Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Irma Minta Pemerintah Libatkan Pemda dalam Penanggulangan Corona

Jumat, 13 Maret 2020 13:30 WIB
Irma Suryani Chaniago (Grafis: Iyong/RM)
Irma Suryani Chaniago (Grafis: Iyong/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, tak setuju dengan pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, bahwa Pemerintah tidak memiliki kewajiban memberi tahu Pemda terkait hasil tes spesimen pasien suspect Virus Corona alias Covid-19. Menurutnya, pernyataan itu kontra produktif terhadap hadirnya negara dalam menanggulangi penyebaran Corona.

"Jika pemerintah menginformasikan hasil tes spesimen kepada dokter yang merawat pasien saja, justru membahayakan. Karena justru Pemda, sesuai dengan tupoksi instansinya/ dinas kesehatan, wajib mendapat informasi tersebut dalam rangka mengkonsolidasikan kepada instansi di bawahnya untuk sigap dalam menghadapi pendemi yang sudah seperti hantu dalam penyebarannya," ucap Ketua DPP Partai Nasdem ini, Jumat (13/3).         

Dalam kondisi normal, kata Irma, riwayat pasien memang menjadi privasi. Tapi, dalam kondisi pendemi seperti ini, tidak boleh ada yang ditutupi ke sesama instansi yang memang bertanggung jawab. Dalam status pendemi, privasi pasien hanya untuk publik, bukan untuk instansi pemerintah yang berkepentingan dan bertanggung jawab," terangnya. 

Baca juga : Siloam Siap Dukung Pemerintah Tangkal Penyebaran Covid-19

Menurut Irma, penanganan wabah Corona ini harus menjadi tanggung jawab komprehensif semua instansi terkait dalam koordinasi penanggulangan terpadu. Kemenkes sebagai ketua tim harus beranggotakan Kemenkes, Imigrasi, Kementerian Pariwisata, Menko Perekonomian, Kemenhub, dan Kepala Daerah.         

"Kenapa harus secara komprehensif dan terpadu? Sebagaimana kita tahu, Indonesia ini terdiri atas banyak pulau. Pengawasan di bawah juga masih lemah. Ini berbahaya jika tidak betul-betul dikontrol," terangnya.        

Irma menegaskan, memang benar semua pihak tidak boleh gagap, apalagi panik dalam menghadapi wabah ini. Tapi, yang harus menjadi perhatian adalah efek dominonya terhadap turunnya pertumbuhan ekonomi. Sebab, struktur ekonomi nasional sangat interdependent dengan ekonomi luar.             

Baca juga : Imam Nahrawi Bantah Main HP Dalam Sel

"Apa pun yang kita produksi dan konsumsi, ada komponen impornya. Kalau close border, yang pertama kali terpukul adalah kelas menengah dan perkotaan. Ini akan sangat bahaya. Makanya kita harus betul-betul hati hati," pesannya.         

Sebenarnya, tambah Irma, korban demam berdarah jauh lebih banyak dibanding Corona. Sejak 3 bulan lalu, sudah 103 orang meninggal. Artinya, korban deman berdarah jauh lebih banyak dari yang meninggal akibat Corona.         

"Kenapa kita harus khawatir dan sensitif Corona? Tidak lain karena efek domino corona yang sangat berbahaya. Bukan saja terhadap kesehatan manusia, tetapi juga sangat berbahaya terhadap keberlangsungan ekonomi suatu negara," terangnya.

Baca juga : Bank Pelat Merah Rame-rame Tangkis Dampak Corona

Untuk itu, tambah Irma, sebaiknya cara berpikir dan bertindak juru bicara pemerintah terkait koordinasi penanggulangan corona diperbaiki. "Karena bisa jadi kontraproduktif terhadap kerja pemerintah dalam menanggulangi pendemi Corona di Tanah Air," tandasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.