Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Ekonomi

Luhut Masih `Busung Dada`

Senin, 11 Mei 2020 05:51 WIB
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi ekonomi kita sedang morat-marit. Gara-gara corona, banyak pabrik dan perusahaan tutup. PHK di mana-mana. Banyak rakyat menjerit karena sudah tidak punya penghasilan. Meski begitu, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan masih bisa “membusungkan dada”. Luhut bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertengger di tiga besar di Asia.

Luhut menegaskan, yang ekonominya terpukul akibat corona bukan hanya Indonesia. Tapi dunia secara keseluruhan. Justru, Indonesia masih baik, karena ekonominya masih tumbuh. “Dari sumber-sumber institusi ekonomi dunia, Indonesia masih dikategorikan di 3 ekonomi Asia yang masih tumbuh," ujar Luhut, dalam Bincang Khusus di kanal YouTube RRI NET OFFICIAL, kemarin.

Luhut tidak menyebutkan secara jelas apa institusi yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik ketiga di Asia. Ia hanya merinci 3 negara di Asia yang masih bisa tumbuh. Pertama, China di rentang 2 persen. Kedua, India di kisaran 1 persen. Ketiga, Indonesia di kisaran 0,5 persen. "Sebenarnya kita masih dalam posisi yang cukup baik," lanjut Luhut.

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Target, Tapi Masih Paling Oke Dibanding Negara Lain

Luhut menyadari, akan ada bahaya jika penanganan antara ekonomi dan Covid-19 tidak berimbang. "Kemarin sudah diumumkan, kuartal pertama ini kita tumbuh 2,9 persen. Kita berharap, di kuartal kedua ini jangan sampai di bawah 0 lah," harapnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 tumbuh melambat sebesar 2,97 persen (year on year). Jika dibandingkan dengan kuartal IV-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat turun 2,41 persen.

Di tengah kemerosotan itu, Luhut tetap punya harapan bahwa ekonomi Indonesia di kuartal kedua bisa tumbuh antara 1 atau 2 persen. Dasar pijakannya, adalah modeling pemerintah, yang memperkirakan kasus Covid-19 akan mulai turun di pekan ketiga dan keempat bulan ini. "Setelah Covid ini makin bisa dikontrol," terangnya.

Baca juga : Mereka Pejuang Ekonomi, Kartini Masa Kini

Namun, Luhut menekankan bahwa perkiraan itu juga bergantung pada tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan. Mulai dari jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker.

Selain itu, pemerintah juga tidak serta-merta menunggu pandemi Covid-19 berlalu untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Luhut menerangkan, sejumlah terobosan tetap harus dilakukan. "Tidak juga membaik dengan sendirinya, harus didorong. Makanya stimulus diberikan," sebutnya.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyarankan pemerintah tidak kegirangan dulu dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini. Dia menyebut, saat ini ekonomi Indonesia masih tumbuh positif karena ditopang konsumsi rumah tangga. Bukan investasi. "Karena investasi asing pun pastinya akan surut ya. Akan signifikan turun. Pengusaha enggak mau ekspansi saat ini. Bertahan aja udah cukup bagus," kata Josua, lewat sambungan telepon tadi malam.

Baca juga : Pekan Ini, Nasib Bundesliga Diputuskan

Untuk menjaga pertumbuhan, kata dia, dalam jangka pendek pemerintah diharapkan mempercepat pencairan dana untuk masyarakat berpenghasilan rendah, lewat sejumlah program bantuan sosial, baik yang disalurkan pemerintah pusat maupun daerah. "Pencairan dana untuk program Jaring Pengaman Sosial, PKH, dan bansos lainnya itu harus benar-benar cepat disalurkan," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan makin banyaknya masyarakat berpenghasilan menengah turun kelas menjadi berpenghasilan rendah. Karena jumlah karyawan yang di-PHK selama pandemi Covid-19 meningkat. Jika kelompok masyarakat korban PHK ini tidak ditolong, dampak pertumbuhan ekonomi diprediksi akan semakin merosot tajam di kuartal kedua. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.