di atas rakit, seksiang, dan lomba dayung putri hingga embos min untuk membersihkan kampung.

Embos min merupakan kegiatan membuang semua kesialan kampung dan kejahatan yang ada didalam kampung atau pembersihan kampung yang dilakukan beberapa perempuan dewasa.

Ketika mereka berjalan ke hulu atau hilir kampung tidak ada satu pun yang dapat melintas baik itu hewan atau manusia.

Ritual lainnya yang diselenggarakan setelah pembersihan kampung adalah pertunjukan tari kolosal, ritual hudoq, n'luei hudoq, tarian hudoq yang merupakan tarian tradisional suku Dayak Modang dan dipercaya sebagai tarian jin yang dapat membantu manusia.

Baca juga : Kasau Dapat Penghargaan Kehormatan Dari Australia

Lalu rangkaian acara dilanjutkan Tarian Tumbambataq, dan Jiak Keleng sebagai penutup acara.

Ketua Tim Kerja Wilayah Sulawesi dan Kalimantan Direktorat Event Daerah Kemenpar, Vicky Apriansyah, mengatakan harapannya bahwa, event-event daerah yang telah berhasil masuk dalam program KEN bisa terus meningkatkan lima bidang yang jadi penilaian.

“Lom Plai Festival 2024 diharapkan terus menggali ide dan inovasi setiap tahunnya terus menarik minat wisatawan untuk hadir, juga tetap dapat mengangkan unsur kelokalan yang menjadi ciri khas daerah tersebut,” ujarnya.

Vicky menambahkan, Festival Lom Plai 2024 harus dapat mengemas kegiatan, sehingga dapat berjalan dengan lancar dengan pengaturan kerumunan, mempersiapkan mitigasi risiko, membuat event memiliki experience untuk pengunjung.

Vicky menambahkan, untuk menjadi event yang naik kelas tentu saja event ini juga harus bisa memberikan dampak ekonomi, pariwisata, lingkungan sehingga bermanfaat untuk masyarakat maupun untuk daerahnya.

“Ke depannya diharapkan event ini juga bisa mempunyai rencana sponsorship, sehingga dapat mengembangkan event menjadi lebih besar,” pungkas Vicky.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.