Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Gunung Ruang, raksasa yang menjulang di tengah laut Sulawesi Utara, kembali menunjukkan taringnya pada 30 April 2024. Letusannya tidak hanya memuntahkan abu dan lava, tetapi juga membawa ancaman baru: tsunami.
Sejarah mencatat kengerian tsunami Gunung Ruang setinggi 25 meter di tahun 1871, yang menelan korban jiwa hingga 400 orang. Peringatan PVMBG tentang potensi tsunami kali ini kembali menyegarkan ingatan kelam tersebut.
Para ahli vulkanologi meyakini letusan Gunung Ruang masih menyimpan sisa energi yang dapat memicu letusan dahsyat di masa depan. Prediksi letusan besar di tahun 2036 masih membayangi, meskipun prediksi sebelumnya di tahun 2004 meleset.
Baca juga : Gempa M5,0 Guncang Pacitan Jawa Timur, Tidak Berpotensi Tsunami
Bahaya Gunung Ruang tak hanya berhenti di situ. Pakar vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Mirzam Abdurrahman mengatakan interaksi air laut dengan magma panas di kawah dapat memicu letusan eksplosif yang lebih besar, seperti yang terjadi di Gunung Anak Krakatau pada tahun 2018.
"Longsor air laut masuk bukannya seperti panas disiram, namun panas tersebut melentik kemudian memicu letusan yang lebih besar," kata Mirzam, dikutip dari laman ITB.
Ancaman Gunung Ruang tak hanya mengintai di timur laut, tetapi juga di barat daya. Masyarakat di wilayah tersebut diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Baca juga : Gempa M6,5 Goyang Kabupaten Garut, Tidak Berpotensi Tsunami
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah mitigasi bencana, seperti meningkatkan edukasi masyarakat dan membangun sistem peringatan dini. Namun, peran aktif masyarakat juga tak kalah penting.
Masyarakat di sekitar Gunung Ruang diimbau untuk tidak memasuki zona berbahaya dalam radius 5 kilometer dari pusat kawah aktif.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker yang dibasahi air saat berada di luar ruangan.
Baca juga : Gempa M4,8 Guncang Kuta Selatan Bali, Tidak Berpotensi Tsunami
Membasahi masker dapat membantu memaksimalkan penangkapan abu vulkanik, sehingga melindungi pernapasan dari bahaya debu dan partikel halus yang berbahaya, masyarakat juga dihimbau untuk mentutup sumber-sumber air bersih yang berpotensi tercermar abu vulkanik.
"Kita tidak bisa menghindar, karena indonesia merupakan tempat lahirnya gunungapi, maka yang bisa kita lakukan adalah mengenal karakter gunungapi," pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya