Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadi Komisaris Garuda

Yenny Wahid Kebagian ``Piring Kotor``

Kamis, 23 Januari 2020 08:12 WIB
Yenny Wahid. (Foto: Teddy O. Kroen/RM)
Yenny Wahid. (Foto: Teddy O. Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, menunjuk Yenny Wahid sebagai komisaris independen Garuda Indonesia. Putri Gus Dur itu kebagian membersihkan ‘piring kotor’ yang ditinggalkan eks Dirut Ari Askhara.

Kemarin, Garuda menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Agendanya memilih jajaran direksi dan komi saris. Pemegang saham menunjuk Irfan Setiaputra sebagai direktur utama. Irfan menggantikan posisi Ari Askhara yang dicopot Erick akhir tahun lalu karena kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Sementara di jajaran komisaris, pemegang saham menunjuk Triawan Munaf sebagai komisaris utama dan Chairal Tanjung sebagai wakil komisaris. Komisaris Independen ditempati Yenny Wahid, Elisa Lumbantoruan, Peter Gontha.

Dari jajaran komisaris itu, nama Yenny mendapat sorotan luas. Meski tak masuk timses Jokowi-Ma’ruf, Yenny memang aktif mengkampanyekan pasangan tersebut saat pilpres. Bahkan tak segan pasang badan membela Jokowi.

Baca juga : BKS Mau Minta Satu Jatah Komisaris Garuda Untuk Kemenhub

Kiprahnya membela Jokowi di Pilpres kemarin, rupanya tak sia-sia. Putri Gus Dur bernama lengkap Zannuba Arif fah Chafsoh ini, mendapat kursi sebagai komisaris Garuda. Erick mengaku, memilih Yenny lantaran dianggap punya kemampuan mumpuni. “Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya,” kata Erick, kemarin.

Senada disampaikan Jubir Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Kata dia, Yenny diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang kini membelit Garuda. “Salah satunya isu perempuan juga bisa terselesaikan,” kata Arya, kemarin.

Garuda saat ini memang punya banyak masalah. Mulai dari utang yang membengkak, armada yang sudah tua, dan isu tak sedap lainnya di masa Ari Askhara.

Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menilai, posisi komisaris cukup strategis dalam membenahi maskapai Garuda. Komisaris memang tidak perlu memiliki kemampuan teknis soal penerbangan. Posisinya lebih banyak mengawasi kebijakan dan kinerja perusahaan. Komisaris bisa meminta masukan dari ahli terkait persoalan teknis.

Baca juga : Garuda Indonesia Semoga Bisa Kembali Terbang Tinggi

Apa saja masalah Garuda saat ini? Alvin bilang masalah yang membelit maskapai pelat merah itu cukup berat. Pertama, Garuda punya utang yang jatuh tempo tahun ini sebasar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun. Utang ini cukup besar. Tidak mungkin dibayar dengan atau hasil bisnis. “Pasti dibayar dengan utang lagi. Ha rus cari utang yang lebih murah dari utang lama,” kata Alvin, kemarin.

Pekerjaan rumah lain yang harus dibenahi adalah masalah internal. Di maskapai itu masih terjadi kubu-kubuan. Ini tentu tidak sehat. Terjadi sikut-sikutan dan saling jegal. Direksi baru diharapkan bisa membangun kebersamaan agar bisa kompak.

Masalah lain adalah soal pesawat milik Garuda yang sudah tua. Rata-rata sudah berusia 8-10 tahun. Jumlahnya pun cukup banyak. Ada puluhan. Dari segi bisnis ini tidak menguntungkan. Armada lama sudah tidak efisien. “Dari aspek keselamatan tidak masalah, tetapi efisiensinya sudah menurun,” jelasnya.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan melakukan peremajaan. Namun untuk membeli pesawat baru, tentu harus pikir-pikir dulu. Pasalnya pesawat bukan barang murah. Pesawat Boeing 737-800 atau tipe terbaru harganya sekitar 80 juta dolar AS atau Rp 1,12 triliun.

Baca juga : Kisruh Garuda dan Sriwijaya Dibongkar Yusril

Persoalan lain adalalah strategi pemasaran dan pelayanan. Garuda diharapkan bisa memperbaiki penghasilan rute-rute internasional dan memperkuat jaringan rute internasional, termasuk kerja sama dengan maskapai lainnya dalam skyteam.

Senada disampaikan pengamat pener bangan yang juga mantan KSAU Chappy Hakim. Kata dia, membenahi Garuda tidak cukup dengan mengganti jajaran direksi dan komisaris. Kata dia, dalam 2-3 tahun ini Garuda sudah beberapa kali ganti manajemen. Namun masalah tak kunjung selesai. Artinya ada masalah serius yang harus ditangani dengan benar.

Chappy menegaskan, akar permasalahan yang selama ini membelit harus dicari terlebih dulu, kemudian ditangani dan diselesaikan. Soal Garuda yang rugi melulu, misalnya. Dia bilang, manajemen harus mencari di mana letak persoalannya. Apakah armada yang sudah tua sehing ga tidak efisien atau rute yang bermasalah.

Apabila sudah ditemukan akar permasalahannya, lanjutnya, dicarikan solusi penyelesaiannya, kemudian disiapkan manajemen yang bisa menangani persoalan tersebut. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.