Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Media Wajib Lawan Hoaks dan Beri Semangat Publik Hadapi Covid-19
Minggu, 17 Mei 2020 23:34 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Di tengah pandemi Covid-19, marak bertebaran berita hoaks yang meresahkan. Bahkan sampai-sampai bikin kepanikan publik. Mestinya, seluruh pihak, terutama media, mengabarkan semangat dan optimisme dalam menghadapi pandemi global ini.
The Jakarta Institute mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melawan penyebaran hoaks di tengah merebaknya pemdemi Covid-19. Ajakan tersebut disebarkan melalui video testimoni yang mencerdaskan dengan menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki kapasitas di bidangnya. Seperti Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, Anggota DPD RI Prof Sylviana Murni, Direktur Eksekutif The Jakarta Institute Reza Fahlevi, dan sejumlah praktisi media.
Tri Adhianto menyatakan, media memiliki kontribusi yang besar dalam mengabarkan informasi bagi masyarakat. Sehingga media harus memiliki sumber yang kapabel dan produj jurnalistiknya dapat menambah informasi bagi masyarakat. Ia juga mengajak menghindari berita hoaks yang dapat memperkeruh suasana serta meminta media senantiasa mengabarkan informasi yang valid dan kredibel, melalui cek dan ricek, yang dapat dipertanggung jawabkan.
"Dalam masa pandemi ini Kementerian Kominfo menyebut ada 700 berita hoaks yang tersebar. Sehingga saya mengajak masyarakat dan media untuk menghindari dan saling cek dan ricek agar informasinya yang didapat bermanfaat bagi publik," ungkapnya.
Baca juga : Pentingnya Menjaga Kulit Sehat Dan Lembab Selama Pandemi Covid-19
Sedangkan Reza Fahlevi menyayangkan maraknya informasi hoaks yang berkembang di masyarakat tentang Covid-19. Berdasarkan data, perputaran hoaks juga terbilang cukup tinggi. Menurut data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat 607 kasus hoaks terkait Covid-19.
Reza pun menyoroti maraknya tips kesehatan yang keliru dan teori konspirasi global serta kabar bohong yang berkembang di masa pandemi ini. Dia pun mengajak media massa untuk mengabarkan berita sesuai kode etik jurnalistik. "Selanjutnya hindari berita hoaks yang dapat memperkeruh suasana dan mengganggu kondisi psikologi masyarakat. Media juga bertanggung jawab menyampaikan berita yang isinya memupuk semangat masyarakat menghadapi pandemi ini," imbaunya.
Baca juga : Bisnis Pegadaian Meroket Di Tengah Wabah Corona
Dia juga mengajak masyarakat untuk patuh dengan protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hang diterapkan di daerah masing-masing. Karena jika tidak patuh, semua akan sia-sia. "Kita harus bersatu padu melawan penyebarannya dan kita sebagai masyarakat harus bergotong royong satu sama lain untuk memutus mata rantai itu," ajaknya.
Hal serupa disampaikan Sylviana Murni. Dia juga mengajak masyarakat dan pers untuk bersama-sama melawan Covid-19 dengan menerapkan pola hidup sehat, physical distancing, rajin cuci tangan, dan selalu memakai masker. Hal tersebut dilakukan selain untuk menjaga diri, juga untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya