Dark/Light Mode

Kementan-Bali Komitmen Kendalikan Kasus Kematian Babi

Sabtu, 15 Februari 2020 20:45 WIB
I Ketut Diarmita (kanan) dan Wayan Koster (Foto: Humas Kementan)
I Ketut Diarmita (kanan) dan Wayan Koster (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menyampaikan kesiapan dan komitmen untuk terus membantu Pemprov Bali mengendalikan penyakit pada babi yang dalam satu bulan terakhir ini menjangkiti beberapa wilayah di Pulau Dewata tersebut. Hal tersebut disampaikan Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, saat menemui Gubernur Bali, Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali, Jumat (14/2).        

Menurut Ketut, penyakit babi yang terjadi di Bali merupakan suspek African Swine Fever (ASF). Tindakan pengendalian yang dilakukan petugas kesehatan hewan di Bali sudah tepat. Hal ini terbukti dengan terkendalinya kasus.         

"Berbeda dengan daerah ataupun negara lain, kasus kematian babi di Bali saat ini hanya mencapai 0,11 persen dari total populasi babi di Bali yang berjumlah 800 ribu ekor. Artinya, petugas sudah sigap menghadapi kasus ini," ucapnya.         

Baca juga : China Laporkan 143 Kasus Kematian Baru Akibat Covid-19

Ketut juga menjelaskan bahwa Pemerintah telah berupaya membangun kapasitas dalam menghadapi kasus seperti kematian babi di Bali. Karena kejadian kasus memang sudah diprediksi akan terjadi sebelumnya. Hal ini mengingat adanya penerbangan langsung dari negara tertular serta praktik pemberian sisa-sisa makanan sebagai pakan yang memang biasa dilakukan masyarakat. 

"Pakan diduga merupakan sumber masuknya penyakit ini, mengingat sifat virus yang tahan pada makanan olahan dan juga di lingkungan," ungkapnya. Namun demikian, Ketut juga menegaskan bahwa virus penyebab penyakit babi di Bali ini tidak dapat menular ke manusia, sehingga masyarakat dihimbau tidak takut konsumsi daging babi. 

Pada kesempatan itu, Ketut memperkenalkan sebagian anggota tim ahli yang terdiri dari beberapa guru besar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) yakni Prof I Nengah Kerta Besung dan Prof IGN Kade Mahardika (FKH Unud), Prof Sri Hadi Agung Priyono dan Prof I Wayan Teguh Wibawan (FKH IPB University), AA Gde Putra (Komisi Ahli Kesehatan Hewan), dan Agung Suganda (Kepala Pusvetma) yang saat ini dalam proses mengembangkan vaksin untuk mencegah ASF. "Dalam waktu dekat, prototipe vaksin akan segera diujicobakan, mudah-mudahan berhasil, sehingga bisa mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut," imbuhnya.      

Baca juga : BUMN Diminta Berdayakan Koperasi Karyawan

Ketut menjelaskan, pembuatan vaksin ASF ini tidak mudah, dan telah banyak negara mencoba membuatnya. Namun, belum ada yang berhasil membuat vaksin yang efektif mencegah penyakit. Ia berharap ada terobosan dalam pengembangan vaksin di Indonesia.     

Wayan Koster menyampaikan apresiasinya kepada Kementan atas dukungannya dalam pengendalian penyakit babi yang terjadi. Ia meminta Ida Bagus Wisnuardhana, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dan jajarannya untuk tetap sigap dalam mengantisipasi kasus, dan mencegah penyebaran penyakit. "Ini penting, mengingat babi merupakan penghidupan bagi masyarakat, khususnya untuk masyarakat Bali," ungkapnya.      

Mengakhiri kunjungan, Ketut kembali menegaskan komitmennya untuk terus membantu pengendalian penyakit pada babi di Bali. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.