Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Anggota DPR Tanya Kapolri Soal Penyekapan Penyidik KPK

KPK Akui Harun di Sekitaran PTIK

Jumat, 31 Januari 2020 07:30 WIB
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: Istimewa)
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - KPK ternyata sudah mendeteksi keberadaan Harun Masiku di sekitaran Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, setelah OTT Wahyu Setiawan. Namun, Harun tak terdeteksi lagi keberadaannya. Di DPR, para wakil rakyat mencecar Kapolri Idham Azis terkait isu penyidik KPK ditahan semalam suntuk di PTIK.

Yang bertanya ke Kapolri itu, Sarifuddin Sudding (PAN) dan Benny K Harman (Demokrat) dalam Rapat Dengar Pendapat antara Polri dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, kemarin.

Sudding yang mengawali. Politisi PAN ini menyatakan, saat ini ada isu liar yang menyebutkan seolah-olah Polisi menghalangi proses penegakkan hukum yang di lakukan penyelidik KPK terhadap Harun yang di duga berada di dalam PTIK pada Rabu, 8 Januari lalu.

“Apa yang sesungguhnya terjadi di PTIK? Sampai ada berita bahwa penyelidik KPK itu diinterogasi dan itu dilakukan pemeriksaan urine dan sebagainya. Waktu itu, apa yang sesungguhnya terjadi di PTIK?” tanya Sudding kepada Jenderal Idham.

Sudding juga bertanya, apakah benar malam itu Harun Masiku dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, berlindung di PTIK. Mendapat pertanyaan ini, Idham menjawab dengan tenang. Dia mengaku tidak tahu pasti kejadian waktu itu.

Yang jelas, saat itu di PTIK sedang dilakukan sterilisasi. Sebab, paginya, tanggal 9 Januari, Wapres Ma’ruf Amin hendak melakukan olahraga di sana.

“Sesuai protap kita sejak malam di-clear-kan di sana. Kalau terus ketemu, mi salnya beberapa penyelidik KPK, Polri tidak tahu apa proses yang ada di dalam. Itu yang saya tahu yang dila porkan Gubernur PTIK dan Kadiv Pro pam tentang kasus di PTIK,” tutur Idham.

Baca juga : Bareskrim Tangkap Penyiram Air Keras ke Penyidik KPK Novel Baswedan

Jawaban ini tak membuat Sudding puas. Dia kembali mencecar Idham. “Bukan itu yang saya tanyakan. Apakah benar Harun Masiku bersama seseorang ada berlindung di PTIK?”. Idham menggeleng.

“Kami nggak tahu masalah itu, mungkin informasi di luar sedang seliweran kami sendiri nggak tahu,” jawab Idham.

Beres Sudding, giliran Benny yang mencecar Idham dengan pertanyaan serupa. “Informasi yang disampaikan ke pada kami, betul apa tidak, penyidik KPK pada saat itu disekap semalam suntuk?” tanya politisi senior Partai Demokrat ini.

Dia juga mempertanyakan urusan Harun ke PTIK. Spekulasi yang beredar, kata Benny, kuat dugaan Harun kenal baik dengan pimpinan PTIK yang juga mantan Dirdik KPK Aris Budiman.

“Ya karena satu kampung atau apa, nggak tahu saya. Ini mesti dijelaskan karena jadi tanda tanya juga, HM (Harun Masiku) ke PTIK ada apa di sana?” tanya dia lagi.

Idham membantah. Dengan tegas, mantan Kabareskrim ini menyatakan tak ada penyekapan terhadap beberapa ang gota penyelidik KPK di PTIK.

“Saya tidak mau berandai-andai di ruang terhormat ini, tapi yang jelas, yang per tama tidak ada kata penyekapan,” ucapnya. Yang ada, katanya, hanya sekadar pemeriksaan. Idham kembali menyebut, saat itu pengamanan di Kompleks PTIK sedang ditingkatkan karena akan ada kunjungan Wapres Ma’ruf Amin.

Baca juga : 18 Tahanan Kasus Korupsi Jalani Kebaktian di Rutan KPK

“Bahwa ya karena paginya mau ada kegiatan Wakil Presiden tentu orang yang mereka dengan dalih mau sembayang tentu diperiksa Provos PTIK,” imbuhnya.

Untuk pertanyaan kedua, Idham tak bisa memastikan.

“Kemudian apakah (Harun Masiku) hadir di sana karena hubungan dengan Gubernur PTIK, saya juga tidak mau berandai-andai di ruangan ini. Yang jelas, saya tidak tahu kalau yang bersangkutan ada di PTIK,” elaknya.

Sebelumnya, Benny juga sempat mempertanyakan soal keberadaan Harun dan penyekapan penyelidik KPK di PTIK ke Ketua KPK, Firli Bahuri, dalam RDP dengan KPK pada Senin lalu. Saat itu, Firli juga mengaku tak tahu dengan alasan saat kejadian sedang berada di Surabaya.

Sementara itu, semalam, Plt Jubir KPK, Ali Fikri, membenarkan, pada 8 Januari penyelidik KPK mendeteksi keberadaan Harun di PTIK. “Malam itu (Harun) diduga berada di Kebayoran Baru, sekitaran PTIK, sehingga tim penyelidik bergerak ke arah posisi tersebut,” ujar Ali, di Gedung KPK.

Lantaran sudah masuk waktu Isya, di PTIK, tim penyelidik singgah di masjid untuk menunaikan salat. Saat itu lah terjadi kesalahpahaman antara tim KPK dengan petugas Provost. “Di sana sedang dilakukan sterilisasi tempat karena rencana ada kegiatan esok harinya,” ucapnya.

Para penyelidik itu sempat diperiksa petugas Provost hingga akhirnya tim dijemput Deputi Penindakan KPK yang telah berkoordinasi dengan Polri. Harun pun lolos dari kejaran tim KPK.

Baca juga : KPK Evaluasi Penerapan Pendidikan Antikorupsi di Sekolah

“Kemudian tidak bisa me nga mankan karena kehilangan yang bersangkutan. Itu bagian dari proses OTT ini. Kan kita menggunakan berbagai teknik, informasi intelijen dan sebagainya. Artinya memang tidak berhasil untuk menangkap saat itu,” tutur dia.

Meski sudah sekitar tiga pekan Harun menghilang, KPK enggan disebut gagal. “Bukan tidak berhasil atau ti dak bisa menangkap, tapi belum (berhasil),” elak Ali. Dia mengklaim, KPK bersama aparat kepolisian masih terus berupaya dengan berbagai cara untuk membekuk Harun.

Ali optimistis, penangkapan terhadap Harun hanya persoalan waktu. “Ini soal waktu kapan kami bisa menemukan yang bersangkutan dan menangkap serta membawa ke KPK untuk dimintai pertanggungjawaban secara hukum,” tegasnya.

Terpisah, politikus Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi pengakuan KPK itu. “Akhirnya hari ini @KPK_RI mengakui Harun Masiku ada di sekitar PTIK tanggal 8 Januari. Artinya, dia ada di Indonesia!

Pertanyaannya kemudian: mengapa tanggal 13 Januari KPK masih mengatakan Masiku ada di Luar Negeri? Padahal dengan mata kepala sendiri sudah melihat dia ada di Jakarta tanggal 8 itu?” ucap Jansen lewat akun Twitternya, @jansen_jsp, kemarin. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.